web analytics
Mengakses Rahasia Jati Diri - DUNIA KERIS

Dunia Keris Pada tulisan ke 2 atau sebelumnya, baca disini Begitu simpel & sederhana, akan akan tetapi sangat jarang kita melakukan ini karena kita lalai & seringkali lupa. Apalagi kita nir pernah memahami caranya. Kita nir akan bisa memanfaatkan kekuatan diri secara optimal. Selanjutnya atau tulisan ketiga ini kita akan membicarakan secara khusus paras. Kenapa aku bilang secara khusus? Karena inilah sambungan batin kita, inilah akses kita selanjutnya.

Akses ini adalah software lanjutan menurut penguasaan badan atau jasmani menjadi sosialisasi kekuatan jati diri melalui kekuatan paras kita. Dalam konsep ini indera buat mengenal kekuatan diri melalui paras atau rupa adalah cerminan diri yang bersifat batin. 1% cerminan paras batin pada seseorang biasa dibaca oleh orang lain, 99% lagi rahasia & tersembunyi, & hanya tertentu orang itu yang memahami. Cerminan batin kita 99% hanyalah kita sendiri yang memahami.

Disebutkan pula bahwa paras batin manusia pada alam tersembunyi & rahasia adalah sama bersama paras atau rupa lahiriah manusia yang nampak & bisa dilihat. Bahwa paras batin itu bersifat gaib, akan akan tetapi timbul indera buat melihatnya secara tertentu sebesar 99% itu.

Kadang kinasih perkerisan.Kita balik  ke pembicaraan badan atau jasmani. Secara umum badan atau jasmani kita selalu sama bersama manusia lainnya dimana saja dimuka bumi ini. Badan atau jasmani sama-sama memiliki bulu walau tidak sinkron banyak bulunya (timbul yang lebat timbul yang sedikit), maupun memiliki kulit, daging, otak, tulang, jantung hati, urat nadi, darah, rambut, kuku dll. Inilah kecenderungan umum manusia pada dunia ini. Itu adalah sifat-sifat fisik yang statis pada seluruh manusia. Sedangkan pembeda yang paling mendasar hanyalah paras (face) saja yang tidak sinkron. Wajah adalah pembeda yang bergerak maju antara manusia yang satu bersama manusia yang lainnya. Benar mbuh galat ini?

Sekarang marilah kita bicarakan cara buat mengenali kekuatan tertentu melalui akses secara khusus paras ini. Begitu pentingkah hal ini kita lakukan? Tentu saja hal ini sangat krusial, karena kita akan mengetahui & menguasai faktor pembeda alamiah agar kita bisa mengoptimalkan potensi kekuatan diri kita secara fenomenal & konsisten. Wajah bukan hanya sekedar seonggok daging & tulang saja. Wajah diciptakan Tuhan tidak sinkron tentu saja timbul maksudnya. Inilah yang akan kita ketahui. Begitu pentingnya paras, hingga hingga kita selalu memperhatikan syarat paras kita setiap hari. Kita nir mau paras kita menurut-asalan saja, kita nir mau paras kita terlihat sedikit tidak sinkron karena semraut & kusam. Kita mau paras kita selalu terlihat fress & menyegarkan bukan?

Wajah pada banyak literatur disebutkan menjadi cerminan hati, maka menurut itu waktu seseorang menengok wajahnya pada sebuah cermin seakan kenal bersama dirinya. Ini suatu yang masuk akal & biasa. Bagaimana yang luar biasanya? Untuk tujuan ini tentu saja bukan hal yang biasa. Kita akan dapati sebuah rahasia yang maupun fenomenal. Dari hal yang selama ini kita anggap sederhana, nantinya kita anggap luar biasa. Kenapa aku sebut sederhana? Karena pembicaraan kita ini hanyalah seonggok paras yang biasa kita dapati sehari-hari saja. Tapi, bagaimana kita melihatnya menurut sudut pandang yang tidak sinkron, maka akan tidak sinkron pula hasilnya.

Lagi-lagi ini akan menyampaikan manfaat bagi kita seluruh. Kita akan memahami faktor pembeda potensi kekuatan tertentu kita. Haruskah kita selalu bercermin buat urusan ini? Tentu saja nir. Karena kita nir perlu indera lain selain yang sudah timbul pada tubuh kita sendiri. Karena Tuhan sudah menciptakan manusia secara tepat, inilah kelebihan kita bersama makhluk lainnya. Disini aku bukan melarang kerabat perkerisan buat bercermin lho yaa… Yang aku maksud bukan itu, ini adalah akses biasa agar kita menjadi luar biasa.

Pada dasarnya paras atau rupa manusia terdiri menurut verbal, hidung & 2 mata, itu yang primer. Yang lainya adalah pelengkap saja. Tidak seluruh manusia tumbuh kumis & jenggot tebal bukan? Inilah aku maksud yang primer yakni verbal hidung & mata. Tapi aku nir akan banyak membicarakan verbal, hidung & mata, karena sekali lagi aku bukan pakar anatomi tubuh manusia. Yang akan kita bicarakan disini adalah paras atau rupa misalnya cerminan diri.

Saya misalnya punya nama menjadi Ulul Rosyad, jika aku bertemu kerabat perkerisan akan akan tetapi waktu bertemu itu aku lupa menyebut nama, apakah kerabar perkerisan lupa bersama aku buat pertemuan selanjutnya? Tentu nir lupa bukan? Inilah maksud aku paras (rupa) menjadi cerminan aku menjadi yang pernah ketemu panjenengan sekalian. Karena paras aku bisa kerabat perkerisan jangan lupa lagi, bahwa itu adalah yang mewakili diri aku walau kerabat perkerisan belum memahami nama aku. Jadi cerminan paras dalam pembicaraan ini adalah paras menjadi faktor pembeda antara manusia yang satu bersama manusia yang lainnya. Bukan menjadi persamaan fungsi, akan akan tetapi menjadi pembeda rupa.

