Assalamualaikum wr wb
Selamat malam kerabat Dunia Keris, sumber dalam saya nir dapat tidur lebih baik menulis pengalaman pribadi yang terjadi pertengahan 1998 silam. Pengalaman sejati yang akan saya bagikan kepada kerabat seluruh ialah impak sumber lelaku mengamalkan DOA NURBUAT yang pupus ditengah jalan sebelum lelaku itu selesai.
Lelaku yang saya maksud dalam atas ialah lelaku homogen Tapabrata yang mungkin mustahil itu dapat dilakukan zaman kini ini, apalagi belum terlatih dengan baik sebelumnya. Lelaku dalam hal ini memang lelaku yang lain sumber dalam yang lain. Karena lelaku yang saya jalankan ialah nir makan apa-apa selama 7 hari 7 malam non-stop. Spektakuler tetapi mustahil! Kecuali dalam seharinya hanya minum seteguk air.
Sebenarnya ini ialah pengalaman bodoh saya sendiri, saya mempelajari lelaku ini sumber sebuah buku primbon yang saya dapat sumber pedagang buku musiman ketika muncul acara Haul Sunan Bonang, Tuban. Seperti dalam anjuran dalam buku tersebut, setelah mandi keramas terlebih dahulu, saya mulai tapabrata. Tetapi sungguh naas! Ternyata suatu insiden yang tak diduga dan nir saya mengerti sebelumnya, menjadi akibat daripadanya. Ibarat istilah sebelum saya hingga dalam tujuan sudah berhenti melangkah. Peristiwa inilah yang membuahkan lelaku terpaksa saya hentikan.
Saya masih jangan lupa sekali, waktu itu sudah menjelang jam 3.00 sore. Langit cerah nir berawan sedikitpun. Saat itu saya berbaring dalam kawasan tiur, tiba-tiba sumber sela lobang pohon bambu belakang tempat tinggal, saya melihat cahaya berwarna merah tembaga dibarengi bunyi menggelegar keras dalam samping tempat tinggal dan disertai terpaan angin yang menerobos lobang-lobang ventilasi kamar.
Mendengar bunyi halilintar saya sangat heran dibuatnya, alasannya adalah cuaca terperinci lagipula musim kemarau. Aneh, mengapa dapat terjadi hal sedemikan dan muncul apa gerangan? pikir saya dalam hati.
Tiba-tiba saja orang tempat tinggal dengan menggendong anak pertamaku yang waktu masih berumur sekitar 3 atau 4 bulan masuk ke kamar kawasan saya berbaring. Dia eksklusif memeluk tubuhku sembari menggendonmg si mini dengan wajah relatif pucat menyeramkan. Dengan nada relatif tersendat ia menaruh:
Mas, mari batalkan saja puasamu, jangan diteruskan niatmu itu
lho mengapa dan muncul apa sebenarnya yang terjadi? tanyaku heran.
Tadi mas mendengar nir muncul bunyi halilintar dalam halaman samping tempat tinggal kita? istrki balik bertanya padaku.
Aku mendengarnya, bahkan aku lihat tadi sumber sela-sela pohon bambu belakang tempat tinggal muncul kilatan cahaya merah tembaga, benarkah itu? sahutku.
Coba ceritakan apa sebenarnya yang terjadi.
Begini Mas, tadi ketika aku momong si mini dalam teras tempat tinggal, sempat saya lihat dalam belakang tempat tinggal…tiba-tiba entah darimana keluarnya, mendadak aku melihat kilatan cahaya merah tembaga menyala dibarengi bunyi halilintar yang keras, ini lihat si mini menangis hingga pucat beni.
Sehabis itu terlihat kepala naga merah menyala menuju ke arahku! Bisa dibayangkan betapa terkejutnya aku, tanpa pikir panjang lagi aku lari masuk kekamar ini, seterusnya sampeyan memahami sendiri kelanjutannya demikian penuturannya.
Setelah insiden tersebut, dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya hentikan lelaku tersebut yang sebenarnya sudah berjalan 3 hari. Namun, muncul insiden aneh setelahnya, maka setiap hujan turun deras, halilintar selalu menggelegar disamping, didepan, dalam belakang tempat tinggal atau kawasan dimanapun saya berada. Hal ini berlangsung hingga kurang lebih 2 tahun, bahkan sewaktu saya bekerja dalam Surabaya dan ketika berguru ke seorang pembimbing spiritual dalam Malinau, Kaltim insiden mirip itu terus saja berlangsung. Tidak kurang saya sudah nisbi berusaha untuk menghilangkkan atau setidaknya mengusir bunyi halilintar yang senantiasa berbunyi dimana saja saya tinggal, dengan catatan bila hujan turun dengan deras ketika itu.
