web analytics
Sejarah Lengkap Perjalanan 28 tahun Admiral Agung Cheng Ho - DUNIA KERIS

Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Ketika kita membincang tentang penjelajah dunia, bisa jadi Cristopher Columbus menjadi ingatan pertama. Tak lain karena Columbus diyakini sebagi penemu benua Amerika. Meski ada beberapa sejarawan yg masih meragukan hal itu.

Pada saat Christopher Columbus secara tak sengaja salah menavigasikan arah perjalanan ke Hindia Barat & malah menemukan Benua Amerika, Dunia baru tadi sebenarnya sudah menjadi warta lama bagi banyak orang.

Ternyata sejarah menyatakan bahwa sudah banyak penjelajah yg mendarat di benua Amerika sebelum Columbus. Hanya saja, mereka tampaknya kalah tenar dengan kisah pelayaran Columbus yg secara tak sengaja sudah menemukan Dunia Baru tadi pada 12 Oktober 1492.
Sejarah juga mencatat, dibalik nama besar Colombus ini, masih ada beberapa nama yg tak kalah sohor. Beberapa di antaranya adalah nama berikut ini :

Vasco da Gama (1469 1524)
Dia adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis, yg menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.

Da Gama ditugasi oleh Raja Manuel I dari Portugal buat mencari negeri-negeri Kristen di benua Timur. Pelayaran da Gama berhasil menciptakan rute lautan dari Eropa ke India yg memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute kafilah Jalur Sutera yg mahal & tidak aman, antara Timur Tengah & Asia Tengah. Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya buat membawa barang-barang yg menarik bagi bangsa-bangsa di Asia Kecil & India. Vasco da Gama mendarat di Calicut, 20 Mei 1498

Afonso de Albuquerque
Lahir di Alhandra pada tahun 1453 di dekat kota Lisbon, Portugal, dia pada suatu masa dikenal sebagai The Great, The Caesar of the East and as The Portuguese Mars.

Dari ayahnya pula ia memiliki hubungan darah / keturunan dengan keluarga kerajaan Portugal. Dia mendapatkan pendidikan dalam bidang matematika & Latin Klasik pada masa kekuasaan Afonso V dari Portugal, & setelah wafatnya bangsawan itu, ia bekerja di Arzila, Morocco buat beberapa saat. Pada saat ia kembali ia ditunjuk sebagai kepala penasihat buat Joo II dari Portugal.

Marco Polo (15 September 1254 – 8 Januari 1324)
Dia adalah seorang pedagang & penjelajah Italia. Ia pergi ke Cina semasa berkuasanya Dinasti Mongol. Ia terkenal karena kisah-kisahnya sangat menarik & aneh bagi bangsa Eropa. Pada masa itu, bangsa Barat tidak mengenal dunia Timur.

Sebagian cendekiawan beropini bahwa Marco Polo memang pergi ke Cina, akan tetapi tidak mengunjungi semua tempat yg digambarkan dalam bukunya (misalnya Xanadu).

Salah satu kisah Marco Polo yg menarik buat bangsa Indonesia adalah cerita tentang unicorn atau kuda bertanduk satu yg menurutnya dijumpainya di pulau Sumatra. Tetapi, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yg ditemukan Marco Polo itu bukanlah unicorn melainkan badak Sumatra.

Fernando de Magelhaens
Dia adalah orang pertama yg berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia, orang Eropa pertama yg melayari Samudra Pasifik, & orang pertama yg memimpin ekspedisi yg bertujuan mengelilingi bola dunia. Meskipun Magelhaens sendiri tewas terbunuh oleh Datuk Lapu-Lapu di Filipina dalam persinggahannya di Hindia Timur sebelum menuju Eropa, delapan belas anggota kru & armadanya berhasil kembali ke Spanyol pada tahun 1522, setelah mengelilingi bumi.

