Dunia Keris Selamat tiba kerabat perkerisan. Cinta adalah cahaya kehidupan. Cinta adalah pelita peradaban. Karena cinta, kehidupan & peradaban manusia terus berkembang & mengalami kemajuan berdasarkan masa ke masa. Karena cinta manusia terus berlomba membangun jiwanya, membangun semangat, membangun diri & membangun kehidupannya. Karena cinta manusia berpacu mencapai kemajuan, berpacu meraih prestasi, & berpacu menanamkan eksistensi.
Cinta adalah keindahan. Keindahan adalah cinta. Orang yang bijak berulangkali mengatakannya begitu. Memang begitulah kenyataannya. Cinta & keindahan, dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di masa timbul cinta, sempurna di situ timbul keindahan. Di mana timbul keindahan, di situ pula timbul cinta.
Dalam hikayat kehidupan kita, kisah cinta selalu mendapatkan tempat yang istimewa. Sayangnya, tidak sedikit kisah cinta dalam hikayat tersebut berujung pedih. Kematian tokoh primer menjadi klimaks sekaligus ending yang dalam hikayatnya tersebut. Sebut saja kisah Romeo & Juliet besutan Wlliam Shakespeare. Romeo & Juliet mati setelah pergulatan panjang akibat konflik berlarut antara famili Capulet & Montague. Juliet memutuskan membunuh dirinya menggunakan belati setelah tahu Romeo mati menenggak racun.
Contoh lain lagi cinta yang berakhir tragis adalah kisah cinta Raden Pabelan & Sekar Kedaton putri sultan Pajang. Selengkapnya dapat kisanak baca Romansa Jawa : Tragedi Cinta Raden Pabelan.
Nah, cerita yang saya bagikan ini pun kisah cinta yang sama, berakhir tragis. Jika sampeyan orang Madura tentu tidak asing menggunakan kisah cinta Ragapadmi ini. Kisah cinta berdasarkan Madura ini tidak kalah menggetarkan menggunakan dua cerita di atas, pun sarat pesan moral di dalamnya.
Tulisan ini memang bukan yang pertama yang mengangkat tema yang sama. Kebetulan saja saya pernah mengunjungi pulau Mandangin tempat berdasarkan mula cerita yang berakhir tragis ini. Cerita legenda Ragapadmi & Bangsacara ini, keduanya diklaim-sebut menjadi leluhur pulau Mandangin. Jejak pusaranya pun masih dapat kita temui hingga kini.
Meski demikian, berdasarkan tilikan dokumen historis yang saya temukan di sana pada masa Majapahit telah tinggal Pangeran Pratikel, keturunan berdasarkan Ario Lembu Peteng (putra berdasarkan Raja Majapahit terakhir). Lembu Peteng ini menjadi cikal bakal berdasarkan raja-raja di Madura Barat, termasuk Cakraningrat I (suami berdasarkan ratoh ebuh di Arosbaya pada masa kerajaan Mataram).
Lembu Peteng kemudian memutuskan untuk turun tahta sebab mengikuti jejak Sunan Ampel hingga akhir hayatnya. Makamnya kini berada di lingkungan pemakanan Sunan Ampel Surabaya. Namun, cerita Bangsacara & Ragapadmi justru lebih menarik perhatian orang Mandangin & masyarakat Madura pada umumnya.
Tidak timbul jalan lain menuju ke Pulau Mandangin selain menempuh jalur laut. Dari pusat kota Sampang sekitar 2 km menuju ke arah timur (mengikuti jalan raya menuju ke kota Pemekasan) timbul pelabuhan Tanglo. Pelabuhan inilah satu-satunya tempat keberadaan bahtera motor berlayar yang digunakan untuk mengangkut penumpang & barang menuju ke Pulau Mandangin. Waktu tempuh ke pulau itu sekitar 2-3 jam, bergantung cuaca. Waktu embarkasi pun hanya sekali dalam sehari. Entah kalau sekarang, saya kesana 3 tahun lalu.
