Dunia Keris Assalamualaikum kadang kinasih perkerisan. Melanjutkan tulisan edisi jelajah Baduy yg sebelumnya telah saya posting kepada perkerisan ini. Obyek terpenting dalam kaitannya bersama sistem religi orang Baduy ialah Arca Domas. Tidak seluruh orang bisa dan leluasa kembali mengunjungi Arca Domas ini, sehingga gambarannya sulit untuk menggambarkannya secara sempurna.
Menurut Mang Idong, tuan tempat tinggal sekaligus pemandu saya dikala berkunjung ke Baduy ini, Arca Domas digambarkan menyerupai bentuk insan yg sedang bertapa. Arca ini terbuat asal batu andesit bersama pengerjaan dan bentuk sangat sederhana. Kata Mang Idong, arca Domas ini terletak kepada tengah hutan larangan dan tak jauh asal mata air huku sungai ciujung.
Kompleks Arca Domas ini juga dikenal bersama sebutan petak 13, alasannya adalah undak-undakan punden tadi terdiri asal petak-petak yg berjumlah 13. Tiap petak dibatasi oleh batu kali bersama berukuran sisi-sisinya berkisar 3-5 meter. Dari ke-13 petak tadi, hanya muncul 3 petak yg muncul isinya, yak ni petak pertama berisi 8 buah menhir (makam) berorientasi utara-selatan, petak ke 2 berisi 5 buah menhir yg juga berorientasi sama, dan petak ketiga masih muncul sebuah batu lumpang.
Upacara muja kepada Arca Domas oleh orang Baduy setiap tahun kepada selenggarakan kepada tanggal 16, 17, dan 18 bulan Kalima. Awal proses ini dimulai kepada pagi hari tanggal 17 Kalima diundakan pertama. Puun Cikeusik memimpin upacara ini bersama mambacakan matera-mantera dan doa-doa tertentu hingga tengah hari. Setelah itu dilanjutkan bersama membersihkan dan membenahi pelataran dan susunan batu yg berserakan hingga ke puncak, sesampai dipuncak, mereka menyucikan muka, tangan dan kaki, kepada sebuah batu lumpang yg diklaim Sanghyang Pangumbaran.
Masih dari Mang Idong, batu lumpang tadi adalah menerangkan baik dan nir baik. Bila dikala itu batu lumpang ditemukan dalam keadaan air yg penuh dan jernih, menerangkan akan banyak turun hujan, cuaca baik dan panen berhasil. Sebaliknya, jikalau airnya dangkal dan keruh, menerangkan kekeringan dan kegagalan panen.
Pertanda lain juga terlihat kepada keadaan batu-batu menhir yg berada kepada puncak punden tadi. Bila batu-batu tadi dipenuhi lumut menerangkan akan memperoleh kesentosaan dan kesejahteraan dalam tahun yg bersangkutan. Tetapi jikalau keadaannya justru sebaliknya makan akan bisa mendatangkan kesengsaraan dan kesulitan.
Menurut kosmologi orang Baduy, Arca Domas dan Sasaka Domas adalah loka suatu titik awal yg mengeras. Dikisahkan bahwa bumi ini kepada mulanya diklaim ngenclong yakni berwujud kental dan bening serta hanya sebesar biji padi. Pada suatu dikala, kepada suatu titik mulai mengeras dan membesar.
Karena Sasaka Domas atau Arca Domas adalah awal insiden bumi dan terletak kepada kawasan Baduy, maka kepada yakini oleh orang Baduy bahwa daerahnya menjadi pancer bumi (inti jagad) atau Sasaka Pusaka Buana (sentra global).
Arca Domas selain dipercaya menjadi pancer bumi, juga dipercaya sebgai loka diturunkannya cikal bakal orang Baduy dan insan penghuni bumi lainnya. Dikisahkan bahwa bertempat kepada Sasaka Domas itu Sang Maha Kuasa diklaim Nu Kawasa atau dikenal Batara Tunggal membentuk tujuh keturunannya. Salah satu versi berkata keturunan tertua yg bernama Batara Cikal Identik bersama Nabi Adam yg nantinya menurunkan orang Baduy. Sedangkan yg bungsu bernama Batara Tujuh identik bersama Nabi Muhammad yg nantinya menurunkan orang-orang diluar Baduy.
Sasaka Domas atau Arca Domas dalam agama orang Baduy dipercaya juga menjadi loka berkumpulnya para karuhun (leluhur atau nenek moyang). Para leluhur tadi selalu memantau dan menjaga anak keturunannya. Mereka tak jarang datang ke kampung-kampung melalui leuweung kurang pandai (hutan tua). Dan leuweung lembur (hutan kampung). Dengan adanya agama ini juga secara nir eksklusif konsevasi hutan kepada Baduy tertap terjaga. Maturnuwun