James Cook (27 Oktober 172814 Februari 1779)
Dia adalah seorang penjelajah & navigator Inggris. Ia mengadakan 3 perjalanan ke Samudra Pasifik & berhasil menentukan garis-garis pantai utamanya. Cook juga membuat peta.
Cook adalah orang Eropa pertama yg mengunjungi Hawaii. Selain itu, dia juga merupakan orang Eropa kedua yg berhasil mencapai Selandia Baru (setelah Abel Tasman) & berhasil memetakan seluruh garis pantainnya.

Amerigo Vespucci (lahir 9 Maret 1454 meninggal 22 Februari 1515)
Dia adalah seorang pedagang, penjelajah, & pembuat peta dari Italia. Ia memegang peranan vital dalam penjelajahan pantai timur Amerika selatan antara tahun 1499 & 1502. Dalam perjalanannya yg kedua, ia menemukan bahwa Amerika selatan memanjang ke selatan lebih jauh daripada yg diperkirakan oleh orang Eropa saat itu, & menyimpulkan bahwa ini bukanlah India, melainkan sebuah Benua Baru. Pada 1507, Martin Waldseemller menerbitkan sebuah peta dunia & memberi benua baru ini nama "Amerika" menurut Vespucci. Amerigo Vespuci adalah orang yg menamakan Benua Amerika.

Tahukan kita, dibalik nama nama besar penjelajah di atas, masih tersisa satu nama yg ternyata lebih hebat dari itu semua. Dia adalah Laksamana Cheng Ho.
Siapa Laksamana Cheng Ho?

Baik, ayo kita mengenalnya lebih jauh. Laksamana Cheng Ho adalah sosok bahariawan muslim Tionghoa yg tangguh & berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, serta perkembangan Islam di Nusantara. Cheng Ho (1371 1435) adalah pria muslim keturunan Tionghoa, berasal dari propinsi Yunnan di Asia Barat Daya. Ia lahir dari keluarga muslim taat & sudah menjalankan ibadah haji yg dikenal dengan haji Ma. Dalam sejarah Indonesia, Laksamana Cheng Ho dikenal dengan nama, Sam Po Kong Zheng He, Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thay Kam, & lain-lain. Laksamana Sam Po Kong berasal dari bangsa Hui, salah satu bangsa minoritas Tionghoa.

Selama hidupnya, Cheng Ho atau Zheng He melakukan petualangan antar benua selama 7 kali berturut-turut dalam rentang waktu 28 tahun (1405-1433). Tak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, & Afrika pernah disinggahinya. Pelayarannya lebih awal 87 tahun dibanding Columbus. Juga lebih dulu dibanding bahariwan dunia lainnya seperti Vasco da Gama yg berlayar dari Portugis ke India tahun 1497. Ferdinand Magellan yg merintis pelayaran mengelilingi bumi pun kalah duluan 114 tahun.

Konon, pada usia sekitar 10 tahun Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming di Yunnan. Pangeran dari Yen, Chung Ti, tertarik melihat Cheng Ho kecil yg pandai, tampan, & taat beribadah. Kemudian ia dijadikan anak asuh. Cheng Ho tumbuh menjadi pemuda bagak & brilian. Di kemudian hari ia memegang posisi vital sebagai Admiral Utama dalam angkatan perang.

Pada saat kaisar Cheung Tsu berkuasa, Cheng Ho diangkat menjadi Admiral Utama armada laut buat memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan pada tahun 1406. Sebagai Admiral, Cheng Ho sudah tujuh kali melakukan ekspedisi ke Asia Barat Daya & Asia Tenggara.

Misi muhibah pelayaran yg dilaksanakan oleh Laksamana Cheng Ho bukan buat melaksanakan ekspansi, melainkan melaksanakan misi perdagangan, diplomatik, perdamaian, & persahabatan. Ini merupakan pelayaran yg menakjubkan, berbeda dengan pengembaraan yg dilakukan oleh pelaut Barat seperti Cristopherus Colombus, Vasco da Gamma, atau pun Magelhaes.

