Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Apa yang terlintas di pikiran sampeyan saat mendengar istilah Hareem? Umumnya, kita mengasosiasikan istilah ini sebagai pacar, kekasih, aww, atau semacamnya. Umumnya begitu memang. Tulisan yang sampeyan baca ini merupakan reposting dari goresan pena yang pernah aku posting di kompasiana dua tahun yang lalu.
Masih ingat dengan acara tayangan Jodha Akbar & Sultan Suleiman dua tahunan yang lalu yang ramai karena menuai kritik tadi. Ya, dari serial film tersebutlah poly dari kita yang melek dari istilah yang aku tanyakan di atas, Hareem.
Saya masih ingat saat ramai-ramainya penolakan acara tayangan tadi, hingga ada beberapa sahabat facebook aku mengundang aku dalam sebuah group buat mendukung petisi penolakan tayangan tadi. Sebenarnya, aku ini termasuk keliru satu orang yang tidak menyukai tayangan sinetron, karena penasaran saja hingga aku mengikuti beberapa seri.
Ya, acara tayang tadi memang bukan wacana Nabi Sulaiman. Namun, wacana Sang Sultan yang paling berpengaruh dalam sejarah Turki Usmani. Sultan inilah yang tak jarang dianggap sebagai, Suleiman the Magnificent. Pengaruhnya terhadap perkembangan dinasti Ottoman ini bahkan hingga Eropa. Dia bisa menaklukkan beberapa wilayah utara, hingga ke Eropa Timur, Hongaria & Austria. Kemampuannya berpolitik, & memimpin kerajaan Ottoman sudah menerima pengakuan dari poly sejarawan.
Penasaran, bagian mana yang dipercaya melecehkan Sultan? Walah, ternyata kehidupan pribadi sang Sultan-lah, yang dalam sinetron seri tadi poly menoreh anggapan. Dikecam, karena dipercaya itu merupakan cerita palsu. Cerita yang hanya didesain-buat buat menjelek jelekkan nilai Islam. Termasuk saat sang Sultan memiliki kontak khusus dengan seseorang selir atau harem keturunan Ukraina bernama Roxelana. Baik, ayo kita telisik sisik melik kehidupan sang Sultan tersohor Turki Usmani ini.
Tentang Roxelana, seseorang budak & selir itu lah yang menimbulkan poly pertanyaan bagi mereka yang kontra wacana hal ini. Opo iyo, seseorang sultan keliru satu kekhalifahan terbesar Islam memiliki seseorang selir? Berhubungan yang sempurna-jelas dihentikan oleh kepercayaan Islam. Bukankah sebagai sebuah kekhalifahan Islam, seseorang sultan tentu sangat menjunjung nilai-nilai Islam? bagaimana mungkin sang Sultan hayati dikelilingi puluhan bahkan ratusan selir?
Saya tertegun. Pengetahuan sejarah Islam yang seharusnya dilihat dari kaca mata sejarah, mulai dimasuki info-info kepercayaan. Guna menanggapi hal ini, belajar sejarah Islam secara betul & mendalam merupakan kuncinya & tentu juga jawabannya. Agar tidak mudah terprovokasi hanya karena membawa-bawa nama kepercayaan Islam. Ini merupakan murni wacana sejarah, tidak ada kaitannya wacana menjelek-jelekkan kepercayaan Islam.
Untuk itu, aku tertarik buat mengulas sedikit wacana Hareem, Roxelana dalam sejarah Turki Utsmani. Apakah sampeyan pernah mendengar andai saja Khalifah Harun al-Rasyid, seseorang khalifah terkemuka dinasti Abbasiyah, dahulunya memiliki ratusan Hareem? Bahkan, konon hingga ribuan? Dan, ratusan hareem atau selir itu berasal dari poly sekali kawasan yang terkenal dengan wanitanya yang elok & elok.
Sampeyan semua dapat membaca perihal tadi di sebuah kitab berjudul Sulthanat Manshiyyat (Ratu-ratu yang Terlupakan) karya Fatimah Mernisi. Seorang sosiolog & feminis dari Maroko. Dalam bukunya tadi, Mernissi poly membedah sejarah perempuan-perempuan berpengaruh, yang terlupakan, dalam sejarah Islam.
