Asta Tinggi
Pada tajuk napak tils ini saya ingin mengajak kerabat perkerisan singgah sejenak buat mengunjungi kota Sumenep, daerah paling ujung timur pulau garam, Madura. Seperti yg sudah kita tahu, Islam merambah ke nusantara dimulai sumber pesisir utara kepulauan Sumatera, kemudian menyebar ke jawa, Sulawesi dan ekpulauan-kepualauan lainnya. Hingga akhirnya jua menyebar ke pulau garam ini. Madura.
Kepulauan Nusantara memang kaya dengan corak-macam budaya dan tradisi. Ini terbukti sumber banyaknya peninggalan benda-benda bersejarah, baik nilai spiritual juga dalam khasanah seni yg marak. Salah satunya kepada pulau Madura, lebih tepatnya kepada kabupaten paling ujung kepada puau garam tadi, Kab. Sumenep.
Madura, sebuah pulau mungil yg teletak disebelah timur pulau Jawa ternyata menyembunyikan kebesaran sejarah Islam kepada Nusantara. Di ujung sebelah timur pulau garam ini terletak daerah yg subur dengan tata cara dan tradisi keislaman. Seperti yg saya tulis diatas, Sumenep, demikian nama daerah tadi.
Di daerah ini poly masih ada makam-makan raja Islam setempat yg poly menyimpan keluhuran sejarah dan nilai spiritualisme. Makam raja-raja Islam Sumenep ini kini poly dikeramatkan oleh sebagian akbar rakyat setempat, dan jua anggota rakyat kepada sekitarnya. Maka tidak heran jika Sumenep poly kepada banjiri oleh peziarah khususnya yg suka wisata religi. Termasuk penulis sendiri..heheheh
Tempat yg poly menyembunyikan sejarah tadi ialah Asta Tinggi yg letaknya dua setengah kilometer sebelah barat Sumenep. Tempat ini adalah komplek pemakaman raja-raja Sumenep dengan keturunannya. Asta Tinggi artinya makam Petinggi (pemimpin/raja). Bangunan ini sudah berusia lebih sumber 200 tahun, meskipun demikian bangunan ini permanen kokoh walaupun pagarnya hanya terdiri sumber batu kapur yg tersusun rapi tanpa menggunakan bahan adukan semen dan pasir.
Disamping itu didalamnya masih ada bangunan cungkup/kubah dimana setiap bangunan tadi masih ada makam raja-raja. Di dalam bangunan tadi dapat kita jumpai jua ukir-tabrakan kayu yg menampakan ketinggian nilai seni tabrakan Sumenep kepada masa kemudian. Dan buat mencapai komplek kuburan ini sebelumnya kita akan disambut oleh beberapa pintu gerbang yg sangat tinggi dan anggun, bangunan tadi mempunyai corak arsitektur kumpulan Islam, jawa, Cina dan Eropa.
Sayangnya saya kurang mendapatkan gosip yg lebih ihwal raja-raja yg dimakamkan silokasi Asta Tinggi ini. Yang saya tahu diantaranya ialah Kubah Pangeran Jimat. Pangeran Jimat ini ialah putera sumber Pangeran Romo (Cokronegoro II) yg mula-mula menjadi Bupati Pamekasan dan kemudian pindah ke Sumenep. Beliau dikenal seseorang pemimpin yg gigih memperluas daerah kekuasaannya. Pada masa pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan daerah kepada Besuki Blambangan. Kemudian beliau memindahkan penduduk Sumenep dan Pamekasan ke daerah taklukannya itu. Tertulis beliau mangkat kepada tahun 1737 masehi.
Panembahan sumolo alias Tumenggung Ario Noto Kusumo I ialah Raja Sumenep yg membentuk Kraton Sumenep tahun 1762 Masehi dan kemudian tempat tadi dijadikan pusat pemerintahan. Sampai dikala ini bangunan tadi masih utuh. Setelahmembangun Kraton tadi setahun kemudian Panembahan Sumolo membentuk Mesjid Jami Kota Sumenep. Masjid tadi dapat kita temui kini tepat ditengah-tengah kota Sumenep. Dan yg istimewa, masjid yg kepada bangun Panembahan Sumolo ini termasuk galat satu masjid diantara sepuluh masjid tertua kepada Indonesia yg mempunyai corak arsitekstur yg khas.
Masih poly kekuarangan gosip yg saya dapat kepada pemakaman raja-raja Sumenep kepada Asta Tinggi ini. Mungkin ketika ada kesempatan lagi saya akan menuliskan kembali kekurangannya. Akhir istilah sumber penulis, mohon maaf seandainya ada kesalahan dalam penulisan, semua tidak lebih sumber kekhilafan penulis. Akhir istilah, wassalam dan ingat ketika Knda ke Sumenep, jangan lewatkan buat menunjukan eksklusif kemegahan peninggalan masa kemudian. Matur nuwun……..