Kemudian negeri Pajajaran terkena wabah besar Banyak orang tewas. Hal ini menjadikan Sang Raja prihatin. la lalu memanggil para nujum, bertanya apa penolak wabah itu. Kata para nujum, Sang Raja disuruh makan-makan yang enak. Setelah makan-makan lalu disuruh meniduri selir. Ini sebagai sarana penolak bala. Akan tetapi Sang Raja kelak akan terkena kutukan, dibunuh oleh anaknya sendiri, yang lahir lewat selir yang ditiduri itu.
Sang Prabu lalu menjalani petunjuk para nujum. Setelah bersuka-suka makan enak, Sang Raja merasa birahi lalu meniduri selir. Setelah satu musim, selir itu hamil dan melahirkan anak laki-laki. Sang Raja teringat ramalan para nujum, maka bayi lalu diracun agar mati. Akan tetapi tidak mempan. Kemudian hendak disobek-sobek, akan tetapi para dayang melarang. Akhirnya disepakati, kalau Sang Raja bersikukuh hendak membunuh jabang bayi itu, lebih baik dimasukkan peti, lalu dibuang ke Sungai Kerawang. Sang Raja mengizinkan lalu jabang bayi masukkan peti, dan dihanyutkan di Sungai Kerawang.
baca juga:
9 Keris Pusaka Sakti Yang Melegenda di Indonesia
Bursa Keris Tosan Aji
Artikel Pengetahuan Tentang Ilmu Keris
Peti yang dihanyutkan tadi diambil orang yang senang memancing, bernama Ki Buyut Kerawang. Setelah dibuka, berisi bayi yang tampan. Ki Buyut sangat senang, lalu dibawa pulang, diserahkan kepada istrinya. Nyi Buyut, karena tidak punya anak, menjadi suka-cita. jabang bayi dipelihara., Setelah sudah menginjak dewasa, anak laki-laki itu tidak percaya kalau Ki Buyut itu bapaknya yang asli. Karena hendak kesulitan menjawab pertanyaan anaknya, Ki Buyut terpaksa berdusta. Ia berkata, kalau punya saudara, bertapa di tengah hutan. Ia tahu, sebelum terjadi. Hal ini mestinya bisa membuat senang anaknya yang selalu bertanya. Maksud Ki Buyut, “Tak mungkin, anaknya mau ke hutan, karena sangat jauh.” Akan tetapi salah dugaan Ki Buyut. Anak ini minta diantar ke hutan. setelah sekian lama berjalan, anak itu melihat seekor kera dan burung siyung. Ia lalu- bertanya pada Ki Buyut binatang apakah itu. Buyut mengatakan nama binatang dan burung itu laludiambil menjadi namanya sendiri. Anak itu lalu bernama Ciyung Wanara.