web analytics
Guna-Guna Perenggut Nyawa - DUNIA KERIS

Dunia Keris Lasmi terkejut. Di kamarnya terdengar selarik suara aneh, seperti bisikan perempuan tua. Serak seperti orang yang tercekik lehernya. Suara itu samar, tetapi cukup terang pada telinganya. Lasmi berusaha menepis rasa takutnya. Mungkin hanya halusinasi. Namun, saat dia berusaha memejamkan mata, suara itu pergi terdengar, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Menggeram, seperti orang yang sedang murka. Lasmi membeku. Tubuhnya seakan terpatri pada tempat tidur. Sementara pada luar angin berhembus kencang, mendesau menampar kaca jendela kamarnya. Padahal tak terdapat badai.

Lasmi kemudian memncium wangi yang gasal. Perpaduan tepat antara bunga kamboja dan kemenyan. Aroma yang mendirikan bulu kuduk. Keringat dingin sontak membasahi tubuhnya. Tiba-tiba dibalik gorden jendela kamar, dia melihat sesosok tubuh sedang berdiri. Perempuan berbaju putih lusuh dan berambut kusut panjang. Wajah itu dingin, sepucat kain yang dipakainya. Mata Lasmi nyalang. Rasa takut merayapi dirinya. Perlahan sosok itu melayang ke arahnya. Ingin mencekiknya.
Aaaaaaaaaargh Lasmi menjerit histeris.
***
Lasmi artinya gadis yang cukup anggun. Rambut hitam panjang berpadu dengan posturnya yang semampai meyempurnakan ragawinya. Sejak dia dan keluarganya pindah ke Bandung, gadis 2 puluhan tahun berdarah Jawa ini sudah mencuri perhatian banyak pemuda. Tak terkecuali Asep, anak seseorang pengusaha meubel yang terbilang sukses. Tak hanya titp salam lewat Neneng, temannya Lasmi, Asep jua kerap bertandang ke rumahnya. Selain gagah, Asep jua terpelajar. Tak lama lagi, pemuda itu meraih gelar sarjananya. Meski demikian, Lasmi tak menaruh hati padanya. Bagi Lasmi, Asep tak lebih istimewa dari cowok-cowok yang mengejar cintanya selama ini.

Asep tipe cowok ideal, lho say, promosi Neneng.
Lasmi menggeleng. Tapi tak cukup ideal buatku, Neng! sanggahnya.
Haduuuuh, dia kurang apa coba? tanya Neneng, gemas.
Lasmi cuma diam. Di hatinya kini hanya terdapat nama Bimo, pemuda yang menjadi guru honorer pada salah satu SMK negeri. Di amta Lasmi, sosok Bimo begitu memesona. Tanpan dan santun. Tak heran Lasmi langsung menyambut saat Bimo mengutarakan isi hatinya. Tapi diam-diam terdapat yang tak suka melihat kontak meraka.

***
Bu Prapto terkesiap. Sore menjelang mahgrib, dia mendengar Lasmi tertawa. Terdengar aneh dan menyeramkan. Seperti tawa kuntilanak yang seringkali dia dengar pada tayangan televisi. Karena takut, Bu Prapto memanggil suaminya, mengajaknya masuk ke kamar putri semata wayangnya tadi. Ketika masuk mereka terkejut. Lasmi sedang meringkuk pada pojok kamarnya. Tatap matanya nanar, kosong dengan aktualisasi diri dingin. Rambut panjangnya kusut awut-awutan. Tiba-tiba Lasmi menjerit histeris, seperti melihat pemandangan pemandangan yang sangat mengerikan.

Lasmi, kau kenapa, Nduk? tanya Pak Prapto panik.
Lasmi tak menjawab. Dia malah memandang bapaknya dengan sorot mata tajam. Tanpa sadar lelaki paruh baya yang bernama lengkap Suprapto bergidik. Mata itu bukan milik Lasmi, anaknya. Ada yang tak beres terjadi pada dirinya. Cukup lama Lasmi tertawa. Ganjil. Mendirikan bulu kuduk siapa saja yang mendengarnya.
Kepiye iki, Pakne? tanya Bu Prapto ketakutan.
Kita harus segera minta bantuan orang pintar, Bune!

***
Sekali lihat saja Aki Jaja sudah memahami apa yang menimpa Lasmi. Gadis itu kena guna-guna. Dirasuki Kuntilanak. Tapi dia sengaja tak memberitahukan hal tadi pada orang tua Lasmi. Dengan membaca selarik mantera, Lasmi langsung mampu ditenangkan.
Aki Jaja kemudian menyuruh Pak Prapto menyiapkan uborampe untuk mengusir roh jahat yang bersemayan pada tubuh Lasmi. Kopi, bawang putih, daun kelor, benang tujuh warna dan bunga tujuh rupa. Pinggangnya kemudian diikat dengan benang tujuh warna yang telah dijalin sedemikian rupa dan manterai. Menurut Aki Jaja, tali itu tak boleh dilepas barang sedetikpun sebelum Lasmi sembuh total.

***

Lasmi, terdapat apa sayang? tanya Bimo lembut.
Petang ini dia datang ke tempat tinggal Lasmi. Tapi sikap Lasmi tak seperti biasanya. Gadis itu hanya diam dengan sorot mata yang kosong. Di matanya, Bimo seperti makhluk asing. Tatapan cinta yang dulu pernah terdapat kini bermetamorfosis benci. Bimo luar biasa heran.