Mungkin saja bagi orang-orang yang jantungnya lemah dibrondong dengan bunyi halilintar disekitarnya, akibatnya dapat MATI berdiri. Anehnya, bila hujan sudah berhenti dan saya kemudian menyelidiki keadaan sekitar tempat tinggal, mungkin saja muncul pohon pisang atau pohon lainnya yang disambar petir, tapi tak muncul satupun pohon yang disambar. Ajaib memang, tetapi begitulah kenyatannya.
Setiap kali hujan turun deras dibarengi bunyi petir berkali-kali, setiap kali hujan redapun pun saya menyelidiki keadaan sekeliling kawasan dimana saya tinggal, tapi kenyataannya tak satupun pohon disekitar tempat tinggal muncul yang disambar. Dan ini berlangsung tak kurang sumber 2 tahun.
Menurut cerita orag-orang tua dalam kampung dalam umumnya bila hujan turun dengan lebat disertai dengan bunyi petir keras, maka itu tanda bahwa muncul pohon yang disambar. Biasanya pohon yang lebih tinggi.
Begituan, nir peduli hujan itu turun malam atau siang hari halilintar atau petir permanen menggelegar disekeliling tempat tinggal atau kawasan dimana saya tinggal. Dan jaraknya terasa dekat sekali tak kurang sumber lima meter.
Kerabat Dunia Keris tentu dapat membayangkan bagaimana terkejutnya orang yang tertidur lelap. Tiba-tiba dibangunkan sang bunyi petir yang kersas disamping rumahnya bersama terpaan angin dan bumi yang bergetar.
Pun demikian, ketika saya dapat kerjaan dalam Malinau, Kaltim tahun 2001 silam yang akhirnya kenal dengan seseorang tetua tata cara sumber Dayak Tidong yang bernama pak Saban (almarhum). Saya ceritakan seluruh insiden demi insiden semenjak saya melakukan lelaku yang putus jalan tersebut sumber awal hingga akhir. Kepada almarhum saya minta tolong untuk menetralisir bunyi petir/halilintar yang menciptakan jantung orang kebanyakan merasa copot karenanya.
Saya kala itu masih umur 23 tahun, mirip dalam umumnya seusia tersebut alasannya adalah masih nir berpengalaman dalam bidang spiritual dan hal-hal yang berbau mistik juga gaib. Jadi setelah penampakan kepala naga, sebetulnya saya wajib mencari memahami kepada seseorang yang lebih berpengalaman apa artinya penampakan kepala naga itu?
Akhirnya, Almarhum berkenan membantu dan menganjurkan saya mengadakan selamatan (kenduri) yang terdiri sumber nasi golong dengan lauk daging kerbau utuh seutuhnya (Sakgluntung), seutuhnya disini artinya: dagingnya wajib terdiri sumber daging khasnya yaitu daging sebelah indera pendengaran, daging ekor, daging sumber sebelah kaki depan, daging sumber sebelah kaki belakang (sebelah kanan atau kiri) dan selembar kain perempuan (jarik) untuk tebusannya! Dan doa yang wajib dibacakan ialah doa NURBUWAT.
Setelah pulang sumber Malinau, sesegera mungkin saya berusaha memenuhi tebusannya tersebut. Sedikit berat memang untuk berukuran saya waktu itu, lagipula dalam kawasan saya tinggal nir lazim muncul daging Kerbau. Dengan bantuan seorang keluarga yang menikah dalam Demak akhirnya saya dapat mencari daging kerbau dengan jenis-jenis yang ditentukan dalam atas. Sykurlah, setelah itu seluruh terlaksana, gangguan-gangguan tersebut lama kelamaan nir lagi dekat dengan tempat tinggal atau kawasan saya berada. Halilinta itu sdikit demi sedikit menjauh. Demikian kisah sejati yang saya alami dan saya konfiden itu dapat terjadi dalam siapa saja ketika pengetahuan kita kurang mumpuni apalagi tanpa seorang pembimbing spiritual dalam lelakunya. Cukup saya saja yang mengalami hal demikian dan semoga menjadi tambahan pengetahuan untuk kita seluruh. Akhir istilah maturnuwun dan wassalam….hingga jumpa…