Prabu Watugunung, setelah diberitahu demikian, lalu ingin segera naik ke Suralaya. Ia mengajak putra-putranya dan semua bala pasukan Medang melabrak Suralaya. Berita naiknya Prabu Watugunung hendak melamar bijajari surga sudah didengar Batara Guru. Batara Guru tidak berkenan manusia itu melamar bijajari. Maka ia lalu memanggil para dewa. Mereka semua ditanya berani tidak melawan Prabu Watugunung. Semua berkata takut. Maka kemudian Sanghyang Narada mengusulkan kepada Batara Guru, untuk memanggil putra beliau Batara Wisnu. Kalau ia sanggup mengalahkan Raja Gilingwesi, akan diampuni semua dosa-dosanya. Karena selain Batara Wisnu tidak ada yang sanggup melawan Prabu Watugunung.
Batara Guru mengizinkan. Sanghyang Narada lalu turun dari Suralaya, hendak mencari Batara Wisnu. Sanghyang Narada sudah bertemu dengan Batara Wisnu, yang sedang bertapa di Waringin Sapta, serta menyampaikan perintah Batara Guru, seperti yang dikatakan di depan. Batara Wisnu sanggup mendesak mundur Raja Gilingwesi, akan tetapi minta izin untuk pulang terlebih dahulu. Ia hendak berpamitan kepada istrinya. Sanghyang Narada diminta menunggu di Waringin Sapta. Batara Wisnu lalu berangkat hendak menemui istrinya. Ketika ditinggal dulu, istrinya sedang mengandung. Batara Wisnu berpesan, kalau lahir anak laki-laki, agar,diberi nama Srigati. Setelah lahir laki-taki, Ya diberi nama seperti pesan suaminya..Ketika sudah dewasa, tampan wajahnya.
baca juga:
9 Keris Pusaka Sakti Yang Melegenda di Indonesia
Bursa Keris Tosan Aji
Artikel Pengetahuan Tentang Ilmu Keris
Kemudian Batara Wisnu datang menemui istri dan putranya. istrinya diberitahu, kalau ia mendaPat perintah Batara Guru agar naik ke Suralaya untuk melawan Raja Gilingwesi. Putra ingin ikut, akan tetapi batara Wisnu tak mengizinkan. Setelah berpamitan dengan istrinya, ia lalu berangkat. Ia sudah bertemu Iagi dengan Sanghyang Narada di Waringin Sapta. Raden Srigati yang ditinggal tadi ternyata lari mengejar ayahnya. Sampai di Waringin Sapta Ialu duduk di belakang-nya Sanghyang Narada melihat anak itu, dan tahu kalau ia adalah anak Batara Wisnu. Anak itu ingin ikut ke Suralaya. Sanghyang Narada menasehati Batara Wisnu, agar jangan sampai membawa putranya. Karena akan membuat kemarahan Batara Guru. Putranya Ialu disuruh PuIang. Sanghyang Narada dan Batara Wisnu lalu segera berangkat ke Suralaya. Raden Srigati ditinggal di Waringin Sapta.