Dunia Keris Selamat tiba kerabat perkerisan. Tahun 2006, awal-awal aku pada Jogja hampir setiap seminggu sekali aku selalu ke Parangtritis maupun ke Parangkusumo, tepatnya merupakan tempat dimana diyakini pada tempat tadi terjadi pertemuan antara Panembahan Senopati sebagai Raja Awal Mataram & Ratu Laut Kidul. Berangkat setelah jam 22.00 malam & balik sampai fajar menjelang. Apa yang aku inginkan? Jawabannya merupakan aku ingin ketemu dengan Ratu Kidul!
Saat itu aku masih tergabung dengan satu kelompok kebatinan Jawa yang tentu saja disana aku melakukan rangkaian ritual pada Parangtritis maupun Parangkusumo, lebih seringnya pada tempat yang terakhir aku sebutkan ini. Dari jam lengser tengah wengi (lewat jam dua belas malam) aku, atau lebih tepatnya kami kemudian baru melakukan semedi pada pinggir pantau sampai pagi.
Singkatnya, dalam satu kunjungan aku pada Parangkusumo, setelah aku masuk dalam 'semedi', air pantai didepan aku tersibak & muncul sebuah jalan mengarah ke tengah laut. Tanpa pikir panjang aku ikuti jalan tadi & aku terpana bahwa didepan aku ada istana yang sangat megah. Terlihat penjaga pintu istana membukakan pintu buat aku. Saya kembali tertegun dengan ornamen dalam istana yang sangat mewah dengan lapisan kemilau emas! Saat aku menikmati keindahan istana tadi, badan aku digoncang-goncangkan oleh teman aku.
"Kang! Sadar! Air laut pasang! Kaki sampeyan sudah terendam air!"
Saya tersadar dari 'semedi' yang aku lakukan sejak jam 12 malam, & ternyata saat teman aku mengajak aku sadar, jam menunjukkan pukul 3 pagi. Celana aku basah karena memang air laut sudah menenggelamkan sampai paha aku. Saya melihat air laut pasang! Saya menceritakan apa yang aku alami & sejak saat itu aku dipercaya 'orang istimewa' bagi mereka.
Tapi sayangnya kali ini aku tidak akan membahas pengalaman aku itu sebagai sebuah bentuk pengalaman nyata atau tidak. Saya hanya membuka tulisan ini dengan cerita aku diatas. Saya sendiri tidak peduli apakah itu nyata atau tidak. Bagi aku tidak penting. Karena pengalaman 'esoteris' seperti itu dapat dibicarakan dari berbagai macam sudut & tentu saja akan muncul berbagai macam pendapat tentangnya. Sekali lagi itu tidak penting.
Yang penting sekarang kita akan menyelam lebih dalam lagi ke dasar laut buat menemukan Ratu Pantai Selatan. Semenatara aku siap kopi pahit & sebungkus rokok, sampeyan siapkan masker oksigen & pastikan bahwa sampeyan tidak kehabisan nafas selama penyelaman ini!
Ya, Jalan satu-satunya buat mendekati kerajaan Laut Selatan merupakan dengan menyelam. Sampeyan & aku tidak akan menemukan apa-apa seandainya hanya termangu dipinggir pantai, menikmati cerita-cerita yang didengar dari kanan & kiri. Untuk itu, saat ini marilah kita menyelam. Hleeep!
Penyelaman kita kali ini tentu saja bukan tanpa peralatan selam yang memadai. Kita harus mempersiapkan segala macam peralatan selama menyelam termasuk juga perbekalan yang kita perlukan. Mungkin bagi sebagian kecil orang, mereka berani menyelam tanpa alat bantu. Namun itu hanya sebagian kecil saja & hanya bagi bagak yang berpengalaman.
Alat bantu yang kita bawa selama penyelaman kali ini ada beberapa, & pastikan telah berada dalam ransel kesangan sampeyan sehingga kapanpun kita perlukan dapat dengan cepat kita ambil.
Pertama kita akan menyusuri Ratu Kidul dari sebagai sebuah Mitos, Legenda, & Cerita Rakyat
Kedua kita akan acapkali membuka Babad Tanah Jawi sebagai sumber sejarah Tanah Jawa
Ketiga kita akan melihat sebuah taktik jitu atau taktik hebat dari Ki Juru Mertani, yaitu penasehat Panembahan Senopati.
Keempat kita akan membuka kaitan seluruh tulisan dengan mayapada pikiran kekinian kata anak belia sekarang.
