web analytics
Ilmu Nggulung Jagad dalam Tinjauan Logika Sederhana - DUNIA KERIS

Dunia Keris Selamat tiba kerabat perkerisan. Bisa jadi & sangat mungkin sampeyan baru mendengar ilmu satu ini. Namun sebelum kita membahas lebih jauh ilmu yg berdasarkan namanya saja telah terkesan seram & serem ini saya ingin sedikit bercerita latar belakang penulisan artikel yg sedang sampeyan baca ini.

Adalah Kak In, Mustain nama lengkapnya, pengajar ngaji kami di langgar (surau) tempat kami tinggal. Ada satu untaian kalimat yg masih saya jangan lupa berdasarkan Kak In hingga kini. Kak In bukanlah seorang penceramah, beliau hanya pengajar ngaji biasa, namun muncul satu tata cara di langgar kami kalau malam Jumat libur ngaji yg diganti bareng cerita para nabi atau para wali & cerita ihwal Surga & Neraka. Biasanya maupun, diakhir cerita tadi selalu diakhiri bareng istilah-istilah petuah yg kala itu bagi kami artinya tidak menarik, kami lebih tertarik bareng cerita karomah & semacamnya. Maklumlah, namanya anak-anak, sementara kebutuhan hiburan sangat minim ketika itu.

Barang siapa menguasasi ilmu atau berilmu, maka akan ditinggikan derajatnya setinggi satu tingkat lebih tinggi berdasarkan orang homogen-homogen dimana mereka berada. Dan kemudian "beruntunglah orang yg mau membagi-bagi ilmunya & kemudian berguna bagi orang banyak, maka kepadanya akan mendapat rezeki melimpah yg tidak disangka-sangka datangnya. Kalimat sarat makna ini saya yakin sampeyan maupun sering mendengarnya, kalimat ini pulalah yg selalu diselipkan Kak In buat mengakhiri ceritanya.

Lantas, apa korelasinya bareng Ilmu Nggulung Jagat yg hendak kita bicarakan ini? Begini kisanak, kita telah lazim mendengar, memperhatikan, apabila dalam pengajian-pengajian maka kita dihadapkan pada dua kondisi yakni wajib takut & percaya, yaitu kalau kita melakukan dosa, maka nanti di akherat akan masuk neraka, & andai saja kita melakukan kebaikan di mayapada ini maka di akherat nanti akan masuk surga. Begitu maupun halnya yg disampaikan Kak Ini ketika menceritakan nikmat Surga & siksa Neraka. Dikemas sedemikian rupa yg seakan-akan beliau telah pernah ke akherat & pernah melihat Neraka ataupun Surga.

Informasi Surga & Neraka yg sedikit & daya nalar anak-anak ketika itu, suka tidak suka yg mampu kami lakukan artinya manggut-manggut. Sekian waktu kita rajin sangat beribadah karena masih terekam terperinci bagaimana penggambaran nikmat Surga & ancaman Neraka masih kental membayangi. Sedikitpun tidak tergerak buat mencari memahami berasal-usul berdasarkan mana wajib percaya. Galibnya kehidupan yg terus bergerak, pemugaran itu hanya temporer, akhirnya amal perbuatannya pun tidak mengalami pemugaran, tidak connect bareng nasehat Kak ini tadi.

Nah, Ilmu Nggulung Jagat ini adalah ilmu yg mampu membantu kita buat senantiasa sadar & sempurna dalam menyemai amal di mayapada ini buat memperoleh keberuntungan akherat. Namanya maupun Ilmu, beliau memenuhi kondisi buat mampu dibuktikan secara ilmiah. Ini bukan mitos yg menyesatkan, tetapi murni akal sehat yg menyehatkan akal. Untuk memudahkan maksud dalam goresan pena ini saya dengan analisa pemahaman bareng mengutip pernyataan, pertanyaan & jawaban logika paling sederhana. Maklum kisanak, saya bukan ahli kepercayaan yg nglothok ihwal dalil-dalil pendukungnya. Adapun yg terkutip berdasarkan kalamullah artinya hal yg paling awam yg setiap kita (muslim) memahami.

Satu fakta yg tidak terbantahkan, bahwa umumnya rakyat beragama percaya pada dua alam yaitu alam mayapada & alam akherat atau dianggap maupun jagat mayapada & jagat akherat. Orang beragama maupun mutlak percaya pada Kitab. Maka itu, bareng dasar Kitab inilah Ilmu Nggulung Jagat lahir sebagai wahana penyaksian/tasdiq bahwa Maha Besar Alloh yg Maha Penolong & Meninggikan Derajat orang-orang yg dianugerahi Ilmu yg kaffah/tuntas. Nah, bagaimana menguasai Ilmu Nggulung Jagat?

"….ketahuilah bahwa luasnya Surga & Neraka artinya seluas Bumi & Langit…"&" ketahuilan bahwa bahan bakar Neraka itu artinya Bangkai Manusia & Batu-batu, ini seluruh diperuntukkan bagi orang yg Kafir/ingkar",&"… orang yg Kafir/ingkar itu artinya orang yg kazab/mendustakan ayat-ayatKu, karenanya beliau layak masuk neraka selama-lamanya…".Kurang lebihnya begitulah kalamnya. Lantas, bagaimana kita mampu memahami isu Kitab ini bareng sempurna?