Ekspedisi Cheng Ho ke 'Samudera Barat' (sebutan buat lautan sebelah barat Laut Tiongkok Selatan sampai Afrika Timur) mengerahkan armada raksasa. Pertama mengerahkan 62 kapal besar & belasan kapal kecil yg digerakkan 27.800 ribu awak. Pada pelayaran ketiga mengerahkan kapal besar 48 buah, awaknya 27 ribu. Sedangkan pelayaran ke 7 terdiri atas 61 kapal besar & berawak 27.550 orang. Bila dijumlah dengan kapal kecil, rata-rata pelayarannya mengerahkan 200-an kapal. Sementara Columbus, saat menemukan benua Amerika 'cuma' mengerahkan 3 kapal & awak 88 orang.

Kapal yg ditumpangi Cheng Ho diklaim 'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) & lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarawan, JV Mills kapasitas kapal tadi 2500 ton. Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol & Portugal serta pelayaran modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap agresi badai, serta dilengkapi teknologi yg saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik.

Sebagai bahariawan besar sepanjang sejarah pelayaran dunia yg melayari samudera selama 28 tahun tadi, setidaknya sudah tercipta 24 peta navigasi yg berisi peta mengenai geografi lautan. Selain itu, Cheng Ho sebagai Muslim Tiong Hoa, berperan vital dalam berbagi agama Islam di Nusantara & kawasan Asia Tenggara.

Dalam Sejarah Dinasti Ming tak terdapat banyak keterangan yg menyinggung tentang asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan, dikenal sebagai kasim (abdi) San Bao. Nama itu dalam dialek Fujian biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) yg lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M) merupakan anak ke-2 pasangan Ma Hazhi & Wen.

Saat Ma He berumur 12 tahun, Yunnan yg dikuasai Dinasti Yuan direbut oleh Dinasti Ming. Para pemuda ditawan, bahkan dikebiri, lalu dibawa ke Nanjing buat dijadikan kasim istana. Tak terkecuali Cheng Ho yg diabdikan kepada Raja Zhu Di di istana Beiping (kini Beijing).

Di depan Zhu Di, kasim San Bao berhasil menunjukkan kehebatan & keberaniannya. Misalnya saat memimpin anak buahnya dalam agresi militer melawan Kaisar Zhu Yunwen (Dinasti Ming). Abdi yg berpostur tinggi besar & bermuka lebar ini tampak begitu gagah melibas lawan-lawannya. Akhirnya Zhu Di berhasil merebut tahta kaisar.

Ketika kaisar mencanangkan program pengembalian kejayaan Tiongkok yg merosot output kejatuhan Dinasti Mongol (1368), Cheng Ho menawarkan diri buat mengadakan muhibah ke aneka macam penjuru negeri. Kaisar sempat kaget sekaligus terharu mendengar permintaan yg tergolong nekad itu. Bagaimana tidak, jujur itu wajib dilakukan dengan mengarungi samudera. Namun karena yg hendak menjalani adalah orang yg dikenal berani, kaisar oke saja.

Berangkatlah armada Tiongkok di bawah komando Cheng Ho (1405). Terlebih dahulu rombongan besar itu menunaikan shalat di sebuah masjid tua di kota Quanzhou (Provinsi Fujian). Pelayaran pertama ini mampu mencapai daerah Asia Tenggara (Semenanjung Malaya, Sumatera, & Jawa).

Tahun 1407-1409 berangkat lagi dalam ekspedisi kedua. Ekspedisi ketiga dilakukan 1409-1411. Ketiga ekspedisi tadi menjangkau India & Srilanka. Tahun 1413-1415 kembali melaksanakan ekspedisi, kali ini mencapai Aden, Teluk Persia, & Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417-1419) & keenam (1421-1422). Ekspedisi terakhir (1431-1433) berhasil mencapai Laut Merah.

Pelayaran luar biasa itu menghasilkan kitab Zheng He's Navigation Map yg mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam kitab ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, & aneka macam pelabuhan. Jalur perdagangan Cina berubah, tidak sekadar bertumpu pada 'Jalur Sutera' antara Beijing-Bukhara.

