Pusaka keris nogo sosro menurut keyakinan sebagian masyarakat jawa dan masih terjaga sampai saat ini, seorang petinggi kerajaan tidak akan langgeng mendiami kursinya apabila tanpa didukung piandel serta pusaka-pusaka dengan khasiat dan fungsi yang ampuh. sejauh mana bukti dari keyakinan ini? bagi mayoritas masyarakat di indonesia, khususnya jawa, ini bukan keadaan abnormal lagi. keyakinan yang […]
Category Archives: sejarah
Kanjeng Sunan Kalijaga adalah Anak Tumenggung WilwaTikta di Majapahit, yang bernama Jaka Said, dulu ia sangat suka berjudi. Ia mengembara sampai, di Jepara. Kalau kalah ia merampok, menghadang orang yang berjalan di hutan Jati Sekar, timur laut Lasem. Sunan Bonang sedang lewat di hutan tadi, dicegat, hendak dirampok. Sunan Bonang berkata, “Kelak, kalau ada orang […]
Kisah Syekh Wali Lanang ini bermula ketika cahaya emas kerajaan Majapahit mulai pudar. Prabu Brawijaya mulai kehllangan kaki-kaki penyangga kekuasaannya. Kerajaan yang telah tua dan bertubi-tubi dilanda amuk perebutan kekuasaan. Saat itu, datanglah seorang alim muda ke Pulau Jawa. Berpakaian putih sederhana, menampakkan bersih dan cendekia pada raut mukanya. Syeh Wali Lanang ia bernama. Perahunya […]
Alkisah, Sang Prabu Brawijaya kawin lagi dengan putri Cina. Istri yang dari negeri Cempa, sangat cemburu, tidak mau dimadu dengan putri Cina. Jika madunya tidak dibuang, ia memilih dipulangkan kepada ayahandanya. Karena besar cintanya kepada istri pertama, Prabu Brawijaya kegupi memulangkan putri Cina ke negerinya. Sang Raja lalu memanggil Patih Gajah Mada, diutus menyerahkan putri […]
Sang Prabu Brawijaya suatu malam bermimpi kawin dengan putri negeri Cempa. Esok paginya is memanggil Ki Patih, disuruh pergi ke negeri Cempa, membawa surat, katur raja Cempa. Bunyinya: melamar putranya. Adapun prenahnya negeri Cempa tadi tanah sabrang. Patih Gajah Mada lalu berjalan naik perahu. Perjalanan selamat sampai negeri Cempa. Raja Cempa berputra tiga orang, nomer […]
Setelah lama berjalan, Ciung Wanara bertanya rumahnya saudara tadi. Ki Buyut bingung pikirnya. la berkata, kalau saudaranya sudah pindah ke Negeri Pajajaran. Pekerjaanya pande. Ki Buyut menuruti kehendak Ciung Wanara untuk menemui pande itu. Setibanya di rumah pande itu, Ciung Wanara diserahkan, lalu ditinggal pulang kembali ke desa. Selama di rumah pande, Ciung Wanara belajar […]
Kemudian negeri Pajajaran terkena wabah besar Banyak orang tewas. Hal ini menjadikan Sang Raja prihatin. la lalu memanggil para nujum, bertanya apa penolak wabah itu. Kata para nujum, Sang Raja disuruh makan-makan yang enak. Setelah makan-makan lalu disuruh meniduri selir. Ini sebagai sarana penolak bala. Akan tetapi Sang Raja kelak akan terkena kutukan, dibunuh oleh […]
Kemudian alkisah tentang Ki Ajar Cempaka, ada seorang ajar, yang bertapa di Gunung Pajajaran, bernama Ajar Cempaka. Ia berpribadi luhur, tasdik, tabu segala hal yang belum terjadi. Berita ini sudah disampaikan kepada Sang Raja. Sang Prabu hendak menguji kepandaian Ki Ajar. Raja memerintahkan kepada patihnya, agar membuktikan ke gunung, bertemu dengan Ki Ajar membawa selirnya. […]
Setelah tewasnya Prabu Watugunung, Dewi Sinta sangat sedih. Hal ini membuat geger sampai di Suralaya, hingga menjadikan susahnya pars dewa Batara Guru bertanya ke-pada Sanghyang Narada, apa yang menjadi sebab hum-ham itu. Sanghyang Narada mengatakan, kalau adanya gara-gara itu karena tangis Dewi Sinta. Ia prihatin karena terbunuhnya Prabu Watugunung. Batara Guru lalumemerintahkan kepada Sanghyang Narada […]
Prabu Watugunung, setelah diberitahu demikian, lalu ingin segera naik ke Suralaya. Ia mengajak putra-putranya dan semua bala pasukan Medang melabrak Suralaya. Berita naiknya Prabu Watugunung hendak melamar bijajari surga sudah didengar Batara Guru. Batara Guru tidak berkenan manusia itu melamar bijajari. Maka ia lalu memanggil para dewa. Mereka semua ditanya berani tidak melawan Prabu Watugunung. […]
- 1
- 2