Kitab Babad Tanah Jawa inilah yang menceritakan sejarah para raja tanah jawa. Syandan, Nabi Adam berputra Sis. Sis berputra Nurcalwa. Nurcahya berputra Nurasa. Nurasa berputra Sanghyang Wening. Sanghyang Wening berputra Sanghyang Tunggal. Sanghyang Tunggal berputra Batara Guru. Batara Guru berputra lima, benama Batara Sambo, Batara Brahma, Batara Maha Dewa, Batara Wisnu, Dewi Sri. Batara Wisnu […]
Prabu Watugunung, setelah diberitahu demikian, lalu ingin segera naik ke Suralaya. Ia mengajak putra-putranya dan semua bala pasukan Medang melabrak Suralaya. Berita naiknya Prabu Watugunung hendak melamar bijajari surga sudah didengar Batara Guru. Batara Guru tidak berkenan manusia itu melamar bijajari. Maka ia lalu memanggil para dewa. Mereka semua ditanya berani tidak melawan Prabu Watugunung. […]
Perjalanan Sanghyang Narada dengan Batara Wisnu sudah sampai di Suralaya. Mereka lalu menghadap Batara Guru. Ketika sedang enak-enaknya berbincang-bincang, tidak lama kemudian Raden Srigati datang dan duduk di belakang ayahnya. Ketika Batara Guru melihat ada anak kecil yang tampan dan tiba-tiba duduk di belakang Batara Wisnu, lalu ia bertanya kepada Sanghyang Narada, siapakah anak itu. […]
Kemudian negeri Pajajaran terkena wabah besar Banyak orang tewas. Hal ini menjadikan Sang Raja prihatin. la lalu memanggil para nujum, bertanya apa penolak wabah itu. Kata para nujum, Sang Raja disuruh makan-makan yang enak. Setelah makan-makan lalu disuruh meniduri selir. Ini sebagai sarana penolak bala. Akan tetapi Sang Raja kelak akan terkena kutukan, dibunuh oleh […]
Setelah tewasnya Prabu Watugunung, Dewi Sinta sangat sedih. Hal ini membuat geger sampai di Suralaya, hingga menjadikan susahnya pars dewa Batara Guru bertanya ke-pada Sanghyang Narada, apa yang menjadi sebab hum-ham itu. Sanghyang Narada mengatakan, kalau adanya gara-gara itu karena tangis Dewi Sinta. Ia prihatin karena terbunuhnya Prabu Watugunung. Batara Guru lalumemerintahkan kepada Sanghyang Narada […]
Kemudian alkisah tentang Ki Ajar Cempaka, ada seorang ajar, yang bertapa di Gunung Pajajaran, bernama Ajar Cempaka. Ia berpribadi luhur, tasdik, tabu segala hal yang belum terjadi. Berita ini sudah disampaikan kepada Sang Raja. Sang Prabu hendak menguji kepandaian Ki Ajar. Raja memerintahkan kepada patihnya, agar membuktikan ke gunung, bertemu dengan Ki Ajar membawa selirnya. […]