Pergi kau! usir Lasmi tiba-tiba kasar seraya menjerit histeris.
Bimo bingung. Ada apa dengan Lasmi? Tak pernah gadis lembut itu bersikap seperti ini. sejak Lasmi seringkali kerasukan Kuntilanak, perangainya memang berubah. Dan tak lagi tampil sebagai gadis yang manis. Tapi alasannya adalah rasa cintanya, Bimo tak jua berkecimpung pergi. Dia malah merasa prihatin melihat kondisi kejiwaan Lasmi. Gadis itu seperti tak mengenali dirinya. Dia malah menghindar dari Bimo. Melihat itu, orang tua Lasmi lantas meminta Bimo supaya ad interim waktu tak datang menemui anaknya. Dan Bimo terpaksa mengalah.
***
Seminggu berlalu tapi penyakit Lasmi tak jua pulih. Gadis itu masih suka menjerit lalu tertawa cekikikan dengan intonasi menyeramkan. Karena pengobatan ala Aki Jaja tak berhasil, Pak Prapto kemudian minta tolong pada Aki Engkus. Ketika baru saja datang, Koswara nama lengkap lelaki tua yang berprofesi sebagai guru ngaji ini sudah mampu merasakan aura jahat yang menyungkupi rubuh Lasmi. Ketika memahami kalau terdapat benang yang melilit pinggang lasmi. Kyai Engkus langsung melepaskannya. Menurutnya, benang itulah yang membuat makluk halus yang terdapat pada tubuh Lasmi tak mampu keluar.
Ketika Aki Engkus datang, Lasmi sedang kerasukan. Dia menangis sekaligus tertawa histeris.

Kau ini siapa? tanya Aki Engkus pada makhluk yang bersemayam pada tubuh Lasmi.
Lasmi lasntas meronta-ronta dalam pelukan bapaknya seraya menggeram.
Kenapa kau terdapat pada tubuh gadis ini? siapa yang menyuruhm? tanya beliau lagi.
Aku disuruh sama tuanku. Teman gadis ini yang sakit hati sama dirinya! jawab Lasmi dengan suara serak seperti suara nenek-nenek. Sebenarnya, makhluk halus yang terdapat ditubuhnyalah yang bicara.

Mendengar itu kedua orang tua Lasmi sontak berpandangan. Tak menyangka kalau penyakit Lasmi akibat guna-guna sang temannya sendiri. mereka sadar, kalau sangkaan mereka selama ini salah. Ini bukan perbuatan Asep yang dulu cintanya ditolak. Lantas siapa?

Kau berasal dari mana? lanjut Aki Engkus.
Aku dari Gunung Sadahurip. Aku akan menghancurkan hidup gadis ini! ancamnya.
Sebaiknya kau pergi, sebelum aku mengusirmu dengan paksa, seru Aki Engkus tak kalah sengitnya.
Aku tak mau! Aku telah diberi makan sama tuanku dan telah berjanji padanya.

Aki Engkus kemudian mengambil tasbih dari saku baju kokonya, membacakan ayat-ayat suci dan kemudian menempelkan tasbih itu ke perut Lasmi. Lasmi sontak menjerit histeris. Meraung-raung dan meracau tak terang dengan mata terbelalak. Sepertinya makhluk halus itu telah pergi dari tubuhnya. Syukurlah, setelah malam itu, kondisi Lasmi berangsur membaik.

***
Kau tak perlu risau. Jimat itu akan menghantui Lasmi. Temanmu itu. gadis itu akan gila!
Perkataan Aki Jaja terngiang pergi pada indera pendengaran Neneng. Tak sadar gadis itu tersenyum licik. Tujuannya kini berhasil. Dia bahagia melihat Lasmi menderita. Neneng sebenarnya telah lama menaruh hati pada Bimo. Ketika memahami Bimo menjalin cinta dengan Lasmi. Neneng dibakar barah cemburu. Hatinya sakit demi melihat kemesraan mereka.
Diam-diam dia bertekad memisahkan keduanya dengan jalan apapun. Dan Neneng kemudian mengguna-gunai sahabat barunya tadi lewat perantara Aki Jaja. Dia jua mengarang cerita pada orang tua Lasmi, seolah-olah itu artinya perbuatan Asep. Ritual benang tujuh warna yang dililitkan dipinggang Lasmi jua sebagian dari agenda jahat Neneng. Tapi dia keliru!

Malam itu Neneng gelisah tak menentu. Tiba-tiba pada kamarnya terdengar lamat-lamat suara parau menyeramkan. Suara perempuan tua yang berbisik. Serak seperti orang yang tercekik lehernya. Tiba-tiba angin berhembus kencang. Neneng kemudian mencium semerbak wangi yang gasal. Padu padan bunga kamboja dan kemenyan. Aroma yang mendirikan bulu kuduk.
Neneng terkesiap. Samar-samar pada cermin meja riasnya dia melihat sosok tubuh sedang duduk kaku. Perempuan berbaju putih lusuh dan berambut kusut panjang. Wajah itu dingin, pias memucat. Menatapnya tajam.

K-kau mau aa-apa? tanya Neneng terbata-bata. Tubuhnya berkeringat dingin. Kuyup.
Tuanku. Aku gagal. tapi jangan khawatir aku akan selalu mengabdi padamu!
Sosk itu pelahan keluar dari cermin, mendekati Neneng. Tersenyum padanya dengan aktualisasi diri mengerikan. Kedua tangan kurusnya itu lantas direntangkan pada depan Neneng. Dan saat tubuh dingin itu telah mendekap tepat. Neneng membeku. Seolah bumi berhenti berputar. Gelap.

Aaaaaargh! Tamat.

Leave a Reply