Kalau sampeyan masih menyangsikan juga, silahkan sampeyan rujuk sendiri surat keterangan-surat keterangan yang dipakai Mernissi buat mengungkap data tadi. Hal yang paling menarik merupakan saat Mernissi mengungkapkan wacana budaya Hareem. Atau kehidupan para selir dalam sebuah kerajaan.
Perlu diketahui, budaya Arab dahulu mengenal pembagian wilayah kehidupan ke dalam dua bagian; harem buat perempuan & kehidupan publik buat kaum laki-laki. Secara teoritis, ruang publik merupakan arena buat merogoh inisiatif & menciptakan keputusan-keputusan dalam semua perkara, terutama perkara politik. Sebaliknya tempat tinggal tangga; wilayah kaum perempuan merupakan wilayah kehidupan, seks, & reproduksi. Kata hareem sendiri sesungguhnya membicarakan suatu gagasan wacana ambang pintu, wacana perbatasan, wacana pemisahan antara dua wilayah & merupakan ruang yang dilindungi.
Secara singkat, Hareem, merupakan selir atau concubine. Mereka merupakan selir-selir sang Sultan yang berada di sebuah ruangan khusus di kerajaan & tidak boleh bersentuhan dengan global luar. Jumlahnya dapat puluhan, atau bahkan ratusan. Selir-selir ini bertugas buat memuaskan sang Sultan, baik dari segi psikologis atau biologis Para selir tadi awalnya merupakan seseorang budak. Kemudian dipilih oleh petugas kerajaan buat sebagai selir & berhak hayati di sebuah Hareem. Tak jarang, beberapa perempuan menganggap sebagai selir merupakan sebuah capaian yang prestisius. Karena dapat bertatap muka, bahkan dapat sebagai ratu andai saja sang Sultan sungguh terpikat olehnya.
Budaya hareem ini, kemudian berkembang & hampir dipraktekkan oleh seluruh warga Arab saat itu. Apakah tradisi serupa hanya dipraktekkan warga Muslim Arab? tentu tidak. Di kawasan Afrika, pemeluk kepercayaan Kristen, juga mempraktekkan hal serupa. Salah satunya seperti yang dikisahkan di sebuah kitab berjudul Ich Wurde im Harem Geboren (Saya Ingin Lahir di Hareem), merupakan keliru satu cerita wacana Harem mutakhir. Buku ini berkisah wacana seseorang perempuan Bavaria, kulit bening, yang dijadikan selir seseorang raja Kristen. Dia mendapatkan perlakuan khusus karena berkulit putih.
Realita Hareem, selir-selir raja, yang biasanya merupakan perempuan pilihan merupakan fakta sejarah. Silahkan sampeyan merujuk ke beberapa literatur Timur atau Barat wacana Hareem. Atau lebih gampangnya, buka Google Scholars atau Google Book, & silahkan tuang istilah kunci Harem Ottoman Empire. Disitu akan timbul ratusan kitab, & artikel yang ditulis peneliti & akademisi ternama wacana Hareem.
Dalam sejarah Turki Usmani dituliskan, bahwa di masa pemerintahan Suleiman the Magnificent inilah, sekitar tahun 1520 hingga pertengahan abad 17, kiprah para hareem mencapai puncaknya. Para selir-selir ini mendapatkan kiprah yang luas dalam kerajaan. Mereka juga mensugesti keputusan-keputusan politik sang Sultan. Selain itu, para harem juga poly mensugesti produksi seni, baik berbentuk monumen & yang lainnya.
Jadi, budaya Harem, selir-selir pilihan buat Sang Sultan hakekatnya memang tidak didesain buat. Dan, hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ganggu paparan kepercayaan Islam. Ini merupakan perihal budaya masa itu, yang dirangkum dalam goresan pena sejarah. Penelitian yang dilakukan pun merujuk dari literatur awal yang paling otoritatif yang berisi wacana efek Roxelana terhadap kebijakan sang Sultan.