Hal ini akan berlaku bagi siapa saja. Walau orang kembar yang punya paras sama sekalipun, kita tetap akan bisa membedakannya. Aika nir bisa membedakannya, inilah yang aku sebut tadi orang lain hanya tau 1% menurut batin anda. Sekarang apa interaksi paras & batin kita itu? Kita jangan lupa bahwa paras adalah adalah cerminan batin 1% bagi orang lain, akan akan tetapi 99% bagi diri kita sendiri. Wajah memang tampak & sangat bisa dipandang orang lain, akan akan tetapi belum tentu orang lain faham bersama batin kita, bukan begitu? Jadi bagaimana cara sebenarnya agar kita bisa mengerti & menguasai kekuatan tertentu kita bersama mengerti paras kita itu? Untuk melakukan ini kita nir perlu tambahan indera misalnya cermin. Aika buat memahami kekuatan diri hanya bersama cermin saja, kita sama artinya misalnya orang lain yang melihat diri kita. Karena apabila cermin nir timbul maka kita akan lalai bersama paras kita sendiri, atau jika kita nir berjumpa bersama sahabat kita maka kita nir melihat wajahnya, ini sama saja ketergantungan & lalai.

Langkah misalnya ini memang tampaknya simpel, akan akan tetapi perlu usaha buat selalu jangan lupa buat melatih kemampuan kita. Kemampuan buat melihat paras sama halnya bersama kemampuan merasai tubuh pada akses sebelumnya. Harus seringkali jangan lupa buat melatihnya. Karena akses ini maupun harus disengaja, sama misalnya akses badan jasmani buat mencicipi eksistensi tubuh kita. Kesengajaan inilah yang perlu diingat & terus dilatih hingga kita sungguh menikmatinya. Sekali lagi, kenikmatan & kenikmatan. Karena itulah diri kita yang sebenarnya.

Apakah panjenengan percaya bahwa seseorang yang buta atau nir bisa melihat akan bisa melihat wajahnya? Padahal dia nir bisa bercermin. Kalau aku sangat percaya, kenapa? Sebab dia melihat paras bersama batinnya, & paras batin misalnya yang dinyatakan sama bersama paras lahiriah yaitu paras (face) seseorang manusia yang bisa dilihat.

Uniknya lagi, paras kita selalu bisa berubah jika kita menerima perasaan yang tidak sinkron. Aika kita sedang duka maka paras kita terlihat murung. Aika kita sedang gembira maka paras kita akan terlihat ceria & begitu suka. Itulah sebabnya hanya paras saja yang bersifat bergerak maju dibandingkan bersama bagian lain menurut tubuh seseorang manusia. Wajah seakan-akan bisa menampilkan berbagai karakter yang tidak sinkron bersama begitu cepat. Contohnya seseorang aktor menjadi pemain dalam sebuah film atau drama. Hebatnya lagi paras maupun yang bisa menampilkan karakter tertentu pada diri seseorang.

Oleh karena itu, hanya menurut paras saja sebuah karakter jati diri bisa terwakili. Karakter jati diri pada paras bisa menghasilkan peforment khusus pada orang yang bisa menguasai karekter wajahnya. Lebih jauh lagi paras maupun bisa menampilkan perasaan yang sebaliknya jika sudah pintar menguasai hati. Perasaan duka & marah bisa disembunyikan bersama paras yang selalu ceria & tersenyum. Sehingga profesionalisme diri akan selalu terjaga. Hal ini maupun sangat bermanfaat buat kebaikan secara menyeluruh. Seorang profesional tentu saja sangat menjaga mimik wajahnya. Apapun syarat yang dihadapi bukan menjadi halangan buat selalu tampil maksimal. Seorang publik pigur & selebritis maupun selalu berusaha menjaga mimik wajahnya, agar para simpatisan serta penggemar selalu suka kepadanya.

Hal semacam ini seakan-akan sudah menjadi keharusan apabila kita ingin maju dalam hayati ini. Setiap hari kita selalu bertemu siapa saja yang mungkin sedang mengamati & memperhatikan kita. Jangan hingga kesalahan pada mimik paras kita bisa mengurangi kekaguman seseorang pada kita. Mulai menurut sahabat hingga pada pelanggan jasa kita. Mulai menurut tetangga hingga pada kawan urusan ekonomi kita akan selalu mengingat karakter yang selalu kita tampilkan. Semua itu bisa terbaca hanya menurut paras kita.

Bertelekan pada narasi diatas dapa kita tarik kesimpulan, betapa pentingnya membentuk karakter sinkron bersama jati diri kita yang asli. Namun tetap diperlukan sebuah kekuatan hati yang sudah terbiasa diakses bersama kejujuran yang bersipat mutlak. Sehingga karakter yang kita tampilkan bukan kepalsuan yang bisa berubah setiap dikala. Yang kita tampilkan haruslah sebuah karakter yang konsisten. Sebab kita bukan seseorang aktor yang harus menampilkan karakter tertentu sinkron bersama arahan pengarah adegan.

Kita boleh menutupi perasaan yang merugikan misalnya sakit hati, rendah diri & perasaan lainnya. Namun tetap pada tujuan membentuk karakter yang prima & maksimal. Karena jemari ini nir mengecewakan capek & mata maupun sudah sepet, lebih lanjut mengenai problem ini jika timbul kesempatan akan aku ulas pada akses berikutnya..

Maturnuwun.

Leave a Reply