Dunia Keris Jika ada yg mentakan Pitutur atau mungkin lebih dekat dengan falsafah hidup orang Jawa lebih seringkali hanya berupa papan tanpa tulis. Ada benarnya maupun. Bukan hanya itu, bahkan dalam konteks Mistik Kejawen pun kita akan lebih seringkali menemui banyak simbol-simbol sesuatu namun tanpa goresan pena, yaitu berupa bahasa sandi atau kadang lebih dekat dengan teka-teki. Meskipun tanpa goresan pena, namun sebenarnya pitutur dalam bentuk semua atau bahasa sandi tesebut kalau kita renungkan mempunyai nilai budi pekerti luhur.
Ada beberapa intilah yg telah saya tulis pada blog ini. Kali ini saya ambilkan model istilah Bathok Bolu Isi Madu, jikalau kita cermati lebih jauh, dari-usul istilah ini berasal dari kata Bathok merupakan tempurung kelapa. Bolu merupakan bolongan telu (tiga) yg bisa diartikan lahir, hidup, mati. Isi Madu melambangkan keagungan. Istilah ini memang berasal dari bathok kelapa yg melukiskan hidup manusia secara mistis. Yakni:
Cikal (calon)atau tunas, yaitu bakal pohon kelapa yg masih kecil. Yakni umur manusia ketika masih kanak-kanak belum sempurna,
Glugu, merupakan manusia kecil biasanya bertindak masih lugu dan tidak pernah bohong, polos pemikirannya. Maksudnya manusia harus bertindak jujur, lurus mirip glugu (pohon kelapa).
Tataran, yaitu tangga yg di buat pada btg kelapa buat memudahkan seseorang memanjatnya. Maksudnya, hidup manusia itu hendaknya di awali dari termin demi termin. Dalam meraih segala ngelmu, diperlukan laris dan proses.
Tapas,yaitu pembungkus calon buah kelapa. Maksudnya, manusia harus mau di rapikan yg pas dan selaras.
Mancung, yaitu kuncup bunga kelapa maksudnya manusia hendaknya selalu mengacungkan diri dalam hal kebaikan, harus menggantungkan cita-cita dengan tinggi langit.
Manggar, yaitu bunga kelapa, maksudnya hidup seharusnya di anggar-anggar atau di pertimbangkan masak-masak.
Bluluk, buah kelapa kecil maksudnya hidup seharusnya balbul (mengepul-kepul) dengan keluk (asap), hidup harus senang membakar kemenyan sebagai sarana bertemu dengan Tuhan.
Cengkir, buah kelapa belia. Maksudnya hidup harus kuat pemikirannya (kenceng ing pikir)
Degan, kelapa belia. Maksudnya hidup harus bisa mendapatkan gegantilaning ati (buah hati), yaitu Tuhan.
Sepet, pembungkus kelapa. Maksudnya manusia hidup hidup harus berani menghadapi sepete kehidupan (pahitnya kehidupan).
Janur, daun kelapa belia berwarna kuning. Maksudnya, hidup harus selalu mencari cahaya kuning, yaitu nur ilahi.
Demikian dulu ngaji kita kali ini, semoga menambah wawasan bagi kita semua.
Maturnuwun