Sejarah keluarnya hareem dalam Kesultanan Ottoman ini berasal dari budaya yang sudah usang ada sebelum terbentuknya kesultanan. Ottoman punya tradisi buat merogoh budak perempuan buat dijadikan selir guna meneruskan keturunan, selain tentunya perkimpoian yang sah. Ottoman juga menganut garis patriarki yang hanya mengijinkan anak laki-laki sebagai pewaris. Selir yang berasal dari budak, tidak seperti istri yang sah, tidak diakui garis keluarganya.
Walaupun para selir seakan hanya sebagai indera buat reproduksi, usang kelamaan kiprah mereka semakin besar terutama kalau mereka dapat memproduksi keturunan bagi sultan nya & sebagai selir favorit. Dalam hareem Ottoman, mereka kadang mendapatkan gelar sebagai Kadin atau Hasseki, bahkan menerima gelar tertinggi sebagai Valide Sultan andai saja putranya sebagai Sultan. Seorang Valide Sultan memiliki kekuasaan yang tertinggi di dalam Hareem.
Odalisques
Harem Ottoman terdiri dari poly perempuan elok yang berasal dari seluruh penjuru kesultanan. Gadis muda yang punya kecantikan yang di atas homogen-homogen yang terkumpul dalam Hareem ini beberapa diantaranya merupakan hadiah dari para bey/gubernur buat sang sultan. Mereka berasal dari Circassia, Georgia, Abkhazia, Yunani, Rumelia, & ada jua yang dari Eropa Barat seperti Perancis. Ada juga mereka ini hasil dari pembelian di pasar budak sehabis diculik dari kawasan asalnya atau ada juga yang memang dijual oleh keluarganya. Pun tak sedikit ada juga famili yang memaksa anaknya buat sebagai selir di Harem karena tergiur oleh kehidupan yang glamor & nyaman.
Semua budak yang memasuki Hareem dianggap sebagai odalisques. Odalisques belum dapat tertentu dipersembahkan kepada sultan. Hanya odalisques yang punya kelebihan atau keistimewaan saja yang tertentu dapat bertemu Sultan sebagai gedikli (perempuan dalam daftar tunggu). Awalnya Odalisques ini akan bekerja sebagai pelayan dari Selir yang sudah ada sebelumnya.
Odalisques menempati posisi paling bawah dalam hierarki hareem. Mereka dipercaya sebagai semacam pembantu awam di dalam hareem. Walaupun sangat elok kebanyakan dari mereka dipercaya tidak cukup elok buat dipersembahkan kepada Sultan. Odalisques yang dipercaya berbakat akan dilatih buat sebagai penghibur yang terampil. Odalisques yang belum sebagai selir kadang juga dihadiahkan oleh sultan kepada bawahannya yang berprestasi, hal ini tentunya memiliki prestise tersendiri. Setelah latihan yang cukup, para Odalisques ini akan dipersembahkan kepada sultan sebagai seseorang selir, & andai saja beruntung kelak akan memiliki kekuasaan yang besar.
Selir dalam Hareem
Setelah dipercaya cukup layak buat dipersembahkan ke hadapan Sultan, odalisques akan diangkat sebagai seseorang selir. Hubungan antara sultan & selir kepada masa itu semacam one night stand. Dimana sehabis kepada suatu malam mereka menemani sultan buat tidur, mungkin mereka tidak akan dapat bertemu sultan lagi buat selama-lamanya kecuali mengandung anak laki-laki. Aika bisa melahirkan anak laki-laki maka selir tadi akan sebagai menerima gelar ikbal (favorit) sultan. Hierarki dalam susunan harem merupakan sebagai berikut : odalisques (perawan) selir (one night stand) ikbal (favorit) kadin (istri favorit).
Selir yang mengandung akan menerima kamar & pelayan sendiri. Aika yang dilahirkan anak perempuan, selir tadi diberi gelar Hasseki Kadin, maka mereka akan diberikan semacam apartemen & biaya hayati dari sultan. Setelah sultan wafat mereka berhak buat menikah lagi & keluar dari Harem. Sedangkan kalau yang dilahirkan anak laki-laki, selir tadi diberi gelar Hasseki Sultan, maka posisi mereka dalam hierarki Hareem akan meningkat serta memiliki peluang buat sebagai Valide Sultan. Namun, andai saja anak laki-lakinnya atau sultan meninggal, mereka tidak berhak buat menikah lagi, & selamanya akan berada di dalam Harem.
