Selamat datang anggota keluarga kerabat yang telah tinggal di belakang, semoga keadaan menenangkan semua walafiat sehat. amiiin
Pada artikel ini saya sengaja sampai pada tema Ajimat LULANG KEBO LANDOH. Istilah Lulang Kebo Landoh paling dikenal di kalangan orang yang suka berburu warisan atau ajimat yang memiliki kekuatan mistis.
Karena ajimat yang satu ini meski hanya kulit kerbau, tapi rujuk ke semua orang yang ajimat akan memiliki kekuatan senjata tajam atau tahan api.
Lumrah, sebagai barang langka dan dengan karakteristik unggul, tentu tidak mendapatkan Ajimat Lulang Kebo Landoh dengan mudah. Bahkan dikabarkan, mas kawin untuk piandel ajimat ini mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut cerita, Ajimat ini berasal dari Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Pati, Jawa Tengah.
Tentang asal usul Ajimat Lulang Kebo Landoh ini ternyata memiliki cerita panjang. Dikatakan, misalnya, saya kutip dari Sheikh Fiber Tall, sebelum dia percaya pusaka tahan yang digdaya misalnya poli, mungkin berasal dari kehidupan rajyat biasa yang disebut Saridin memegang Sheikh Tall masa depan. Awalnya, Saridin adalah penasihat Sultan Agung. Tapi ketika dia mendekati usianya, dia memilih biologi sebagai orang biasa. Ia membuka desa baru dan organik sebagai petani. Untuk memulai kehidupan barunya, Saridin menemukan hewan peliharaan yang bisa digunakan untuk membajak sawah.
Nah, untuk mencari binatang buas ini ajimat dimulai. Syekh Agung datang ke Saridin atau kehilangannya di desa tersebut dan bertemu dan tujuh orang sedang memperbaiki atap rumahnya dan dia bertanya,
Adakah yang jual kerbau itu, maka saya beli dua, seperti ucapan Saridin misalnya di Sereh Syeh Jangkung.
Ternyata ketujuh orang yang merespons tersebut menanggapi dengan sinis dan setengah menggoda.
Di desa ini ada orang yang akan menjual kerbau, kecuali kerbau yang telah meninggal, yang juga akan diberikan secara gratis jika Kisanak mau, kata seseorang tentang mereka.
Saridin tertarik dengan tawaran itu. Kemudian ketujuh pria tersebut mengajaknya untuk melihat kerbau yang sebelumnya menjadi bangkai. Saridin mendekati kerbau yang mati itu. Sambil membelai bangkai, Saridin mengatakan:
Sungguh, kerbau ini sudah mati, tubuhnya besar dan bertanduk panjang. Berharap untuk menjadi organik lagi!
Setelah dia mengatakan hal ini, Saridin atau Syekh Jangkung melakukan dua sholat Hammam dan berdoa kepada Tuhan,
Semoga diberikan, dan kerbau ini hidup kembali dan umur yang panjang.
Setelah begitu berdoa, memegang tanduk kerbau 2, dan memukul tubuhnya tiga kali seperti yang dia katakan, sekarang berdiri, nah Anda tidur nyenyak!
Sihir bin aneh Berkat kekuatan Allah, kerbau itu kaget dan sepertinya bergerak lagi. Melambaikan ekornya sementara matanya menatap Tall Sheikh.
Berdiri! kata Sheikh Jangkung lagi, lalu kerbau itu bangkit. Hewan mati ini adalah biologis yang benar kembali.
Mau tak mau, melihat kejadian ini, ketujuh pria yang awalnya mencemooh Saridin akhirnya meminta maaf. Saridin atau Tall Sheikh mengajukan permintaan maafnya, tapi dia juga meminta bantuan pada tujuh kerbau terakhir, yang sebelumnya miliknya untuk dijaga.
Singkat cerita, tiba di sebuah sungai di Dusun Sani Kerbau bermandikan. Karena tanduk panjang, saat kerbau sudah memakan rumput Syekh Jangkung, itu membungkuk untuk menyentuh tanah. Oleh karena itu kerbau milik syekh panjang ini disebut kerbau dungkul. Karena kerbau dungkul tidak ingin digunakan, kerbau di desa Wildoh tetap liar liar. Konon, itulah sebabnya akhirnya orang bernama Kebo Landoh.
Menjelang akhir hayatnya, Syeikh Jangkung menasehati istrinya sehingga saat meninggal, Kerbau Dungkul alias Kebo Landoh dibantai untuk sedekah. Tapi saat Syeh Jangkung meninggal dunia pada tahun 1563 Jawa, yang ditandai dengan trirasa trirasa angin narenda, tepatnya kerbau Landoh yang pergi ke tempat lain. Baru setelah 40 hari setelah kematian Syekh Jangkung kerbau pulang. Dan kehendak pemiliknya, kerbau, dibantai.
Hal-hal aneh terjadi. Saat pembantaian kerbau ini dari Syeh Jangkung susah payah, karena Kebo Landoh tidak bekerja dengan senjata tajam. Kulitnya seperti besi. Namun, seiring dengan peninggalan warisan khusus Sheikh Kebo Landoh akhirnya disembelih.
Beberapa saat setelah Sheikh Jangkung ada sekelompok pedagang yang berhenti dan bermalam di desa Landoh. Di malam hari ada pedagang yang kehilangan seikat belenggu barang dagangannya. Salah satu pemimpin pedagang telah berpaling kepada Pangeran Tirtokusumo (anak laki-laki tinggi) untuk meminta sabuk pengaman dan memberinya beberapa kerbau kulit Landoh Kisah Pusaka keris nogo sosro dan sabuk inten.
Dalam perjalanan pulang, salah satu pelukan pedagang menjadi panik. Saat melihat ini, Pangeran Tirtokusumo memerintahkan anak buahnya untuk mengepung sapi. Karena bencana sapi sapi, ada poli-korban jiwa. Sehinggan diputuskan untuk membunuh sapi tersebut. Tapi saat tombak menunjukkan bahwa sapi itu tidak bekerja. Bahkan kulitnya pun tidak tergores dengan senjata tajam.
Dengan panik, untungnya, karena keletihan ternak bisa tertangkap. Pangeran Tirtokusumo segera melepas sabuk yang ada di tubuh sapi dan ternyata kulit Kebo Landoh itulah yang telah diberikannya kepada pedagang. Dari pengalaman ini Pangeran Tirtokusumo berpikir bahwa sistem kekebalan tubuh adalah kulit kebo landoh. Kemudian ia membagi sisa kulit (Lebok-Jawa) kebo landoh untuk menyedot seluruh masyarakat agar bisa disimpan sebagai ajimat.
Jadi sekilas asal usul Ajimat Lulang Kebo Landoh yang bisa saya bagikan untuk sedulur blogkosutho gentlemen. Ada lebih atau kurang pribadi pribadi untuk dipahami karena keterbatasan pengetahuan dan kebodohanku. Kata terakhir yang Anda lihat nanti di posting berikutnya dan wassalam. Matur nuwun