web analytics
Benarkah Alam Semesta Ini Memuai - DUNIA KERIS

Dunia Keris Selamat pagi kadang kinasih perkerisan, selamat berakhir pekan juga buat para kerabat yang jarak beraktifitas berasal rutinitas kerja. Sebenarnya ini hanya tulisan iseng saja, tidak sengaja semalam baca-baca literature wacana teory Big Bang. Seperti pada tajug yang saya pilih seperti di atas, Benarkah Alam Semesta Memuai? Dengan tanda baca tanya, ini artinya saya juga bertanya pada para kerabat sekalian yang kebetulan sedang membaca tulisan ini.
Kembali pada literatur yang menjadi induk pertanyaan pada judul tulisan ini, seperti disebutkan dalam artikel tadi, pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika beliau mengamati bintang dengan teleskop raksasa, beliau menemukan bahwa cahaya yg dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spectrum.

Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas andai saja bintangnya lebih jauh berasal bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum ekamatra yang diakui, spectrum sinar vahaya yang berkecimpung mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang berkecimpung menjauhi titik pengamatan akan cenderung memerah. Pengamatan Hubble ini berarti bahwa bintang-bintang tadi senantiasa berkecimpung menjauhi kita.
Yang lebih mencengangkan lagi, tak berapa lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya. Bintang dan galaksi bukan hanya berkecimpung menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya konklusi yang dapat dibuat wacana Alam Semesta yang semua isinya berkecimpung saling menjauhi artinya Alam Semesta itu senantiasa MEMUAI.

Dalam ilustrasi sederhana dalam dalam pikiran saya, seperti membayangkan Alam Semesta ini seperti permukaan balon yang sedang kita tiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon yang saling menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena Alam Semesta terus Memuai.
Pertanyaan mendasar berasal narasi yang saya kutip diatas artinya, apakah pentingnya fakt a pemuaian Alam Semesta ini terhadap keberadaan Alam Semesta?

Pada teori dentuman dahsyat atau big bang yang pernah say abaca, pemuaian alam semesta secara tidak langsung menyatakan bahwa Alam Semesta bermula pada satu titik tunggal. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa satu titik tunggal yang mengandung semua materi Alam Semesta ini disebutkan memiliki volume nol dan kepadatan tak terbatas.
Alam Semesta dikatakan dalam teori big bang terjadi hasil meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tadi. Ledakan besar yang menandakan awal terbentuknya Alam Semesta ini dinamakan ledakan besar (big bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tadi. Begitulah kira-kira.

Tapi saya rasa, volume nol yang dimaksud diatas hanyalah kata saja yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan manusia hanya mampu mendefinisikan konsep ketiadaan, yang melampaui batas pemahaman manusia, dengan penyataan titik tunggal tadi sebagai titik yang memiliki volume nol. Dalam perspektif saya pribadi, titik yang tidak memiliki voleme ini berarti ketiadaan. Alam Semesta muncul berasal ketiadaan. Atau dalam bahasa sederhananya, Alam Semesta ini diciptakan.
Sepanjang Alam Semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir maupun permulaan, orang tetap simpel menyatakan kebaradaan Alam Semesta, dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan terakhir. Meski banyak orang masih percaya bahwa hal ini benar, tetapi benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan Dentuman Besar.

Kesimpulan pada akhir tulisan saya ini yang bertelekan pada teks diatas, penting bagi pemahaman kita wacana siapakah Tuhan, dan siapa atau apa yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah Alam Semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya. Zat ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas berasal gagasan tadi. Sang pencipta artinya Allah swt. Allah member bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia turunkan kepada umat manusia empat belas abad lalu buat menunjukkan keberadaan-Nya. Akhir kata, sementara ini dulu dan semoga terdapat manfaatnya buat kita sekalian.

Maturnuwun..

Leave a Reply