web analytics
Menyoal Ucapan Terimakasih yang Benar dalam Bahasa Jawa - DUNIA KERIS

Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Dalam pergaulan sehari-hari ucapan terimakasih menjadi kebiasaan mulia yang ditanamkan sejak kita mini. Barang tentu beserta berbagai cara dan bahasa. Nah, pada kesempatan sehari menjelang lebaran ini saya akan ajak sampeyan untuk menelaah penggunaan ucapan sebagai pernyataan terimakasih versi bahasa Jawa ini.

Kata yang sering kita dengar dan ucapkan merupakan matur nuwun, tapi tak jarang pula ada yang mengucapnya matur suwun. Pertanyaannya, samakah makna 2 kata tersebut?

Dari apa yang saya pahami, kata terimakasih dalam bahasa Jawa yang dibenarkan merupakan matur nuwun. Artinya, dalam konteks menyampaikan ungkapan terimakasih kepada orang/pihak lain beserta bahasa Jawa mestinya diucapkan beserta matur nuwun. Lazimnya, ungkapan ini diucapkan ketika kita menerima pemberian, kebaikan/jasa, atau sebatas perhatian atas apa yang akan atau telah kita sampaikan, jadi bener-bener bermakna terimakasih baik asal sisi bahasa maupun konteks kalimat dan rasa.

Lalu bagaimana beserta matur suwun ada yang mengucapkan matur kesuwun? Menurut beberapa sumber, tutur kata matur suwun atau matur kesuwun sebenarnya bukan sebagai bentuk ucapan terimakasih, dan juga bukan bermakna terima kasih. Secara etimologi bahasa, matur suwun bisa diartikan : ucap/lafal minta — melafalkan sebuah ucapan permintaan atas sesuatu (acapkali abstrak) yang sebenarnya sudah diterima (sering kali konteksnya saling).

Kata ini diucapkan dalam konteks saling pengikhlasan akan suatu perkara, sehingga berujung pada kelegaan antar pihak-pihak yang berafiliasi. Contoh dalam transaksi jual beli, acapkali ada ukuran, takaran, pembayaran, kembalian dan lain sebagainya yang tidak didasarkan  beserta yang seharusnya, baik disengaja maupun tidak sang kedua belah pihak. Nah, pada akhir transaski sebagai bentuk penghalalan/pengikhlasan perkara ini kedua belah pihak layak mengucapkan matur suwun, baru dilanjutkan beserta matur nuwun.

Tapi yang banyak kita temui memang kedua ucapan ini dipercaya sama, hanya disparitas kebiasaan pemakainya. Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam kesejatian pemakaian keduanya :

Apapun kata yang kita pakai sebagai ucapan terimakasih itu hendaknya selalu didasari keikhlasan, sebab terimakasih yang tidak lapang dada akan mengarah pada pengingkaran akan nikmat Tuhan.
Membiasakan menyebut kata, nama, kalimat beserta lafal yang betul bisa jadi bukan suatu keharusan, tapi adakalanya dan mestinya selalu itu dipercaya penting.
Apapun pilihan kebiasaan katanya, dalam bahasa apapun, sesering apapun penyampaian ucapan terimakasih itu, mendekatkan kita pada rejeki, sebab dapat menuntun kita menjadi insan yang suka bersyukur. Sekian dulu dan semoga ada keuntungannya. Nuwun.

Leave a Reply