Umumnya, pemilik bahtera adalah orang Mandangin. Begitu pula menggunakan para awaknya yang kebanyakan anak muda. Uniknya, mereka tahu persis penumpang asli Mandangin & orang luar Mandangin. Ketika mengangkut orang luar, umumnya di tengah perjalanan sebagian besar awak bahtera bercerita tentang Bangsacara & Ragapadmi. Keduanya dipercaya menjadi leluhur orang Mandangin yang mempunyai kisah asmara layaknya Remeo & Juliet. Bagaimana ceritanya, monggo
Cinta sering bisa melalui seluruh rintangan & halangan yang berada didepannya. Kekuatannya berasal berdasarkan cinta yang bersemi di sanubari. Setiap halangan yang membentuk jarak antara dia & sang kekasihnya akan dihancurkan. Tidak timbul sesuatu pun yang dapat memisahkan seseorang berdasarkan pujaan hatinya. Cintanya akan selalu menyala & terus menyala, hingga nanti. Matipun dia akan rela, waktu kasmarannya sudah diubun-ubun. Inikah yang diklaim cinta sejati?
Adalah Bangsacara seseorang prajurit pada kerajaan Madegan. Pada saat itu kerajaan Madegan dipimpin oleh seseorang raja bernama Raja Bidarba menggunakan permaisuri yang amat begitu jelita, Ragapadmi. Kecantikan Ragapadmi memang tersohor. Sampai kabar tersebut terdengar oleh selir Raja Bidarba yang lama. Sensitifitas perasaan yang begitu peka membuat selir raja Bidarba yang lama mempunyai secerca rasa iri terhadap Ragapadmi meskipun dia adalah selir raja Bidarba yang lama.
Segala cara dilakukan untuk membuat paparan Ragapadmi terlukai baik dihadapan rakyat Madegan bahkan dihadapan famili istana terutama dihadapan Raja Bidarba. Namun, tindakan selir Bidarba itu tidak membuahkan hasil. Merasa keunggulan yang dimiliki oleh Ragapadmi adalah pada kecantikannya, maka sang selir pun berniat untuk menyihir kecantikan Ragapadmi. Masa kerajaan Hindu-Buddha di Madegan mempengaruhi tradisi yang timbul di wilayah itu pada masa itu. Jadi, masuk akal apabila opsional terakhir yang dilakukan oleh sang selir adalah menggunakan ilmu hitam.
Sebagaimana yang telah direncanakan oleh sang selir, planning tersebut membuahkan hasil. Pada saat pagi yang masih petang, istana dikerubungi oleh keheranan menggunakan Permaisuri ragapadmi yang sedari dini hari tidak kunjung keluar berdasarkan kamar. Baginda Bidarba pun terpaksa memaksa masuk untuk memastikan apa yang terjadi menggunakan ragapadmi sehingga membuat sang permaisuri tidak kunjung menampakkan diri. Betapa terkejutnya Bidarba melihat apa yang terjadi menggunakan Ragapadmi. Tubuhnya dipenuhi oleh nanah & darah yang berbau tidak sedap. Badarba pun tidak hingga hati melihatnya.
Mengetahui hal tersebut sudah diketahui oleh famili istana, Bidarba menjadi malu sebab mempunyai seseorang permaisuri seperti Ragapadmi. Sebelum hal tersebut diketahui oleh rakyat-rakyatnya, Bidarba merogoh inisiatif untuk mengasingkan Ragapadmi. Tentu saja Bidarba ingin rahasia ini permanen menjadi rahasia tanpa harus diketahui oleh masyarakat Madegan. Akhirnya keputusan yang diambil oleh Raja Bidarba adalah menggunakan menitahkan patih kepercayaannya Bangsacara untuk mengasingkan Ragapadmi.
Atas titah rajanya, Bangsacara sangat siap untuk memenuhi perintah raja. Sebagai imbalan berdasarkan pekerjaan yang dilakukannya pada Raja Bidarba, Bangsacara berhak menikahi Ragapadmi baik dalam keadaan sembuh atau masih menderita kutukan penyakit tersebut. Tentu hal ini diketahui oleh Ragapadmi. Betapa sakit hati Ragapadmi mengetahu hal ini. Dalam hati Bangsacara tentu saja masih timbul batas-batas tertentu antara dia menggunakan Ragapadmi, dimana bagaimana pun Ragapadmi masih menjadi istri sah raja Bidarba.
Rakyat tidak dapat dibohonmgi begitu saja oleh pihak kerajaan tentang keadaan Ragapadmi. Permaisuri yang dikenal menggunakan kecantikannya tidak pernah menampakkan diri, lambat laun kabar mengenai Ragapadmi telah tersebar ke masyarakat bahwa Ragapadmi telah diasingkan oleh raja & telah diperistri oleh Bangsacara.