Begini kisanak, sejak manusia lahir, maka mualailah hijab/tutupan itu berlangsung. Bayi yg lahir mutlak menangis. Sang Ibu mulai memberi ASI. Bila tidak, mampu dipastikan bayi tadi akan menangis. Bayi besar mulai makan bubur, apabila tidak mutlak menangis. Bayi mulai berpopok kemudian celana, berbaju, & kebutuhan lainnya, apabila tidak tercukupi maka akan menangis. Dalam bepergian hayati seseorang yg cukup lama, maka banyaklah kebutuhan-kebutuhan & apabila tidak terpenuhi maka menangislah atau sedihlah beliau.

Hijab, yg syahdan hingga 9999 lapis, pada intinya artinya serangkaian kebutuhan yg pada akhirnya menjadi alasannya adalah musababnya kesedihan & tangisan. Seseorang yg masuk Neraka maupun digambarkan mengalami kesedihan, tangisan, rintihan. Maha Besar Alloh yg telah menyampaikan Kitab yg Benar. Lantas, kenapa bahan bakar Neraka artinya Bangkai Manusia?

Jadi begini, kalau kita makan nasi, sayur, lauk-pauk, misalnya, mampu dipastikan akan jadi daging-kulit-tulang kita. Nah, apabila kita tidak makan, kira-kira murung opo ora? Kalau tidak minum, murung opo ora? Kulit/tubuh kita perlu konservasi berupa baju, kerudung, celana, & lain sebagainya. Bila kita tidak punya baju, kerudung, celana, kira-kira murung opo ora?

Nah, terperinci telah, gara-gara bangkai manusia atau badan kita, kita mampu jadi murung, karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Neraka artinya sebuah kesedihan, kepedihan & tangisan. Kita murung, pedih, & nangis gara-gara bangkai/badan kita butuh & tidak terpenuhi. Karena itu wajarlah bahwa bahan bakar neraka artinya bangkai manusia.

Kemudian, bagaimana bareng keterangan bahwa bahan bakar neraka artinya batu-batu? Begini, dalam Ilmu Geologi batu-batu maupun dianggap batuan. Batuan ini berlapis-lapis & umumnya mengalami metamorfisis atau pelapukan &/ atau pengerasan. Ini seluruh atas kehendak Alloh SWT, bukan karepe dhewe (maunya sendiri).

Batuan teratas dianggap "top soil" yg umumnya mengandung humus atau tanah fertile. Nah, tanah fertile inilah tempat dimana padi, singkong, & lain sebagainya tumbuh & kita makan, & hewan berperikehidupan & dimanfaatkan oleh manusia maupun. Demikian jua, banyak manusia perlu pasir, semen, kerakal, lempung, besi, emas, perak, perunggu, pirit, & lain sebagainya buat perikehidupan kemanusiaan. Singkat istilah, batu-batu atau batuan ini maupun adalah bahan barah neraka. Ini terjadi apabila tanah kita disrobot orang, emas kita dicuri orang, sawah kita tidak produktif, tentu tragedi ini akan menimbulkan kita murung, pedih & nangis.

Di atas disebutkan bahwa ilustrasi luasnya Surga & Neraka itu artinya seluas langit & bumi. Pertanyaannya artinya lalu di mana Surga & Neraka sebenarnya? Nah, kalau sampeyan mampu menjawab, maka sampeyan telah memahami Ilmu Nggulung Jagat. Tapi sebenarnya memahami saja tidak cukup, sampeyan maupun wajib Ngalami atau merasakan Ilmu Nggulung Jagat ini, semoga sampeyan termasuk orang yg pandai bersyurkur & dekat-dekat bareng Surga. Bagaimana kita mampu merasakan nikmatnya Surga yg besar" kalau rezeki yg sedikit saja tidak mampu kita rasakan & syukuri mitra? Berani bersyukur.

Nah, kalau sampeyan menguasai Ilmu Nggulung Jagat, bukan hanya ngalami, maka sampeyan akan menjadi orang yg Selamat, orang Islam sejati, Islam kaffah, orang yg berani mendapat tantangan menjadi kere sekalipun namun bareng penuh pencerahan, kesabaran, iman & taqwa. Bukan penakut misalnya koruptor yg tidak berani bersyukur. Apalagi Surga? Bukan beliau tidak mau, tapi karena beliau takut masuk & tidak mampu masuk, karena tidak pernah mampu bersyukur. Semoga kita dijauhkan berdasarkan sifat tadi & menguasasi Ilmu Nggulung Jagat. Nuwun.

Bumi Para Nata, Kaliurang, Ngayogyokarto Hadiningrat, 07/06/2017

NB :Bukan tidak boleh disalin. Monggo kerso, sangat-sangat boleh malah, tapi alangkah bijak andai saja sampeyan sekedar mencantumkan sumbernya. Sekedar mencantumkan sumber goresan pena tidak lantas mencerminkan kita udik toh!

Leave a Reply