Siapa yg menyangka, dibalik estetika serta keeksotisan Goa Srunggo yg berada di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban ini menyimpan legenda yg kelam. Nah, kepada kesempatan menulis kali ini, saya ingin mengajak kembali kerabat perkerisan ke Tuban serta mengenal sosok Syekh Rifai yg makamnya tak jauh berasal Goa Srunggo ini.
Menurut cerita yg ada di rakyat,Syekh Rifai artinya ulama kondang di jaman Islam mulai masuk ke tanah Jawa yg dibawa para wali. Nama SyekhRifai sendiri memang tak setenar nama-nama para wali yg banyak beredar di Tuban. Seperti Sunan Bonang, Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Sunan Kalijaga, Sunan Bejagung maupun Sunan Geseng.
Akan namun eksistensi syiar Islam yg dilakukannya sudah diketahui warga.Bahkan, Syekh ini pula dalam syiarnya acap memasuki daerah yg diklaim tempat merah.Kawasan yg dihuni para gembong rampok serta begal.Karena ilmu kanuragan yg dimilikinya pula, Syekh ini diklaim tokoh penakluk. Apalagi syahdan, Syekh Rifai memiliki ilmu Rawa Rontek, yg bisa hidup kembali setelah jasadnya menyentuh tanah. Bahkan andai saja koordinator dipenggal akan menyatu kembali andai saja tak dimakamkan secara terpisah.
Syeh Rifaiselalu berpindah-pindah tempat semasa hidupnya. Setelah pengikutnya banyak serta mulai beredar, Syekh kelahiran jazirah Arab ini akhirnya memutuskan uzlah (laris menyendiri) di Goa Yung Yang. Meski sudah bertahun-tahun berkontemplasi beserta Sang Khaliq di dalam goa, namun ajaran serta syiarnya diteruskan para pengikutnya.
Alkisah, kala itu Tuban dipimpin Bupati Wilwatikta. Bupati yg juga orangtua Raden Said, termasuk penguasa yg gigih mempertahankan kekuasaannya.Tokoh ini pula yg dikenal se- bagai bupati yg tegas.Kompleks Goa Srunggo memang acap didatangi Bupati Wilwatikta, selepas berburu binatang buas di hutan jati wilayah setempat. Tak jarang pula beliau mengajak istrinya dalam perburuan tadi. Namun, sang istri selalu mendirikan kemah menunggu suami berburu di sekitar Goa Srunggo. Apalagi Srunggo merupakan goa yg mengeluarkan air higienis yg mengalir kesana kemari.Rindangnya pepohonan menjadikan lokasi ini pilihan penguasa Kabupaten Tuban untuk berwisata.
Di samping Goa Srunggo terdapat goa lain. Yakni Goa Yung Yang.Tempat Syekh Rifai bersemedi.Ia berniat mengakhiri hidupnya di goa tadi sambil melakukan kontemplasi beserta Sang Khaliq. Karena kelebihan yg dimilikinya beliau mampu bertahan sampai bertahun-tahun di dalam goa. Hanya sesekali beliau ke luar untuk menemui para pengikutnya. Menurut liputan warga setempat, dinding Goa Yung Yang dulu selalu muncul penampakan Syekh Rifai. Warga meyakini itu terjadi lantaran karomah serta kesaktian sang Syekh.
Istri Wilwatikta sempat menengok dalam goa Yung Yang. Hingga mengetahui di dinding ada penampakan laki-laki ganteng yg santun tadi.Bahkan, perempuan nomor satu di jajaran Kabupaten Tuban itu meminta suaminya supaya tak jarang berburu. Dengan cara itu beliau bisa tak jarang bertemu beserta Syekh Rifai, sekalipun sekadar melihat wajahnya di dinding goa. Wilwatikta pun akhirnya mencium keanehan berasal permaisurinya. Ia pun memerintahkan aparatnyauntuk menelisik serta menyusuri lorong Goa Yung Yang.Disitulah ditemukan Syekh Rifai yg masih terlihat sebagai lelaki muda serta gagah.Sosok yg tak jarang hadir dalam mimpi serta igauan istrinya.
Syekh Rifai pun akhirnya diseret ke luar goa.Ia diadili oleh Wilwatikta beserta tudingan sudah membuat istrinya terpikat. Di tengah amuk barah cemburu, Wilwatikta pun menjatuhkan hukuman pancung kepada Syekh Rifai. Sekalipun Sang Syekh tetap ngotot nir pernah sengaja menggoda istri penguasa Bumi Ranggalawe tadi.
Akhirnya Syekh Rifai mengajukan syarat untuk membuktikan tidaksalahnya. Jika setelah dipancung darah yg ke luar berasal tubuhnya berwarna merah, berarti beliau memang bersalah.Akan namun andai saja yg ke luar darah putih berarti dirinya nir bersalah. Syarat itu disetujui oleh Wilwatikta.Hukuman pancung pun dilakukan.Setelah kepalanya terpenggal yg keluar artinya darah putih.Cairan darah putih tadi juga memunculkan aroma harum bunga. Selain itu setelah raganya menyentuh tanah, kepalanya kembali menyatu beserta badan, sang jasad pun kembali hidup. Beberapa kali hal itu terjadi, sampai akhirnya setelah kepalanya terpisah dimakamkan berjauhan, meski masih dalam kompleks sumber air Goa Srunggo.
Wilwatikta menyesali keputusannya.Dalam rasa sesal mendalam, penguasa Tuban itu meminta jasad Syekh Rifai dimakamkan secara baik.Bukan sebagai pesakitan yg sudah melakukan tindak pidana. Sesuai pesan yg disampaikan para pengikutnya, badan Syekh Rifai pun akhirnya dimakamkan di wilayah Sidomukti, sekarang masuk wilayah Kecamatan Kota, Tuban. Sedangkan kepalanya dimakamkan di kompleks Goa Srunggo.Pusara koordinator itu yg sampai sekarang masih banyak didatangi peziarah.Usai pemakaman Wilwatikta mengajak para prajuritnya kembali ke Pendapa Kabupaten Tuban yg berada di Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Tuban.
Namun sebelum bergerak terdengar suara tanpa rupa. Yang menyebut, Siapapun pejabat di Tuban akan lengser andai saja menginjakkan kakinya di Goa Srunggo. Sejak dikala itu, namaSyekh Rifai sudah tiada, oleh pengikutnya namanya diganti Syekh Gentaru, yg diambil berasal darah putih berasal badan beliau yg berbau harum. Untuk kerabat perkerisan yg suka cerita misteri kepada kesempatan selanjutnya saya akan tulis pengalaman misteri di goa ini. Maturnuwun