KERIS TINDIH (tindhih) adalah sebutan bagi keris yang dianggap mempunyai tuah yang baik bagi para kolektor tosan aji. Di kalangan para kolektor tosan aji, sering ada anggapan bahwa di antara keris koleksinya mungkin ada yang mempunyai energi / tuah buruk. Walau demikian, is merasa sayang untuk membuang (melarung) atau menjualnya. Untuk menetralkan atau menangkal pengaruh buruk dan energi / tuah keris yang jelek itu, biasanya para kolektor memiliki keris tindih.
Keris ini dianggap mempunyai kekuatan yang dapat meredam segala pengaruh buruk dari keris lain. Dengan memiliki satu atau beberapa buah keris tindih, sang kolektor akan merasa dirinya lebih aman. Keris-keris yang sering dianggap sebagai keris tindih pada umumnya adalah keris tangguh tua, di antaranya yang berdapur Jalak Budo, Betok, Semar Tinandu dan Semar Betak. Tetapi dapur keris tidak mutlak dijadikan pertimbangan untuk menentukan apa-kah sebilah keris dapat dianggap sebagai keris tindih atau tidak, karena dapur Tilam Upih pun jika diyakini itu benar-benar tangguh tua, bisa juga dianggap seba-gai keris tindih. Di kalangan pecintanya, keris tindih hampir selalu diberi warangka sandang walikat. Sebagian kecil diberi warangka gayaman, dan tidak pernah ada keris tindih yang diberi warangka ladrang atau branggah. Dalam tempat penyimpanan keris, umpamanya di lemari pusaka, biasanya keris yang dianggap sebagai keris tindih ditempatkan di bagian rak yang paling atas.