Raja Bidarba tidak lezat hati mendengar info yang tersebar di masyarakat Madegan. Bangsacara memang tidak timbul di Madegan namun, Bangsacara sedang dalam perjalanan dalam membawa Ragapadmi menuju rumah Ibunda Bangsaca di Tanjung (desa dekat pantai di Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang). Keadaan Ragapadmi tidak kunjung membaik malah tambah memburuk. Nanah bercampur menggunakan darah berbau amis selalu keluar berdasarkan permukaan kulit Ragapadmi namun, Bangsacara permanen setia menemani Ragapadmi sebab titah sang raja.
Hal ini membuat Ragapadmi menaruh hati kepada Bangsacara sebab ketulusannya merawat & menjaga Ragapadmi sepanjang perjalanan menuju rumah Ibunda Bangsacara. Namun, Ragapadmi segera sadar, siapa dirinya, bagaimana kondisinya sekarang & siapa Bangsacara. Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tidak hingga. Begitulah pepath mengiaskan apa yang dimaksudkan Ragapadmi pada Bangsacara.
Hari demi hari terus berganti, akhirnya Ragapadmi & Bangsacara hingga ditempat tujuan. Ibunda Bangsacara sangat ramah menyambut anaknya menggunakan membawa seseorang perempuan berpenyakit kulit mengeringakan yang tidak lain adalah Ragapadmi. Ibunda Bangsacara tidak sama sekali merasa jijik menggunakan penyakit yang diderita oleh Ragapadmi.
Lagi-lagi Ragapadmi menemukan alasan mengapa dia semakin mencintai Bangsacara berserta keluarganya. Ibu Bangsacara hanya tersenyum & bertanya kepada Bangsacara mengenai gadis yang bersamanya. Setelah menyebutkan panjang lebar akhirnya ibu Bangsacara menegerti apa & maksud tujuan Bangsacara kembali ke kampung kelahirannya. Bangsacara menitipkan Ragapadmi kepada Ibunda tercinta.
Bangsacara langsung kembali menuju kerajaan Madegan setelah tugasnya terselesaikan untuk mengasingkan Ragapadmi berdasarkan istana Madegan. Sesampainya di Madegan, raja merasa senang sebab Bangsacara telah kembali kembali & Bangsacara dapat menyebutkan kepada masyarakat Madegan bahwa rumor yang selama ini tersebar dikalangan masyarakat Madegan adalah tidak benar bahwa raja telah mengasingkan Ragapadmi & menikahkannya menggunakan Bangsacara.
Akhirnya, raja Bidarba memerintahkan Bangsacara untuk mengatakn kepada mastarakat Madegan bahwa raja Bidarba tidak mengasingkan Ragapadmi & Bansacara tidak menikah menggunakan Ragapadmi. Meskipun hal ini di luar batas kebenaran, demi membela kehormatan kerajaan, Bangsacara bersedia melakukan apa yang diperintahkan oleh raja menggunakan mengatakan kepada masyarakat bahwa Ragapadmi hanya sekedar melakukan semedi di wilayah jauh yang sepi berdasarkan kerumuanan orang banyak sinkron permintaan Ragapadmi sendiri, sedangkan Bangsacara hanya bertugas menjadi pengawal sang permaisuri saja. Berkat deklarasi berdasarkan Bangsacara, masyarakat kembali percaya kepada raja Bidarba & menyelamatkan kemuliaan istana.
Bangsacara memperoleh imbalan berdasarkan raja berkat kesetiaan yang dilakuaknnya kepada kerajaan & membela kehormatan kerajaan menggunakan meningkatkan peran Bangsacari menjadi panglima primer pasukan perang kerajaan Madegan menggantikan kedudukan Bangsapatih. Hal ini tentu membuat Bangsapatih geram menggunakan tindakan Bangsacara yang semena-semena merogoh pangkat Bangsapatih, padahal pada kenyataannya raja Bidarba lah yang membagikan jabatan itu kepada Bangsacara sebab dia dipercaya menjadi oarang yang pantas memimpin pasukan prajurit Madegan.
Hal yang tidak disangka-disangka terjadi kepada Bangsacara sesampainya di rumah ibundanya. Tiba-tiba seseorang perempuan berparas anggun keluar berdasarkan dalam rumah menampakkan senyumnya menyambut Bangsacara menggunakan menggunakan lembut & senyumannya yang dagi. Dalam hati Bangsacara berdesis baru kali dia menemukan gadis anggun yang kecantikannya setara menggunakan taraf kecantikan beberapa kerajaan yang timbul disekitanya.