Tulisan ini secara keseluruhan aku katakan sebagai sebuah penyelaman, artinya aku akan mencampur sesuai dengan tema setiap bagian dimana aku tidak akan membaginya secara sendiri-sendiri mana yang masuk ke Mitos, mana yang Legenda, mana yang Babad Tanah Jawi, ataupun mana yang merupakan ulasan mayapada pikiran kekinian. Saya akan menyuguhkan tulisan ini lengkap buat sampeyan agar dapat dinikmati dengan lezat & belum pernah sampeyan temukan sebelumnya melalui searching anda pada google! Ah mosok?
Kalau ternyata nanti Ratu Kidul itu merupakan Alien & bukannya Jin yang acapkali digembar-gemborkan selama ini (Karena ketidaktahuan). Saya menggunakan istilah Alien bukan artinya ia dursila, namun seandainya ternyata bahwa ia merupakan makhluk angkasa luar yang pernah dijumpai oleh Panembahan Senopati & mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan manusia pada jaman itu, artinya ini akan menggoncang sampeyan!
Saya jadi ingat film The Avenger, sampeyan pernah juga nontoh toh, bahwa mungkin saja ada sesuatu yang tiba dari kehidupan masa depan ke masa kita dengan membawa hal biasa mereka yang kita anggap sebagai kesaktian luar biasa. Namun sekali lagi kita belum mulai, aku baru membagikan prolog dalam tulisan ini. Kalau sekiranya kepanjangan prolognya, anggep saja biar agak sok pinter. Tapi alangkah baiknya, sampeyan jangan berasumsi apapun juga, rileks, & rasakan apapun yang akan menghentak sampeyan!
Ketika aku menyusuri masyarakat pada sepanjang Pantai Selatan, terutama Pantai Selatan Yogyakarta, banyak yang bercerita tentang sosok Ratu Kidul. Beberapa pada antaranya bahkan menggambarkan fisik & pakaiannya, yang mereka klaim bahwa mereka pernah bertemu dengan Ratu Kidul. Banyak yang belum pernah berjumpa secara langsung namun sangat percaya keberadaan Ratu Kidul. Keberadaan Ratu Kidul yang menguasai Pantai Selatan bahkan membawa pengaruh terhadap tatanan kehidupan yang mereka percayai.
Bagaimana kepercayaan ini dapat tercipta & sampai sekarang permanen dipegang teguh?
Untuk ini marilah kita masuk lewat apa definisi mitos, legenda, & cerita rakyat, dimana ketiga hal tadi sangat berbeda maknanya. Cerita rakyat belum tentu menjadi legenda, & belum tentu menjadi sebuah mitos
Ratu Kidul, pertama kali dapat dikatagorikan sebagai cerita rakyat, karena ia tidak diketahui sumber utamanya, namun cerita tentangnya disebarkan dari mulut ke mulut secara turun temurun & menjadi efek domino yang beredar. Karena cerita tentang Ratu Kidul tidak terdapat pada sumber sejarah resmi, & tidak terdapat prasasti (dapat berupa candi, lontar, peninggalan budaya) atau peninggalan yang dapat dijadikan bukti nyata, buat itu kita akan memasukkan cerita Ratu Kidul sebagai cerita rakyat.
Cerita rakyat yang mempunyai efek penyebaran yang luar biasa & acapkali dibicarakan masyarakat daripada cerita rakyat lainnya, maka cerita tadi dapat menjadi Legenda. Legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan insiden sejarah. Dalam hal Ratu Kidul, kaitannya dengan sejarah merupakan sejarah Raja-raja Mataram. Legenda berbeda sedikit dengan Mitos. Dalam legenda, cerita tadi dipercaya sungguh terjadi namun tidak dipercaya suci seperti dalam mitos. Legenda juga dikatagorikan tentang hal-hal yang sesuai sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau insiden yang tanda kesaktian.
Ratu Kidul juga masuk dalam definisi mitos, yaitu cerita yang dipercaya sungguh terjadi & dipercaya suci. Mitos merupakan keyakinan atau kisah populer yang dikaitkan seseorang, insiden, atau lingkungan, yang menjadi bagian suatu ideology. Mitos juga dapat dikatakan sebagai sebuah kepercayaan yang dipercaya secara luas namun tidak ditemukan fakta nyata yang berhubungan dengannya.
Karena sebuah Mitos menjadi bagian dari suatu ideologi, maka bila mitos ini dipandang dari luar komunitas yang tidak mempercayainya, maka sebuah mitos tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang galat. Artinya galat & betul disini tergantung kepada manfaat dari suatu komunitas & bagaimana mereka menerapkan manfaat dari efek mitos tadi.
Dalam Babad Tanah Jawa, yaitu sebuah kitab yang menjadi acum sejarah dengan pusat sejarah Kerajaan Mataram, juga kental dengan mitos & pengkultusan. Oleh sebab itu bagi para ahli sejarah juga permanen melakukan pemilahan pada dalamnya. Namun berkaitan dengan Ratu Kidul, kita menemukan benang merahnya pada saat sejarah awal dibangunnya Mataram oleh Panembahan Senopati yang rencanakan oleh Ki Juru Mertani.
