Bambang Sumantri dan Bambang Sukasrana adalah kakak beradik Mereka adalah anak Resi Suwandageni dari Padepokan Ardi Sekar. Walaupun saudara kandung, tetapi wujud dan rupanya jauh berbeda. Sumantri tampan rupanya, Bambang Sukasrana sampai usia dewasa tidak bertambah besar dan tinggi, tetap saja kecil dan pendek tubuhnya. Karena wujudnya seperti raksasa dan kecil tubuhnya, is sering disebut sebagai “Buta Bajang”. Bambang Sukasrana sangat sayang dan selalu ingin berdekatan dengan kakaknya.
Bambang Sumantri juga sangat sayang kepada Bambang Sukasrana. Mereka saling menyayangi. Walaupun jelek rupanya, namun berhati mulia. Memiliki kelebihan-kelebihan yang sangat menakjubkan. Sangat sakti, dapat terbang tanpa sayap, bersahabat dengan para siluman. Ketika kakaknya, Sumantri, tidak dapat memindahkan Taman Sriwedari sebagai syarat diterimanya mengabdi di Maespati, Sukasrana dapat memindahkan taman tersebut dengan ban-tuan para lelembut (siluman). Sukasrana tidak diizinkan oleh Sumantri ikut mengabdi kepada sang raja, Sumantri merasa malu karena Sukasrana berwajah buruk.
baca juga:
9 Keris Pusaka Sakti Yang Melegenda di Indonesia
Bursa Keris Tosan Aji
Artikel Pengetahuan Tentang Ilmu Keris
Bambang Sumantri diwisuda menjadi patih di kerajaan Maespati. Syandan, ketika taman tiban sudah berada di Maespati, Bambang Sukasrana bersembunyi di tengah taman, bermaksud menyusul Bambang Sumantri. Para putri kedaton lari tunggang Ianggang, ketakutan melihat rupa Sukasrana yang menakutkan. Sumantri sebagai patih berkewajiban melaksanakan tugas mengusir Sukasrana yang mengganggu para putri kedaton. Sukasrana bersikeras tak mau pergi dari taman, ia tetap nekat ingin selalu berdekatan dengan kakaknya.
Sumantri yang telah berpangkat patih dan bergelar Patih Suwanda itu memasang senjata Cakra, bermaksud menakut-nakuti Sukasrana supaya pergi. Tetapi, Sukasrana tidak beranjak mundur selangkah pun dari taman. Karena Sumantri mengira sang Prabu dan para punggawa sudah ada di taman untuk mengawasi Sumantri melaksanakan tugasnya, Sumantri menjadi gugup, menyebabkan senjata panah Cakra terlepas dari busurnya. Lepasnya panah mengenai tepat di leher Sukasrana, sehingga tewas seketika. Setelah melihat Sukasrana tewas, Sumantri terkejut, segera ia menubruk mayat adiknya, tetapi seketika itu pula mayat musnah hilang. Hanya terdengar suaranya, “Kanda Sumantri, ingat di kemudian hari pembalasanku terhadapmu jika nanti Kanda berperang melawan raja raksasa! Kanda Sumantri, Kanda tidak tahu akan kebaikan, aku rela mati demi kanda Sumantri.” Tibalah saatnya, ketika berperang melawan Prabu Dasamuka, Sumantri tewas, lehernya digigit Dasamuka yang siungnya telah kemasukan roh Bambang Sukasrana.