Istilah PAMOR Keris Tombak dan Tosan Aji lainnya mengandung dua pengertian. Yang pertama, ialah menunjuk gambaran tertentu berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang yang tampak pada permukaan bilah keris, tombak, dan tosan aji lain. Sedangkan yang kedua, dimaksudkan sebagai bahan pembuat pamor itu.
Motif atau pola gambaran pamor keris terbentuk pada permukaan bilah keris, karena adanya perbedaan warna dan perbedaan nuansa dari bahan-bahan logam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku keris akan menyatu dalam bentuk pisan tipis, tetapi bukan bersenyawa atau lebur satu dengan lainnya.
Karena adanya penyayatan pada permukaan bilah keris itu, (Tambaran pamor pun akan terbentuk. Gambaran pamor ini diperjelas dan diperindah dengan cara mewarangi keris, tombak, atau tosan aji itu. Setelah terkena larutan warangan, bagian keris yang terbuat dari baja akan menampilkan warna hitam keabu-abuan, yang dari besi menjadi berwarna hitam legam, sedangkan yang dari bahan pamor akan menampilkan warna putih atau abu-abu keperakan. Teknik tempa dalam pembuatan senjata berpamor ini merupakan keterampilan khas Indonesia, terutama Pulau Jawa Bahkan seni pamor itu mungkin bisa dibilang penemuan orang Indonesia.
Tidak ada bangsa lain selain Indonesia yang dalam catatan sejarah kebudayaannya mengenal seni tempa senjata berpamor, sebelum abad ke-10. Beberapa puluh tahun yang lalu, beberapa buku yang ditulis oleh orang Barat menyebutkan bahwa orang Persia (kini Iran) beberapa abad yang lalu juga mengenal senjata tajam berpamor. Padahal yang tersimpan di Museum Teheran adalah senjata tikam dan pedang-pedang yang dihias emas dengan teknik inlay.
Di Pulau Jawa, teknik menghias serupa itu disebut serasah atau sinarasah. Yang hampir serupa dengan teknik tempa keris adalah pedang Damaskus atau baja Damaskus (Irak). Bedanya, pamor yang timbul pada permukaan pedang Damaskus tidak begitu di-hiraukan oleh para penempa pedang di sana. Mereka hanya mementingkah ketajaman pedang buatannya, bukan keindahan karyanya, karena tujuan utama pembuatan pedang itu adalah semata-mata untuk senjata membunuh. Berbeda dengan keris, yang dibuat tidak semata-mata untuk melukai orang, tetapi lebih untuk pusaka, untuk menambah rasa percaya diri, sekaligus untuk kebanggaan diri, keluarga, dan kelompok.
semoga artikel tentang pamor keris ini bermanfaat