web analytics
Mengenal Sastra Jendra Hayuningrat - DUNIA KERIS

Dunia Keris Selamat siang kadang kinasih perkerisan. Pada goresan pena kali ini aku akan mengajak kerabat sekalian buat mengenal secara singkat perihal Sastra Jendra. Bagi orang yang belajar kawruh Kejawen, tajug diatas tentu bukanlah hal yang asing lagi. Sastra Jendra Hayuningrat. Meskipun banyak yang telah mendengar istilah-istilah tadi, akan tetapi sporadis ada yang mengetahui apa makna yang terkandung sebenarnya. Secara harfiah, arti Sastra Jendra Hayungrat artinya suatu ujung dari segala akhir ilmu atau pepuntoning laku, atau akhir dari penjelmaan hidup. Adapun berdasarkan Wedatama, Sastra Jendra Hayuningrat merupakan ilmu Kasampurnaan atau Ilmu Luhur, yaitu suatu ilmu perihal esensi daripada wujud atau ilmu kalam dan dikenal menjadi maupun Ilmu Theologi. Sedangkan penjelasan paling sederhana dari R. Ng. Ronggo Warsito, Sastra Jendra Hayuningrat artinya jalan atau cara buat mencapai kesempurnaan hidup. Apabila seluruh orang di global ini melakukannya, maka bumi akan sejahtera.

Nama lain dari Sastra Jendra Hayuningrat artinya sastra cetha yang berarti sastra tanpa papan dan tanpa tulis. Walaupun tanpa papan dan tulis, akan tetapi maknanya sangat terang dan dapat digunakan menjadi serat Paugeraning Gesang.Ada 7 macam tahapan bertapa yang wajib dilalui buat mencapai hal itu.1. Tapa Jasad: Tapa jasad artinya mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. Lakunya nir dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi kepada diri kita diterima bareng legowo dan tabah.2. Tapa Budhi: Tapa Budhi memiliki arti menghilangkan segala perbuatan diri yang hina, seperti halnya nir amanah kepada orang lain.3. Tapa Hawa Nafsu: Tapa Hawa Nafsu artinya mengendalikan nafsu atau sifat angkara marah yang timbul dari diri eksklusif kita. Lakunya artinya senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,simpel memberi maaf dan taat kepada Gusti Allah Kang Moho Suci.4. Tapa Cipta: Tapa Cipta berarti Cipta/otak kita membisu dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya ngesti surasaning raos ati. Berusaha buat menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, menjadi akibatnya nir simpel diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau waspada agar senantiasa bisa memusatkan pikiran kepada Gusti Allah semata.5. Tapa Sukma: Dalam tahapan ini kita terfokus kepada kenyamanan jiwa. Lakunya artinya lapang dada dan memperluas rasa kedermawanan bareng senantiasa eling kepada fakir miskin dan membagikan sedekah secara lapang dada tanpa pamrih.6. Tapa Cahya: Ini merupakan tahapan tapa yang lebih dalam lagi. Prinsipnya tapa kepada tataran ini artinya senantiasa eling, awas dan waspada menjadi akibatnya kita akan menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi).Tentu saja seluruh ilmu yang kita dapatkan itu bukan dari diri kita eksklusif, melainkan dari Gusti Allah. Semua ilmu tadi merupakan 'titipan', sama bareng nyawa kita yang sewaktu-waktu dapat diambil Gusti Allah menjadi Sang Pemilik dari segalanya. Jadi nir seharusnya kita merasa arogan bareng ilmu yang telah dititipkan Gusti Allah kepada kita. Matur Nuwun…

Leave a Reply