Dalam buku-buku lama mengenai keris sering dijumpai berbagai istilah untuk menggambarkan keadaan dan penampilan Pamor Keris. Bahasa Jawanya: Wujud semuning pamor. Istilah-istilah itti pada umuninya kurang begitu dikenal orang yang hidup pada masa kini, di antaranya adalah:
- Pamor mrambut merupakan istilah penilaian pamor melalui kesan rabaan (grayangan—Jawa.), yaitu pamor yang jika diraba dengan ujung jari rasanya seperti meraba rambut. Munculnya pamor semacam itu pada perrnukaan bilah keris bagaikan susunan helaian rambut, atau seperti serat-serat yang halus dan lembut.
- Pamor ngawat juga berkaitan dengan kesan rabaan seperti di atas, tetapi rasa rabaannya tidak sehalus pramor yang mrambut, melainkan seolah-olah seperi rabaan jajaran kawat yang lembut.
- Pamor nggajih merupakan istilah penilaian pamor melalui kesan penglihatan, yakni pamor yang tampak seperti lemak beku menempel di permukaan bilah keris Keris atau tosan aji yang pamornya nggajih biasanya adalah keris yang bermutu rendah atau yang sering disebut keris rucahan. Keris semacam itu jika dijentik (dithinthing—Jw.) biasanya tidak berdenting.
- Pamor mbugisan adalah istilah penilaian pamor keris melalui kesan penglihatan dan rabaan. Permukaan bilah keris yang pamornya tergolong mbugisan raba-annya halus, sedangkan gradasi berbedaan warna an-tara besinya yang hitam dan pamornya yang putih ke-perakan tidak nyata terlihat, tidak kontras.
- Pamor nyanak, adalah istilah untuk pamor Sanak atau pamor peson, merupakan istilah penilaian pamor menurut kesan penglihatan dan rabaan. Alur-alur poly gambaran pamor ini tidak jelas, tidak kontras, tetapi rabaannya sangat terasa, agak kasar. Keris berpamor sanak biasanya dibuat dari bahan pamor yang berupa mineral besi yang didapat dari daerah lain. Jika dijentik, keris dengan pamor sanak tidak berdenting nyaring.
- Pamor yang kelem, yang penampilannya cukup jelas, cukup kontras, tetapi sedemikian rupa se-hingga seolah yang terlihat ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan pamor. Seolah sebagian terbesar dari pamor flu `tengelam’ di dalam badan bilah. Pamor yang kelem itu jika diraba akan terasa honer atau halus dan lembut.
- Pamor yang kemambang adalah kebalikan dari pamor yang keleng. Pamor keris ini memberi kesan seolah bagian pamor yang tertanam di badan bilah hanya se-dikit saja. Jika diraba, pamor kemantbang juga membe-rikan kesan lumer dan halus.
- Pamor yang ngintip adalah istilah penamaan pamor yang sangat kasar perabaannya, malahan kadang-kadang di beberapa bagian terasa tajam. Pamor yang ngintip ini bisa terjadi karena dua sebab. Pertama si empu boros atau dermawan (loma—Jw.) terhadap bahan pamor yang digunakannya, sehingga jumlah bahan pamor yang digunakan berlebihan Bisa juga terjah karena ketidaksengajaan, yakni untuk memberikan kesan wingit pada keris itu. Sebab yang kedua adalah si empu menggunakan bahan pamor bermutu tinggi, tetapi besi yang digunakan mutunya kurang baik, sehingga besi itu cepat aus. Sewaktu besinya sudah aus, sedangkan pamor tidak, maka pamor keris itu akan `muncur di permukaan bilah secara berlebihan. 9. Pamor yang mubyar yakni pamor yang tampak cerah, cemerlang, dan kontras dengan warna besinya. Walaupun warnanya kontras, namun jika diraba akan terasa lumer, halus. Selain istilah-istilah di atas, untuk menilai pamor orang juga mengamati kondisi tertanamnya pamor pada badan bilah keris atau tosan aji lainnya. Menurut istilah Jawa, kondisi itu disebut tancebing atau tumancebing pamor. Tancebing atau kondisi tertancapnya pamor pada badan bilah ada dua macam, yakni parades (pandhes), yang tertanamnya pamor seolah dalam dan kokoh; dan kumambang, yaitu yang seolah-olah mengambang atau mengapung di permukaan bilah.