Dunia Keris Selamat datang kembali kerabat perkerisan, pada jarak aktifitas kali ini saya mau bercerita tentang pocong. Iya, hantu yang paling populer di negeri ini. Sekedar mengembangkan tau saja, ternyata pocong ada dua jenis, yaitu hantu pocong tidak dapat menyerang dan hantu pocong yang dapat menyerang (kata orang jawa =Wedon). Di intermezzo kali ini saya akan bagikan pengalaman semasa mini dulu buat kerabat semuanya. Semoga menjadi bacaan yang menyenangkan menjelang istirahat. Monggo J
Seperti lazimnya anak yang alhamdulillah terlahir di kampung, misalnya biasa ketika demam isu kemarau kami anak-anak desa mencari jangkrik buat dijadukan aduan. Untuk mencari jangkrik yang jagoan buat aduan ini, ada satu daerah yang menakutkan di persawahan. Makam Serang namanya, saya kurang tahu kenapa namanya makam Serang? Tapi yang terperinci konon di daerah lebih kurang inilah jangkriknya terkenal besar dan menangan kalau di adu. Dengan berbekal penerang obor dari ruas daun pepaya. Saya berangkat dengan seorang teman ketika subuh menjelang. Kebetulan sekali ketika itu hampir seluruh anak sebaya tidur di langgar (surau). Tujuan kami hanya satu, berburu jangkrik di lebih kurang makam serang secepat mungkin agar tidak kedahuluan teman yang lain yang jua berinisiatif mencari jangkrik ditempat yang sama. Pagi yang begitu dingin, begitu dinginnya hingga masuk ke dalam tubuh. Namun tidak menyurutkan niat kami buat bersegera hingga ke daerah makam yang terkenal menakutkan tersebut.
Tidak lebih dari 15 menit, kami sampailah di lebih kurang daerah tersebut. Sambil memasang pendengaran lebar-lebar. Dan benar jua, ada bunyi jangkring yang sangat nyaring di pematang sawah yang berbatasan pribadi dengan kuburan tersebut. Saya yang waktu itu kebagian membawa obor dan krangkeng (daerah jangkrik buruan dari anyaman bambu) menguntit teman ke lokasi sentra bunyi. Sejenak kami memang lupa akan keangkeran makam tersebut. Kami lebih tertarik oleh bunyi jangkrik. Rupa-rupanya, ketika kami sudah mendekat bunyi jangkrik yang awalnya kami konfiden ada di daerah kami berdiri pada ketika itu. Tapi kenyataan mengatakan lain, suasana sunyi senyap. Hanya bunyi semilir angin yang menerpa pepohonan tua di pemakaman dan sesekali diselingi bunyi burung hantu yang menambah seremnya suasana.
Sebenarnya pada ketika itu kita sudah mau beranjak meninggalkan daerah tersebut, tapi di ketika yang sama teman saya sebab kebelet pipis. Karena faktor panggilan alam yang tidak dapat ditunda, akhirnya senang tidak senang saya menunggu ditengah paranoid bunyi burung hantu. Tidak terjadi insiden aneh apapun memang pada ketika itu. Waktu teman saya sudah menuntaskan hajatnya, betapa terkejutnya kami ketika kami membalikkan badan buat pergi menggalkan pinggiran makam tersebut. Tak lebih dari 4 meter dari depan kami terbujur sesosok putih, misalnya pocong yang rebahan, yang lebih aneh lagi kami tidak dapat membedakan antara ketua dan kaki, misalnya bantal guling yang ujung-ujungnya sama.
Mendadak ketika itu, kaki kami tidak dapat digerakkan. Entah sebab kami saling berpegangan hingga saling tarik menarik berlawanan arah. Tapi yang terperinci, ketika itu sekujur tubuh bergetar dan merinding sebab ketakutan. Kami berusaha keras buat dapat berlari, tapi sekali lagi tampaknya kaki kami tidak dapat digerakkan. Di tengah kekalutan, sempat saya liri lagi penampakan tersebut, dengan minimnya cahaya yang temaram dari obor mini, pocong atau wedon tersebut misalnya kelihatan bergerak-gerak. Tak ayal, melihat fenomena misalnya itu semakin takut, sekuat tenaga saya menarik kaki agar dapat bergerak. Dengan doa yang kami dapat agar secara berangsur-angsur kaki dapat digerakkan. Tahu kaki dapat gerak, tanpa perlu saling mengkomando kami berlari meninggalkan wedon itu sendirian. Malas kita ditemani seorang teman yang tidak kita tidak tahu mana kaki atau ketua.
Di pagi yang sama, ketika kita bercerita ke bapaknya temen saya. Katanya kita masih beruntung tidak diserang oleh hantu pocong wedon yang menghantui di makam serang tadi. Menurut bapaknya temen saya, pocong sebentuk wedon tersebut apabila menyerang, dengan menyemburkan cairan dari mulutnya. Dan apabila kita kena cairannya tersebut, akan berakibat fatal. Akan mengakibatkan penyakit kulit yang parah misalnya lepra. Akhirnya, sekian dulu cerita hari ini. Dan buat teman saya Suparman, dimanapun ketika anda berada. Kamu adalah pawang jangkrik yang tiada duanya dan semoga selalu sehat. Maturnuwun…