Kembali kepada Mitos, Legenda, & Cerita rakyat. Sekarang kita memahami bagaimana cerita Ratu Kidul berkembang dari cerita rakyat menjadi Legenda & menjadi Mitos. Dengan pemahaman ini kita tidak akan berdebat lagi sumbernya dari mana, bagaimana itu menjadi legenda & bagaimana hal tadi menjadi mitos. Cerita Ratu Kidul memang tidak diketahui dengan terperinci kapan berawal, namun kita dapat melihat bahwa cerita ini mencapai puncak tertinggi keyakinannya pada keyakinan dinasti Mataram, yiatu bahwa Ratu Kidul merupakan istri spiritual dari Raja Mataram.
Benarkah bahwa Ratu Kidul merupakan istri spiritual Raja-raja Mataram? Untuk itu marilah kita masuk ke dalam Babad Tanah Jawa buat menelusuri awal mula berdirinya kerjaan Mataram yang sebelumnya berupa hutan lebat yang bernama Hutan Mentaok (posisi hutan ini sekarang merupakan kawasan yang bernama Kotagede pada Yogyakarta).
Di dalam mitologi kebatinan Jawa, dikenal istilah telu-teluning atunggal yaitu 3 sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang Resi Projopati, Panembahan Senopati, & Ratu Kidul. Eyang Resi Projopati merupakan penguasa Gunung Merapi, Panembahan Senopati merupakan penguasa Mataram, & Ratu Kidul merupakan penguasa pantai selatan. Disini kita dapat melihat betapa mitologi kebatinan Jawa ini mengajarkan ekuilibrium ekologi alam semesta antara gunung, perkotaan, & laut.
Bila Ratu Kidul ini sudah ada sebelum kerajaan Mataram, dimana perannya pada masa Majapahit, Singasari, atau Sriwijaya? Mengapa hanya Raja Mataram saja yang memperistri Ratu Kidul?
Apakah sampeyan mendengar bahwa raja Majapahit atau Singasari juga memperistri Ratu Kidul? Atau raja Sriwijaya juga memperistri Ratu Kidul? Bukankah sumpah dari Ratu Kidul merupakan menjadi istri Raja Mataram seterusnya?
Kalau kita lihat pada bagian ini, yaitu bahwa Ratu Kidul hanya buat Raja Mataram, artinya ada bagian yang hilang. Atau bahkan jangan-jangan ada bagian yang disembunyikan? Apakah ada spesialis yang sengaja menghadirkan Ratu Kidul bagi Raja Mataram?
Kalau dikatakan ahli, seseorang ini memang ahli & menguasai seluk beluk cara kerja pikiran manusia. Dialah Ki Juru Mertani, sebagai penasehat Panembahan Senopati. Mari kita lihat sebentar kerajaan yang ada sebelum Panembahan Senopati ( Sutawijaya ) membuka hutan Mentaok sebagai kerajaan Mataram.
Sebelum Mataram berdiri, yang ada merupakan kerajaan Pajang & Demak. Namun penguasa Pajang (Hadiwijaya) maupun Demak (Sunan Prawoto) tidak menyentuh sama sekali keberadaan Ratu Kidul ini, bahkan tidak mengatakan (sebagai raja Jawa) memperistri Ratu Kidul. Jadi keberadaan Ratu Kidul ini sungguh populer setelah Panembahan Senopati (Sutawijaya) menjadi Raja Mataram.
Dimanakah bagan yang hilang tadi atau bahkan bagia yang disembunyikan ini terjadi? Menjawab pertanyaan ini, aku akan mengajak sampeyan buat mundur, bukan hanya pada jaman sebelum Mataram yaitu Pajang & Demak, namun ke jaman Majapahit. Dari sini kita akan melihat apa yang menyebabkan Majapahit besar & mengapa Majapahit hancur. Pergantian kekuasaan dari Majapahit ke Demak & dari Demak ke Mataram. Majapahit berkuasa sekitar 200 tahun, atau berdiri dari sekitar tahun 1293 sampai 1500 M.
Majapahit merupakan kerajaan bertenaga dengan wilayah yang luas. Ekspansi kerajaan ke berbagai wilayah dengan menggunakan kekuatan maritim menjadikan pasukan Majapahit sangat dekat dengan mayapada laut. Namun dengan begitu, buat menjadikan kondusif bagi pasukan lautnya, raja-raja Majapahit tidak pernah menyinggung tentang penguasa laut yaitu Ratu Kidul. Kalau mau dikaitkan dengan masyarakat yang lebih kuno, maka masyarakat Majapahit tentu lebih kuno daripada masyarakat Mataram. Atau paling tidak seharusnya masyarakat pesisirnya sudah terlebih dahulu mempercayai kekuasaan Ratu Kidul dari masyarakat Mataram.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa letak Kerajaan Majapahit ataupun Demak tidak berada pada wilayah yang dekat dengan pesisir selatan. Namun bukan itu masalahnya. Kalau kita melihat ekpansi wilayah Majapahit, ia dapat meliputi Nusantara.
