Dunia Keris – Keabadian acapkali disebut ialah impian setiap manusia, akan tetapi jika kita pikir lembih mendalam, ternyata menjadi kekal tidak seindah yang dibayangkan. Ada banyak alasan mengapa keabadian ialah hal yang buruk serta di sisi lain memperlihatkan bahwa kematian ternyata ialah hal yang indah.
Andai manusia itu diciptakan kekal, saya rasa manusia akan kehilangan satu sifat pentingnya yakni hilangnya identitas diri. Kerabat perkerisan yang budiman masih ingat dengan impian masa kecil penjenengan toh? Mungkin impian itu berubah sebab kita belum dewasa serta hanyalah angan-angan semata. Namun perubahan itu akan dialami semua orang jika keabadian terwujud.
Dengan adanya keabadian maka seseorang tidak akan lagi mengetahui siapa dirinya, bagaimana kepribadian dirinya yang sebenarnya, serta apa yang mereka inginkan. Semua itu akan terus berubah serta hingga akhirnya nanti akan membuat dirinya kehilangan identitas diri.
Dalam rentang waktu ribuan tahun atas waktu yang kekal, kita mutlak sudah melupakan banyak hal serta mungkin termasuk siapa keluarga kita, bagaimana masa kecil kita, apa makanan favorit kita, apa bahasa kita serta banyak lainnya.
Lha wong dengan waktu yang tidak kekal saja kita tahu bahwa generasi kita terbagi-bagi menjadi berbagai golongan sosial seperti golongan sosial tahun 70an, 80an, 90an, serta modern kini ini. Tentunya, mereka yang hidup di tahun 70-an mutlak mempunyai musik zaman mereka sendiri dibandingkan yang hidup di generasi kini. Bayangkan berapa banyak golongan sosial yang dapat terbentuk jika umur manusia tidak terbatas, sederhananya bayangkan saja dalam waktu 1000 tahun.
Bahkan beberapa beragumen bahwa manusia itu terus berevolusi serta makanan yang kita makan kini mungkin bukan lagi makanan yang dapat kita temui di 100 tahun ke depan. Apakah ada yang bisa menjamin bahwa makanan buat 100 tahun ke depan cocok buat kita? Bagaimana dengan iklim di 100 tahun ke depan?
Setiap tindakan kriminalitas mutlak mempunyai hukumannya sendiri baik penjara 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, hingga seumur hidupnya. Bentuk sanksi penjara dalam bentuk waktu itu ialah hal yang seram jika umur manusia terbatas. Berbeda halnya jika setiap orang yang ada di dunia ini kekal.
Apalah artinya waktu 20 tahun dibandingkan dengan waktu 1000 tahun? Apalagi keabadian itu berarti tidak terbatas. Bisa saja kita membuat sanksi atas tindakan kriminalitas menjadi sanksi mati akan tetapi sanksi mati itu malah bisa menjadi sebuah penghargaan yang ingin dicapai semua orang yang tidak lagi menginginkan keabadiannya. Dengan begitu tindakan kejahatan malah akan meningkat jauh.
Alasan lain mengapa keabadian itu buruk serta bersifat negatif ialah sebab keabadian itu sendiri. Pada saat keabadian terwujud, maka tentu semua orang akan mendapatkan keabadian itu serta kematian akan merosot jauh. Jadi, jika kini Jakarta sudah berpenduduk lebih dari 9 juta, maka kita bisa membayangkan jumlah itu meningkat hingga 2 kali lipat dalam jangka waktu kekal puluhan tahun, apalagi ratusan tahun, padahal kita tahu bahwa tanah serta asal daya di dunia ini terbatas.
Bentuk sederhana penggambarannya ialah sebuah restoran dengan 50 meja serta bahan makanan terbatas akan tetapi harus menghadapi antrian hingga puluhan ribu orang. Dalam waktu yang sangat singkat semua asal daya yang ada di dunia ini akan lenyap begitu saja.
Bagaimanapun serta dengan alasan apapun, kematian ialah penemuan terbaik kehidupan, hal itu juga berlaku benar, melihat bahwa setiap orang akan mempunyai kesempatan buat mengakhiri luka mereka.
Luka yang kita bicarakan di sini bukan sekedar luka fisik biasa akan tetapi ialah luka permanen seperti trauma, kecacatan, mati otak, stroke, atau kelumpuhan. Dengan adanya kematian maka orang terkait akan tahu bahwa penderitaannya akan berakhir saat ajal menjemput. Namun bersamaan dengan adanya hidup yang kekal maka luka yang kekal juga akan terwujud.
Dalam situasi tertentu kematian ialah hal yang sangat indah serta dapat membebaskan manusia dari banyak hal. Bayangkan saja misalnya jika sebuah gempa bumi terjadi serta sebab itu kita harus tertimpa tidak dapat bergerak di kedalaman reruntuhan rumah kita. Jika dalam kasus biasa, kita secara perlahan akan mendekati kematian akan tetapi yang kita bicarakan kini ialah kita itu kekal yang dapat kita lakukan hanyalah menunggu pertolongan yang mungkin baru akan terlihat berbulan-bulan sesudah bencana itu.
Itupun jika pertolongan benar-benar datang serta bencana yang kita bicarakan ialah bencana akbar yang semua orang tahu. Namun bagaimana jika contohnya ialah kecelakaan yang membuat kita terperangkap serta hanya kita yang tahu? Sungguh ironis.
Alasan utamanya ialah sebab kita tahu di akhir hari nanti semua itu akan berhenti atau akan membuahkan hasil, akan tetapi bagaimana jika kita tahu bahwa semua itu tidak akan berakhir? Dengan waktu yang kekal maka semua hal yang dilakukan akan terasa monoton serta akan ada banyak orang yang lebih memilih kematian jika mereka harus merasakan kebosanan buat beribu-ribu tahun.
Ditambah lagi semua makna yang kini masih berarti dalam kehidupan kita mungkin menjadi tidak ada artinya. Liburan akhir minggu bukan lagi hal yang ditunggu-tunggu, kembali ke luar negeri bukan sesuatu yang menakjubkan, bahkan mungkin saja di suatu waktu kembali keliling dunia tidak lagi ada artinya. Mungkin saja satu-satunya yang berarti ialah kematian itu sendiri.
Jadi jika semua itu digabungkan jadi satu maka alasan mengapa keabadian merupakan hal yang buruk ialah sebab hidup yang membosankan, kita tidak bisa menentukan siapa identitas kita, dipenuhi kematian tragis, luka kekal, overpopulasi, serta kriminalitas yang meningkat pesat. Bayangkan saja kita hidup dalam dunia seperti itu. Matur nuwun.
keris asli
toko keris jakarta
aneka bentuk dhapur keris
ragam motif pamor keris