Dunia Keris – Benarsaja celoteh orang jika Lawang Sewu memang menyimpan misteri tersendiri. Ini saya buktikan sendiri beberapa pekan yang lalu dengan seorang kawan & dua anak saya. Pas, ketika kami sampai pada lokasi yang bernama lokasi lawang sewu ini selepas maghrib. Setelah membeli tiket masing-masing Rp. 10.000,- & membayar pemandunya Rp. 30.000,- kami siap diantar berkeliling oleh sang pemandunya.
Awalnya memang saya tidak mepunyai tujuan ke Lawang Sewu ini, disamping pernah sekali ke lokasi ini beberapa bulan yang lalu. Tujuan awal kami adalah ke Masjid Agung Demak & pada Kadilangu pada makam Sunan Kalijaga, sebab hari masih agak sore, sulung saya ingin tahu lawang sewu. Kapan lagi saya dapat mengajak mereka itu pertimbangan saya. Seperti pada lazimnya, ziarah lebih afdol kalau malam jumat, konon lebih barokah
Beranjak berasal beranda Lawang Sewu sesaat menjelang pemandu mengantarkan kami berkeliling , hujan tiba-tiba mengguyur sangat lebat. Dan kami tertahan pada kanopi sisi kiri yang dekat toilet. Karena pemandu tidak membaawa payung untuk menyeberang mau tidak mau kami harus bersabar menunggu hujan reda. Sialnya lagi, hujan maupun enggan reda hingga sejam berlalu.
Ditengah ngiup ini sulung saya sempat memberitahukan saya & disaksikan maupun pemandu jika pada dalam ruang dekat pintu terdapat wanita yang berdiri menyamping persis dibelakang kami duduk-duduk. Demi pertimbangan banyak sekali hal, sebenarnya saya mau mengajak anak-anak cukup sampai dini saja & lain kali kalau siang hari saja ke Lawang Sewu kalau terdapat kesempatan
Rupa-rupanya, anak-anak jaman sekarang suka sekali dengan tantangan. Mereka bersikeras ingin lebih tahu ruang-ruang pada Lawang sewu ini. Saya kurang konsentrasi sebab dengan klarifikasi pemandu sebab sibuk mengawasi anak-anak yang selalu lolos berasal pemadu, hingga saya sempat berongsang.
Puas diajak keliling pada lantai satu, kami kami diajak ke lantai 2 & loteng paling atas yang seperti aula. Justru berasal sinilah awal saya merasakan sensasi-sensasi tenaga astral. Sekelebat sosok-sosok bebaju putih & orang tua berkemben menyambut kehadiran kami.Sejurus kemudiantiba-tiba terdengar seperti terdapat aktifitas disitu, banyak bunyi orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada ketika insiden ini, hanya saya & anak bungsuku yang mendengar, pemandu & sulung saya maupun teman saya tak mendengar. Lalu kita semua dengan pemandunya segera turun ke bawah & meninggalkan ruang paling atas tersebut.
Setelah pada lantai bawah, kita semua memasuki ruangan satu persatu sebab pemandu mengajak pribadi ke loteng dulu mengawali panduannya. Karena sesuai dengan namanya yaitu lawang sewu (bahasa Jawa) yang berarti pintu seribu meski celoteh pemandu ketika saya tanyakan lawangnya tak sampai seribu, kisaran 600-an. Saat memasuki ruangan itu, saya mengikuti anak-anak masuk, pemandu kami sedang mengungkapkan sesuatu pada rekan saya diluar. Tiba-tiba, saya & dua anak saya mendengar bunyi hii,hii,hii (bunyi kuntilanak). Saat itu maupun saya & anak-anak segera keluar.
Dengan banyak sekali pertimbangan akhirnya saya mengajak anak-anak & rekan untuk menyudahi keliling-keliling pada Lawang Enamratus ini. Dan bersiap pada tujuan awal kami berziarah ke Makam Sunan Kalijaga pada Kadilagu Demak. Nuwun