Sultanate of Woman
Masa-masa dimana para Valide Sultan, Sultana, & Harem menguasai Kesultanan Ottoman dinamakan sebagai Era Sultan Perempuan (Kadinlar Saltanati). Masa ini berlangsung selama kurang lebih 130 tahun kepada abad ke 16 & 17. Para perempuan yang berasal dari Hareem memiliki kiprah politik yang luar biasa. Banyak Sultan kontemporer hanya sebagai boneka, & bunda mereka (Valide Sultan) yang sebenarnya memimpin kesultanan. Banyak dari para Sultana ini yang awalnya terlahir kristen namun dikonversi sebagai Muslim, & diantaranya berasal dari Eropa & Yunani. Diantara yang terkenal kontemporer merupakan Hareem Sultan, Mihrimah Sultana, Nurbanu Sultan, Safiye Sultan, Ksem Sultan, & Putri Hatice.
Populasi Hareem kepada masa itu dapat mencapai 2000 orang termasuk selir & kasimnya. Dan tentunya dengan jumlah sebanyak itu maka pengeluaran buat memenuhi kebutuhan mereka termasuk barang glamor sangat membebani kas kesultanan. Banyaknya pengeluaran akibat kehidupan glamor di Hareem menjadikan kas Kesultanan yang seharusnya dipergunakan buat berperang sebagai berkurang. Selain itu, sultan kepada masa pertengahan hingga akhir Ottoman lebih menentukan buat menyerahkan segala urusan kenegaraan kepada Wazir Agung, & menikmati hayati berfoya-foya di Hareem daripada memimpin tertentu pasukan di medan perang. Inilah keliru satu karena mundurnya Kesultanan Ottoman.
Kasim/Eunuch
Selir hanya mengisi separuh Hareem, sedangkan sisanya ditempati oleh para kasim. Para kasim ini dipercaya sebagai laki-laki yang tidak tepat karena sudah dikebiri sehingga dipercaya tidak lagi memiliki nafsu terhadap perempuan. Berdasarkan tradisi muslim, tidak boleh seseorang lelaki memandang harem lelaki lainnya. Oleh karenanya, maka hanya para kasim yang dapat memasuki Hareem.
Setidaknya ada dua macam kasim kepada masa Ottoman, yaitu Kasim Putih (yang berasal dari Rumelia & Eropa seperti Circassia, Georgia, Armenia, Hungaria, Slovenia, Jerman) & Kasim Hitam (yang berasal dari Mesir, Sudan, Abyssinia). Biasanya para kasim ini merupakan para tawanan perang, budak, juga orang yang secara sukarela mendaftar sebagai seseorang kasim.
Pengkebirian para calon kasim dilakukan oleh orang Kristen atau Yahudi di pasar budak, karena Muslim dihentikan buat mengkebiri namun tidak dihentikan buat memakai energi orang yang dikebiri. Cara pengkebiriannya juga macam-macam, ada yang dipotong habis namun juga ada yang hanya diambil testisnya saja, tergantung dari kiprah mereka kelak di Hareem.
Setiap Kasim Hitam dipimpin oleh Kizlar Agha. Kizlar Agha memiliki derajat setingkat di bawah Wazir Agung sehingga posisinya sangat krusial buat menghubungkan Sultan dengan Wazir Agung atau Valide Sultan. Dia dapat bertemu Sultan kapan saja & berperan buat mempersembahkan serta mengatur jadwal selir mana yang akan menemani sultan buat tidur. Selain itu, Kizlar Agha diangkat sebagai pemimpin Korps Baltaci (halberdier). Kizlar Agha juga berperan buat menegakkan hukum di dalam Hareem.