Ada dua acum yang dapat kita susupkan, yaitu:
Pada tahun 1293 Jawa kedatangan pasukan dari Cina yang diutus oleh Kubhilai Khan buat menghukum Singhasri atas penghinaan yang pernah diterima utusannya pada tahun 1289. Artinya disini bersamaan dengan pasukan tadi, berbondong-bondong masuk satu pengaruh besar pada tanah Jawa. Raden Wijaya memanfaatkan kekuatan pasukan ini buat menggempur Singhasari & mendirikan Majapahit.
Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana (1426), serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba pada Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah membentuk komunitas muslim China & Arab pada beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti pada Semarang, Demak, Tuban, Gresik, & Ampel. Maka Islam pun mulai memiliki pijakan pada pantai utara Jawa.
Wilayah pesisir Selatan dengan ombak yang besar seperti Yogyakarta memang saat itu belum dibuka wilayahnya buat sebuah kerajaan. Transportasi maritim yang mengandalkan laut tidak tertarik atau bahkan menghindari wilayah pantai dengan ombak besar tadi. Bersamaan dengan waktu itu, kerajaan perdagangan baru yang berbasis Islam mulai berdiri, yaitu Kasultanan Malaka. Kerajaan baru ini abad ke-15 mulai menguasai selat Malaka & melebarkan sayapnya buat menguasai Sumatera, yaitu kawasan kekuasaan Majapahit yang mulai runtuh.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh 1478 M, para Wali Islam memproklamasikan berdirinya Negara Islam Demak & diputuskan Bintoro sebagai pusatnya. Sunan Giri memangku jabatan selama 40 hari, Kemudian ia menyerahkan tampuk kepemimpinan Islam kepada Raden Fatah, putera Raja Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Kenapa ada para Wali yang kemudian memproklamasikan berdirinya Negara Islam Demak? Darimana mereka ini? Jawabnya ada pada acum ke 2, yaitu ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, & telah membentuk komunitas muslim China & Arab pada beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti pada Semarang, Demak, Tuban, Gresik, & Ampel.
Di kawasan Gresik & sekitarnya, berdirilah Kewalian Giri Kedhaton yang sangat dihormati & ditaati. Bahkan buat urusan politik pun diserahkan kepada kewalian Giri Kedhaton, sehingga disana juga berdiri sebuah komunitas yang mirip kerajaan. Pada masa Majapahit, Kewalian Giri Kedhaton merupakan oposisi yang merisaukan para penguasa Majapahit. Kewalian Giri menerima sokongan dari para pedagang pada sepanjang Pantai Utara Jawa.
Pertukaran kekuasaan dari Majapahit ke Demak menjadikan Demak sebagai Negara Islam pertama pada Tanah Jawa dengan politik Islam yang dikendalikan dari Giri Kedhaton, yaitu komunitas para Wali (yang dikenal Wali Songo). Sisa kerajaan Hindu pada Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan pada ujung timur Jawa & kerajaan Sunda yang ada pada Pajajaran bagian barat.
Demak berkuasa hanya 68 tahun! Ya hanya 68 tahun! Dari tahun 1500 sd 1568 (bandingkan dengan Majapahit yang berkuasa selama 200 tahun). Mengapa kekuasaan Demak sependek itu? Artinya laboratorium yang dilakukan oleh para Wali pada Giri Kedhaton tidak berhasil. Corak politik keagamaan yang coba ditanamkan pada Nusantara tidak cocok, ya tidak cocok dengan ruh Nusantara! (seharusnya kita dapat belajar dari sejarah ini)
Melihat corak yang tidak cocok ini, yaitu corak wali sentris & membuahkan kekuasaan tidak bertahan usang, maka muncullah seorang tokoh pembaharu yang mengenal dengan sangat mumpuni cara kerja pikiran & psikologis Nusantara. Dia merupakan Ki Juru Mertani yang masih merupakan keturunan Sunan Giri pendiri dari Wali Kedhaton itu sendiri, & ibunya merupakan puteri dari Ki Ageng Selo, seorang keturunan dari Brawijaya, Raja Terakhir Majapahit. Ki Juru Mertani dengan pengetahuan yang dimilikinya mulai melakukan aksi! Nuwun.
Bumi Para Nata, Kaliurang, Ngayogyokarto Hadiningrat, 15/06/2017