Dalam mengarungi samudera, Cheng Ho mampu mengorganisir armada dengan rapi. Kapal-kapalnya terdiri atas atas kapal pusaka (induk), kapal kuda (mengangkut barang-barang & kuda), kapal penempur, kapal bahan makanan, & kapal duduk (kapal komando), plus kapal-kapal pembantu. Awak kapalnya ada yg bertugas di bagian komando, teknis navigasi, militer, & logistik.

Berbeda dengan bahariwan Eropa yg berbekal semangat imperialis, armada raksasa ini tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yg disinggahi. Mereka hanya mempropagandakan kejayaan Dinasti Ming, menyebarluaskan pengaruh politik ke negeri asing, serta mendorong perniagaan Tiongkok. Dalam majalah Star Weekly HAMKA pernah menulis, "Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu, yg banyak adalah 'senjata budi' yg akan dipersembahkan kepada raja-raja yg diziarahi."

Sementara sejarawan Jeanette Mirsky menyatakan, tujuan ekspedisi itu adalah memperkenalkan & mengangkat prestise Dinasti Ming ke seluruh dunia. Maksudnya agar negara-negara lain mengakui kebesaran Kaisar Cina sebagai The Son of Heaven (Putra Dewata).

Bukan berarti armada tempurnya tak pernah bertugas sama sekali. Laksamana Cheng Ho pernah memerintahkan tindakan militer buat menyingkirkan kekuatan yg menghalangi kegiatan perniagaan. Jadi bukan invasi atau ekspansi. Misalnya menumpas gerombolan bajak laut Chen Zhuji di perairan Palembang, Sumatera (1407).

Dalam kurun waktu 1405-1433, Cheng Ho memang pernah singgah di kepulauan Nusantara selama tujuh kali. Ketika berkunjung ke Samudera Pasai, dia menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh. Lonceng tadi saat ini tersimpan di Museum Banda Aceh. Tempat lain di Sumatera yg dikunjungi adalah Palembang & Bangka.

Selanjutnya mampir di Pelabuhan Bintang Mas (kini Tanjung Priok). Tahun 1415 mendarat di Muara Jati (Cirebon). Beberapa cindera mata spesial Tiongkok dipersembahkan kepada Sultan Cirebon. Sebuah piring bertuliskan Ayat Kursi saat ini masih tersimpan baik di Kraton Kasepuhan Cirebon.

Ketika menyusuri Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada itu) sakit keras. Sauh segera dilempar di pantai Simongan, Semarang. Mereka tinggal di sebuah goa, sebagian lagi membuat pondokan. Wang yg kini dikenal dengan sebutan Kiai Jurumudi Dampo Awang, akhirnya menetap & menjadi cikal bakal keberadaan warga Tionghoa di sana. Wang juga mengabadikan Cheng Ho menjadi sebuah patung (diklaim Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong), serta menciptakan kelenteng Sam Po Kong atau Gedung Batu.

Perjalanan dilanjutkan ke Tuban (Jatim). Kepada warga pribumi, Cheng Ho mengajarkan tatacara pertanian, peternakan, pertukangan, & perikanan. Hal yg sama juga dilakukan sewaktu singgah di Gresik. Lawatan dilanjutkan ke Surabaya. Pas hari Jumat, & Cheng Ho mendapat kehormatan menyampaikan khotbah di hadapan warga Surabaya yg jumlahnya mencapai ratusan orang. Kunjungan dilanjutkan ke Mojokerto yg saat itu menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Di kraton, Raja Majapahit, Wikramawardhana, berkenan mengadakan audiensi dengan rombongan bahariwan Tiongkok ini.

Sebagai orang Hui (etnis di Cina yg identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Kakeknya seorang haji. Ayahnya, Ma Hazhi, juga sudah menunaikan rukun Islam kelima itu. Menurut Hembing Wijayakusuma, nama hazhi dalam bahasa Mandarin memang mengacu pada ungkap 'haji'.

Bulan Ramadhan adalah masa yg sangat ditunggu-tunggu Cheng Ho. Pada tanggal 7 Desember 1411 sesudah pelayarannya yg ke-3, pejabat di istana Beijing ini menyempatkan mudik ke kampungnya, Kunyang, buat berziarah ke makam sang ayah. Ketika Ramadhan tiba, Cheng Ho memilih berpuasa di kampungnya yg senantiasa semarak. Dia tenggelam dalam kegiatan keagamaan sampai Idul Fitri tiba.

