Sungai Tembesi
Pada kesempatan menulis kali ini aku ingin membuatkan pengalaman gaib aku di sebuah kecamatan mungil di Sarolangun, Jambi. Tepatnya di Desa Pauh, Kec. Pauh. Dan embarkasi aku kali ini adalah yang kali kedua.
Berangkat berdasarkan bandara Juanda Surabaya kepada 23 Januari kemarin aku numpang peasawat berlogo ketua singa kepada pukul 3.40 sore dan tiba di bandara Sultan Thaha kepada pukul 21.00 sehabis sempat beberapa jam delay di Jakarta.
Dari pusat kota Jambi buat menuju Pauh tak kurang berdasarkan 178 KM atau setidaknya 3 jam perjalanan bareng sedikit ngebut. Singkat cerita sesampai di Bandara Sultan Thaha aku dijemput oleh saudara angkat aku Bang Sopian, seseorang pengajar di sebuah perguruan tinggi Islam di Jambi dan eksklusif menuju kediamannya di Pauh. Sampai di Pauh waktu sudah menentukan lewat pukul 00.00 WIB. Karena saking capeknya bang Pian eksklusif mengantarkan aku di keliru satu rumahnya atau tepatnya Ruko kosong yang umumnya di kontrakkan.
Simpang Tiga Pauh
Meski capek seharian di perjalanan akan tetapi malam itu mata aku enggan terpejam, terasa malam itu gerah sekali. Saya beranggapan barangkali aku nir mandi seharian karena diperjalanan hingga membangun pori-pori kulit nir optimal dalam mensirkulasi suhu badan. Akhirnya aku menetapkan buat sekedar membasuh muka yang kebetulan ruko tempat aku bermalam kamar mandinya ada di luar.
Namun aku sangat terkejut begitu aku hingga di kamar mandi yang berbatas eksklusif bareng sungai tembesi, tampak terang dimata aku sesosok wanita tua yang berdiri tegak di titian beton jalan menuju ke sungai di samping kamar mandi tersebut. Jelas di bawah terang lampudi sudut kamar mandi berdiriseorang nenek-nenek berambut putih, sosok nenek-nenek itu berhidung bolong berkuping panjang dan berkuku hitam. Jelas sekali timbul di mulutnya yang lebar masing-masing dua gigi taring di gigi atas dan bawah bareng bola mata bundar sebanyak bola bekel.
Pada waktu aku menghindari, tampaknya nenek-nenek itu berusaha mendekatiku yang sempat berdiri mematung dan secara reflek aku merapal bait doa pengusir makhluk halus yang diijazahkan seseorang pembimbing spiritual aku . kemudian, dalam hitungan detik, nenek-nenek itu menghindar dan menghilang ke dalam air. Menghanyutkan diri di sungai Tembesi.
Setelah membasuh muka aku segera kembali dalam ruko dan berusaha tetap waspada akan hal-hal yang barusan terjadi berulang. Saya yakin ini bukan kebetulan, akan tetapi disengaja disambut oleh penguasa gaib setempat. Malam itu nir sedikitpun kantuk menyapa hingga menjelang jam 5 pagi aku baru dapat memejamkan mata.
Segaja aku nir menceritakan kejadian malam itu kepada saudara-saudara angkat aku, karena aku nir ingin membangun mereka cemas dan menghambat suasana. Bahkan hingga cerita pengalaman misteri ini aku tulis buat membuatkan cerita bagi sedulur seluruh.
Sore harinya lebih kurang jam 17.30 aku sengaja ke tepi sungai di belakang ruko buat sekedar mengenal rasa dan mengukur medan astral setempat. Luar biasa akbar memang! Saat aku mencoba menyatukan rasa badan seakan berguncang hebat yang itu artinya medan tenaga tempat tersebut bukan sembarangan. Boleh di katakan dalam pandangan supramistik tempat tersebut adalah sebuah hunian.
Dari output deteksi singkat tersebut aku menetapkan lepas tengah malam nanti aku berusaha mencari memahami, apa maksud berdasarkan penampakan sosok nenek-nenek kemarin malam. Karena petang sudah mulai beranjank dan memasuki maghrib aku menetapkan buat naik dulu dan mempersiapkan segala sesuatunya buat ritual nanti malam.
Malam semakin larut, suara riak-riak mungil ombak sungai Tembesi sangat tajam menyentuh telingaku. Pekikan burung-burung malam sejenis burung Gagak bersaut-sautan diatas sungai. Segera aku bakar buhurdan merapal mantera-mantera pemanggilan makhluk gaib sembari aku taburkan beberapa bunga mawar ke sirkulasi sungai Tembesi.
Agak usang pula, belum ada reaksi sedikitpun gejala makhluk yang semalam menceburkan diridi sungai ini, dan memunculkan diri ke bagian atas air. Dengan sedikit jengkel aku aku bergumam, Hei, makhluk gaib yang ada di sungai ini, keluarlah berdasarkan tempat persembunyianmu, ini aku datang buat mau jumpa denganmu!.
Belum ada rekasi apa-apa, tiba-tiba angin deras datang berdasarkan arah selatan angin berputar itu nampaknya datang berdasarkan arah gunung Kerinci. Angin yang mirip putting beliung mungil itu tiba-tiba saja berhentitak jauh berdasarkan tempat aku duduk di pinggir sungai dan pasti di titik angin tadi membangun pusaran air. Di tengah pusaran air tersebut tiba-tiba saja timbul nenek-nenek yang semalam sempat akan menghampiri aku. Sungai misalnya dangkal saja, beliau berdiri di atas sirkulasi sungai yang hanya selututnya. Dan masih dalam wujud khasnya misalnya yang aku lihat semalam.
Sosok nenek-nenek itu diam saja tanpa reaksi apapun, pun halnya aku, menunggu reaksinya. Karena aku yang memanggil sosok itu, buat memecah kebekuan aku mengungkapkan maksud pemanggilan ini dan sekaligus memperkenalkan diri. Sambil menunggu rekasinya kembali, yang sedari sejak kemunculannya berdasarkan dalam air nenek-nenek itu menatap tajam kearahku. Harap-harap cemas apa rekasinya, apakah beliau murka seluruh serba penuh pertanyaan.
Saya sedkit lega, ditengah sorot mata tajam sebanyak bola bekel dan gigi tarinya yang menyembul di bibir atas dan bawahnya bareng suasan yang mencekam, ada misalnya sungging senyum dan menampakan gigi-giginya yang tajam. Namun aku nir yakin, apakah itu senyum atau seringai mara dan beberapa detik kemudian sosok nenek-nenek itu menghilang ke kedalam sungai.
Dari pertemuan singkat tadi, justru aku penasaran akan arti senyum atau seringainya sosok nenek yang tanpa menjelaskan siapa jati dirinya. Apakah aku nir permisi ditengah wilayah kekuasaannya. Entahlah, terpenting aku selalu menjaga dan berusaha menempatkan diri yang baik dimanapun bumi Allah aku pijak.
Cukup sekian dulu sedulur blogkosutho yang kinasih secuil cerita yang dapat aku tulis di sini. Insya Allah kepada lain kesempatan kita sambung lagi. Mohon maaf bila ada goresan pena yang kurang berkenan dihati sedulur. Tetap semangat dan doa aku semoga kalian seluruh senantiasa sehat dan lapang rezeki. Amiin.wassalam