Setiap Kasim Putih dipimpin oleh Kapi Agha. Kapi Agha bertanggung jawab atas perkara birokrasi istana & ketua Sekolah Istana. Selain itu Kapi agha juga bertugas buat mengontrol semua pesan, petisi, & dokumen yang ditujukan kepada Sultan. Mereka juga dapat bertatap muka tertentu dengan Sultan. Pada awalnya Kapi Agha & Kasim Putih memiliki posisi yang tinggi, namun karena poly sekali macam kejahatan & adanya kontak intim dengan para selir (Kasim Putih hanya diambil testisnya akan namun masih punya penis) sehingga posisinya diturunkan di bawah Kizlar Agha. Kapi Agha & Kasim Putih kemudian lebih poly bertugas di luar dinding Hareem.
Peran kasim sepanjang sejarah Ottoman sangat besar terutama selama masa suksesi, baik yang secara hening juga melalui pemberontakan.
Hareem inilah yang sebagai keliru satu penyebab runtuhnya Kesultanan Ottoman. Memang betul pepatah yang menyampaikan Dibelakang laki-laki yang hebat masih ada seseorang perempuan yang hebat, akan namun dibelakang laki-laki yang lemah masih ada poly perempuan hebat.
Berikut ini beberapa perempuan Hareem yang terkenal & punya kekuasaan sepanjang sejarah Ottoman:
Roxelana (1500/1508 18 April 1558), beliau lebih dikenal sebagai Hareem Sultan atau Karima, dikenal di Eropa sebagai Roxelana, merupakan istri resmi Sultan Suleyman al-Qanuni. Roxelana berasal dari Ukraina. Pada tahun 1520an, beliau ditangkap oleh Crimean Tatar kemudian dibawa ke Istanbul buat dimasukkan ke dalam Hareem.
Dia tertentu menarik perhatian Sultan Suleyman sehingga menimbulkan kecemburuan dari poly rivalnya. Suatu hari, keliru satu selir favorit Suleyman, Mahidevran (Gul Bahar) bertengkar dengannya & melukainya. Mengatahui hal ini Sultan Suleyman mengasingkan Mehidevran & putranya, Mustafa (yang awalnya sebagai putra mahkota, pangeran yang sangat kompeten). Akhirnya Roxelana tidak punya saingan & diangkat sebagai istri resmi Sultan Suleyman. Dengan poly sekali intrik akhirnya Roxelana dapat mengantarkan putranya, Selim II yang tidak kompeten, sebagai Sultan Ottoman pengganti Sultan Suleyman.
Putri Mihrimah Sultana (1522 25 Januari 1578) merupakan putri Sultan Suleyman al-Qanuni & Hareem Sultan. Mihrimah hampir selalu mendampingi ayahnya dalam setiap kunjungan kenegaraan & pertempuran. Salah satu pertempuran diantaranya merupakan Pertempuran Gizabar. Mihrimah terkenal dengan kecintaanya kepada seni & arsitektur. Bersama ibunya, beliau juga berperan sebagai Valide Sultan atas saudaranya Selim II. Dia dinikahkan dengan Rustem Pasha yang sebagai Wazir Agung sebanyak dua kali.
Kosem Sultan (1589 3 September 1651) juga dikenal sebagai Mehpeyker Sultan merupakan perempuan yang paling berkuasa dalam sejarah Ottoman. Merupakan selir kesayangan Ahmed I (1603 1617). Dia mencapai kekuasaan dengan poly mensugesti Sultan Ahmed I, kemudian melalui putranya, Murad IV ( 162340) & Ibrahim I (Si Gila, 16401648), & melalui cucunya Mehmed IV (16481687). Dia sebagai Valide Sultan kepada 1623 1651 & sebagai figur krusial selama masa Kadinlar Sultanati.
Naksh-i-Dil Haseki (19 Desember 1776-1817), menurut legenda nama aslinya Aimee du Buc de Rivery merupakan sepupu Josephine, istri Napoleon Bonaparte. Pada waktu muda, beliau ditangkap oleh Perompak Barbary dalam perjalanannya dari Mauritania ke Perancis kemudian dijual sebagai selir Hareem. Berperan dalam reformasi & modernisasi Ottoman, terutama meniru Perancis. Merupakan bunda dari Mahmud II, yang akhirnya membubarkan Janisari. Sekian.
Dirangkum dari poly sekali sumber