Dunia Keris Selamat tiba kerabat perkerisan. Sebelumnya mohon maaf andai ungkap sekiranya gambar pendukung tulisan ini bernuansa kekerasaan. Karena menjadi karya seni, sengaja saya nir meng-blur-nya. Saya tampilkan apa adanya. Lantas apa korelasinya beserta judul tulisan ini yg membawa-bawa nama keris, yg kita memahami otektik warisan budaya global berdasarkan Indonesia? Baik, mari kita sama-sama buat menelisiknya.
Adalah Cornelis de Houtman, pelaut asal Belanda yg berlayar ke Kepulauan Nusantara dalam 2 April 1595 buat memastikan rute baru menuju kepulauan pembuat rempah-rempah, tiba di Banten dalam Juni 1596, sebelum tiba kembali di Belanda dalam 14 Agustus 1597.
Jacob Cornelius Van Neck, yg juga pelaut, mengikuti jejak Cornelis de Houtman, berlayar menuju Kepulauan Nusantara dalam 1 Mei 1958. Dalam pelayaran ini, terdapat 8 (delapan) kapal terpisah menjadi dua kelompok sesudah diterjang badai antara Tanjung Harapan serta Pulau Madagaskar. Van Neck beserta 3 kapal tiba lebih dulu di Banten dalam 25 November 1598.
Sekitar sebulan kemudian, kapal-kapal lain di bawah pimpinan Wybrand Van Warwyck tiba di Banten dalam 30 Desember 1598. Van Neck memulangkan 3 kapalnya lebih dahulu serta dalam Juli 1599, rombongan ini tiba di Belanda. Kapal-kapal lain diperintahkan berlayar ke Kepulauan Maluku serta baru tiba di Belanda dalam September 1600.
Rembrandt Hamerszoon van Rijn, pelukis asal Belanda yg lahir dalam 15 Juli 1606 hingga wafat dalam 6 Oktober 1669. Beberapa berdasarkan karya lukisannya ialah "Samson betrayed by Delilah" yg dilukis antara tahun 1628-1630, "Blinding of Samson" yg dilukis dalam 1636. Lantas, apa hubungannya antara pelaut beserta pelukis?
Jawabannya adakah Keris. Satu ungkap saja Keris. Jika sampeyan jeli, sebilah keris dalam lukisan tadi. Ya, dalam 2 lukisan tadi di atas, Rembrandt Sang Pelukis mendeskripsikan kejadian yg diceritakan di Alkitab beserta imajinasinya sendiri yg memasukkan keris dalam lukisan tadi.
Nah. andai ungkap masuk dalam lukisan, maka kemungkinan besar beliau (Rembrandt) pernah melihat bendanya secara langsung. Jika memang melihat bendanya langsung, maka nir berlebihan buat berkesimpulan bahwa dalam dua ekspedisi pelayaran ke Nusantara, yg dibawa pulang nir hanya rempah yg mendatangkan keuntungan luar biasa akan tetapi juga benda-benda unik yg nir ditemui di Belanda atau Eropa, serta keliru satunya ialah keris.
Ah, rasah gegeden rumongso. Bisa saja beliau berimajinasi serta menggambar sesuatu yg seperti beserta benda yg kita kenal menjadi keris? Mungkin pertanyaan yg lebih beserta pernyataan ini hinggap dalam benak kita semua.
Jadi begini kisanak, berdasarkan literasi yg saya baca, ternyata Rembrandt punya hobi lain yaitu ethnografi, mengoleksi benda-benda etnik yg unik. Untuk Rembrandt, keliru satunya ialah mengoleksi benda etnik berdasarkan Nusantara. Sayang, koleksi Rembrandt wajib dilepas alasannya adalah beliau terlilit hutang. Untungnya belakangan ditemukan daftar barang yg dijual berdasarkan koleksinya menjadi akibatnya, Rembrandt House, museum yg khusus didedikasikan buat Rembrandt, sanggup menemukan kembali beda-benda yg seperti beserta koleksi awal serta menata keliru satu ruangan di museum buat menampilkan suasana ruang yg dijadikan pajangan koleksi Rembrandt.
Sementara sekian dulu, poly hal yg sanggup dipelajari dalam keris. Jangan Cuma mistiknya saja. Mistik dalam keris bukanlah satu-satunya aspek serta bukan juga segalanya. Nuwun.
Referensi Tulisan :
Rick Mattew kompasiana
First Dutch expedition to Indonesia https://en.wikipedia.org/wiki/First_Dutch_Expedition_to_Indonesia
Second Dutch Expedition to Indonesia https://en.wikipedia.org/wiki/Second_Dutch_Expedition_to_Indonesia
Rembrandt https://en.wikipedia.org/wiki/Rembrandt
Rembrandt House .rembrandthuis.nl/en/rembrandt-2/rembrandt-the-collector/
Sumber Lukisan :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Rembrandt_Harmensz._van_Rijn_-_The_Blinding_of_Samson_-_Google_Art_Project.jpg
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_paintings_by_Rembrandt#/media/File:Rembrandt_Harmensz._van_Rijn_126.jpg