Setiap kali berlayar, banyak awak kapal beragama Islam yg turut serta. Sebelum melaut, mereka melaksanakan shalat jamaah. Beberapa tokoh Muslim yg pernah ikut adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha'ban, & Pu Heri. "Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yg kebanyakan terdiri atas orang Islam," tulis HAMKA.

Ma Huan & Guo Chongli yg fasih berbahasa Arab & Persia, bertugas sebagai penerjemah. Sedangkan Hassan yg juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian (Provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan diplomasi Tiongkok dengan negeri-negeri Islam. Hassan juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rombongan ekspedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan jenazah di laut atau memimpin shalat hajat saat armadanya diserang badai.

Pada perjalanan pelayaran muhibah ke-7, Cheng Ho sudah berhasil menjalankan misi kaisar Ming Tai-Teu (berkuasa tahun 1368 1398), yaitu misi melaksanakan ibadah haji bagi keluarga istana Ming pada tahun 1432 1433. Misi ibadah haji ini sengaja dirahasiakan karena pada saat itu, bagi keluarga istana Ming menjalankan ibadah haji secara terbuka sama halnya dengan membuka selubung latar belakang kesukuan & agama.

Untuk mengesankan bahwa pelayaran haji ini tidak ada hubungannya dengan keluarga istana, sengaja diutus Hung Pao sebagai pimpinan rombongan. Rombongan haji itu tidak diikuti oleh semua armada dalam rombongan ekspedisi ke-7. Rombongan haji ini berangkat dari Calleut (kuli, kota kuno) di India menuju Mekkah (Tien Fang).

Demikianlah misi perjuangan & misi misteri menunaikan ibadah haji yg dijalankan Cheng Ho, & misi tadi berhasil. Akan akan tetapi Cheng Ho merasa duka karena tidak bisa bebas berlayar menuju tanah leluhurnya, Mekkah, buat beribadah haji & berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, pada ekspedisi ke-5, armada Cheng Ho sudah berhasil mencapai pantai timur Afrika dalam waktu 3 tahun. Dalam kesempatan tadi, armada Cheng Ho berkunjung ke kerajaan di Semenanjung Arabiah & menunaikan panggilan Allah ke Mekkah.

Sejarah tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap diminati oleh aneka macam kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, maupun masyarakat keturunan Tionghoa. Chneg Ho sudah menjadi duta pembauran negeri Tiongkok buat Indonesia yg diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun Yong Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Sumatera & Pulau Jawa sebanyak enam kali.

Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), & Palembang. Sebagian besar daerah yg pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang & dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, & lain-lain. Gerakan dakwah pada masa itu sudah mendorong kemajuan urusan ekonomi perdagangan & perekonomian di Nusantara.

Dalam perjalanan muhibahnya, setiap kali singgah di suatu daerah ia banyak menciptakan pembauran melalui bidang perdagangan, pertanian, & peternakan. Misi muhibah yg dilakukan Cheng Ho membagikan mamfaat yg besar bagi negeri yg dikunjunginya.

Kemakmuran masjid juga tak pernah dilupakan Cheng Ho. Tahun 1413 dia merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430 memugar Masjid San San di Nanjing yg rusak karena terbakar. Pemugaran masjid mendapat bantuan langsung dari kaisar.

Beberapa sejarawan meyakini bahwa petualang sejati ini sudah menunaikan ibadah haji. Memang tak ada catatan sejarah yg membuktikan itu, tapi pelaksanaan haji kemungkinan dilakukan saat ekspedisi terakhir (1431-1433). Saat itu rombongannya memang singgah di Jeddah. Nuwun.

Disarikan dari situs :
Wikipedia
Tionghoa Muslim
Biar sejarah yg bicara
Dan diolah dari aneka macam sumber terpilih lainnya

Leave a Reply