Bangsacara berkata kepada Ragapadmi : Permaisuri menjadi sangat anggun lagi sekarang. Hamba harus membawa Permaisuri kembali ke istana. Baginda tentu akan senang Permaisuri tiba kembali ke sana. Tanpa dinyana, Ragapadmi justru menjawab : Tidak, Baginda telah membagikan aku kepadamu & aku ingin engkau kawini menjadi isterimu.
Mungkin selama ini tanpa disadari, Bangsacara telah jatuh hati kepada Ragapadmi walaupun dipendamnya mengingat Ragapadmi dianggapnya masih berstatus menjadi isteri rajanya. Namun menggunakan jawaban Ragapadmi seperti itu keraguannya mencair. Akhirnya keduanya lalu menikah & hidup senang di desa Bangsacara.
Karena Bangsacara lama tidak menghadap, raja yang menjadi risi lantas mengutus Bangsapati ke rumah Bangsacara. Bangsapati terkejut melihat Ragapadmi yang telah anggun kembali. Lebih terkejut lagi waktu mengetahui bahwa Bangsacara telah menikah menggunakan Ragapadmi.
Bangsapati lalu kembali ke istana & melaporkan bahwa Ragapadmi telah sembuh & harus menjadi permaisuri lagi sebab telah anggun kembali walaupun saat ni telah menjadi isteri Bangsacara. Raja terpana mendengar cerita itu. Terbayang padanya mantan isterinya yang sangat anggun itu. Setelah berpikir sejenak, akhirnya raja berkata agar Bangsapati mencari cara agar Ragapadmi dapat dibawa kembali ke istana untuk dinikahinya kembali.
Bangsapati yang panjang nalar itu tiba kembali ke rumah Bangsacara. Dikatakan oleh Bangsapati bahwa Raja memerintahkan Bangsacara memburu rusa di Pulau Mandangin untuk dihaturkan kepada raja.
Saat Bangsacara pamit, isterinya, berkata bahwa ia tidak mengizinkan suaminya pergi sebab ia bermimpi jelek berkenaan menggunakan kepergian suaminya. Namun suaminya menghibur agar isterinya tidak risi sebab ia terbiasa pergi beburu rusa di pulau tersebut. Bangsacara maupun menyatakan bahwa ia akan membawa anjing kesayangan mereka untuk membantunya.
Bangsacara & anjingnya lalu berenang menyeberangi selat kecil untuk mencapai pulau kecil tersebut. Di sana Bangsacara dibantu anjingnya berhasil mendapatkan banyak rusa. Saat hendak menyeberang untuk kembali kembali, Bangsacara ditemui Bangsapati yang menyatakan bahwa ia membawa perintah baru berdasarkan raja. Perintah itu adalah membunuh Bangsacara & membawa kembali Ragapadmi ke istana. Bangsapati lalu membunuh Bangsacara menggunakan kerisnya. Saat menjelang tewas, Bangsacara berkata bahwa Ragapadmi akan selalu mengingatnya.
Melihat tuannya tewas, anjing setia lalu berenang sendirian menyeberangi selat & kembali kembali ke rumah. Mendengar anjingnya kembali & terus-menerus menyalak, Ragapadmi menerima firasat bahwa timbul sesuatu yang tidak beres. Dengan membawa kerisnya, ia membuntuti anjing itu, yang pergi lagi menuju pulau Mandangin.
Demikianlah menggunakan berbekal nekad, akhirnya Ragapadmi bareng sang anjing hingga di Pulau Mandangin. Sungguh terpukul hatinya melihat Bangsacara terkapar tewas bermandikan darah. Dalam kesedihan yang luar biasa, Ragapadmi berteriak histeris menyebut-nyebut nama Bangsacara. Tidak kuasa menahan beban derita, Ragapadmi lalu membunuh diri menggunakan kerisnya.
Berita tentang tewasnya Ragapadmi akhirnya hingga ke telinga raja Bidarba. Ia pun lalu memecat & mengusir Bangsapati. Raja sangat murung sebab kedua orang yang dicintainya, Bangsacara & Ragapadmi, telah tewas.
Sampai saat ini masih banyak orang yang sengaja tiba ke Pulau Mandangin, ke tempat di mana Bangsacara, Ragapadmi & anjingya dikuburkan.
Kisah tentang Bangsacara & Ragapadmi sangat populer. Kisah mereka adalah simbol berdasarkan cinta sejati antara suami menggunakan isterinya. Di dalamnya maupun tergambar kisah tentang kesetiaan. Kesetiaan isteri kepada suami, kesetiaan rakyat kepada rajanya & kesetiaan fauna kepada tuannya. Sekian. Nuwun.