Manusia dianugerahi potensi luar biasa oleh Tuhan sebagai makhluk tepat. Dalam diri manusia itu terdapat kemampuan luar biasa poly, termasuk yang mengarah pada fenomena santet. Kemampuan ini jelas sangat berbahaya apabila jatuh ketangan orang yang bermoral rendah, seperti dukun santet & sebagainya. Menjadi tragedi akbar apabila santet dipakai untuk tujuan negatif.
Misalnya membunuh orang dari jarak jauh. Bahkan, boleh jadi santet menjadi alternatif efektif untuk memuluskan rencana dursila karena sifatnya sangat sulit dibuktikan di muka hukum. Di samping itu, hukum kita sendiri masih memperlakukan santet sebagai fenomena semu. Fenomena santet yang dijadikan mesin pembunuh jarak jauh oleh segelintir orang, terutama penjahat kelas kakap, ataupun para koruptor penilep uang rakyat sangat masuk akal.
Dasarnya satu, memuluskan rencana dursila mereka tanpa tersentuh hukum, baik hukum perdata atau pidana. Persoalan target, dapat saja penegak hukum, contohnya aparat kejaksaan, karena mereka paling berhubungan dengan perkara para penjahat kelas kakap ataupun para koruptor yang terjeraat hukum tersebut. Ini masuk akal, aparat hukum terutama jajaran kejaksaan acapkali menjadi sasaran tembak.
Mengapa? Karena ditangan merekalah sebuah perkara dipertaruhkan. Selain anti hukum cara kerja santet ini sangat halus, tapi cenderung mematikan. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk menangkal kejahatan santet ialah kembali kepada ajaran Allah swt. Dengan cara itu, aura dalam diri siapapun akan menjadi benteng perlindungan terhadap sihir santet yang berbahaya. Kalau semua orang mau melek mata & menganggap santet itu bukan semata-mata isapan jempol, maka jelas sekali kasus kematian hakim atau jaksa secara misterius, tak mustahil ialah akibat ulah dukun santet bayaran.
Dengan kepiawaiannya sebagai tukang tenung profesional, cara apapun ditempuh asal target yang dipesan (order) kliennya mati! Banyak corak kematian aneh akibat santet, mulai dari serangan jantung hingga kecelakaan lalu lintas. Apapun sampulnya, isinya tetap sama, berujung kematian. Santet yang paling berbahaya ialah santet pola pikir. Pengirim santet menstel pikiran korban dengan sejumlah aktifitas yang mengarah pada kematian. Misalnya meloncat dari gedung tinggi, minum racun serangga, gantung diri, berjalan diatas rel kereta api saat kereta meluncur, & lain sebagainya.
Santet tetap merupakan misteri dari kacamata orang awam, terutama para jajaran pemerintah & aparat penegak hukum. Bisa jadi, mereka sebenarnya percaya, tapi sengaja menutup diri, padahal, justeru celah inilah yang dimanfaatkan mereka, untuk menggunakan santet sebagai mesin pembunuh yang sangat efektif. Resikonya mini, hasil maksimal. Dan yang paling menjanjikan jauh dari jangkauan hukum. Orang-orang yang menganggap dirinya terpelajar, terutama yang bertitel Sarjana dengan berbagai tingkatan atau strata, yang ada di negeri ini memang cenderung munafik.
Mereka selalu mengkalim semua hal yang berbau mistis itu tahayul atau tidak ilmiah. Padahal kenyataannya tidak selalu seperti itu. Khusus dalam soal santet, apa masih perlu dipercaya tahayul & tidak ilmiah? Padahal kalau kita mengakui & kita semua mahfum hal itu nyata.
Kenyataannya, memang poly kaum cendekiawan kita yang menganggap soal-soal gaib sebagai hal yang tidak menarik untuk disentuh, apalagi diteliti secar keilmuah. Padahal, di Indonesia sebagai galat satu negeri gudangnya gaib, harusnya dapat mencari langkah terobosan untuk mengangkat keunggulan lokal ini, sehingga menjadi fakta yang tidak selalu diperdebatkan, bahkan dibenturkan dengan dogma kepercayaan. Karena tidak dapat disentuh hukum, maka SANTET menjadi mesin pembunuh yang paling safety.