Dunia Keris Assalamualaikum, selamat tiba kembali kadang kinasih perkerisan. seperti pada tajug diatas, kerabat perkerisan tidak keliru dalam membaca judul. Sejatinya wanita merupakan penguasa mayapada. Pernyataan ini mungkin terlalu bombastis atau bahkan ngawur. Bagi paham maskulin barangkali akan tersergah beserta pernyataan ini. Dari manakah pernyataan ngawur itu, sepanjang peradaban realitasnya wanitalah yang dijajah pria. Banyak sekali kita dengar wanita diperdagangkan, wanita dijadikan alat kekuasaan, pemuasan nafsu, & lain sebagainya. Itulah liputan, wanita menjadi bagian tak terpisahkan berasal peradaban itu sendiri.
Pertanyaannya, tahukah kita keadaan sebenarnya ? Kalau begitu, dimanakah peranan mereka sesungguhnya ? Sehingga mereka (feminin) terus berjuang menggemakan persamaan hak mereka. Wanita ingin sama beserta lelaki, dalam hal apa saja. Adakah para wanita menyadari, bahwa dialah sesungguhnya yang menguasai mayapada ? Jangankan mayapada, bahkan surga pun di bawah telapak kaki wanita. Entahlah..?! Pada tulisan kali ini saya akan menggambarkannya untuk panjenengan sekalian. Memaknai pernyataan Sejatinya wanita merupakan penguasa mayapada sebagaimana memaknai hukum-hukum paradoks. Mengapa paradoksal, sebab empiris yang terpampang didepan mata kita merupakan dominasi pria atas wanita.
Kekuasaan para raja selalu saja ditangan kaum pria. Lihatah bagaimana raja yang berkuasa beserta ratusan bahkan ribuan selir dimana-mana membuat kita miris mendengarnya. Padahal itu terjadi dimasa lalu di jaman belum kuda gigit besi. Namun tetap saja dalam hati mini kita nelangsa dibuatnya. Tidak terima merupakan suatu hal yang wajar saja, manakala kita mendengar ulah para pria ini. Itu merupakan liputan, yang akan sulit dibantah oleh siapa saja. Secara kasat mata ulah para pria demikianlah adanya.
Saya akan narasikan sebagai bentuk gambaran saja untuk menghantarkan kita pada liputan-liputan lainnya, meski ini hanya sebatas melihat berasal sisi sebelahnya, semisal kita melihat tontonan di layar kaca saja. Kita paham bahwa apa yang kita lihat hakekatnya merupakan skenario sang sutradara saja. Mengapa menjadi sangat nyata, karena memang dirancang sesuai beserta selera penontonnya.
Begitulah kondisi alam nyata. Saking sempurnanya manusia tidak mampu melihat seluruh peristiwa sebagai skenario sutradara (Tuhan). Bahwa hanya kehendak-Nya saja yang akan terjadi & berlaku di & atas seluruh sistem alam semesta, baik makrokosmos maupun mikrokosmos. Fakta paradoks inilah yang ingin kita ulas sedikit mendalam menyoal hakekat bahwa keadaan sebenarnya berlaku hukum peradaban Dunia ini hakekatnya diperintah wanita. Hanya sayang para wanita tidak mengerti potensi dirinya saja. Sehingga banyak berasal mereka mengabaikan liputan-liputan hukum alam ini.
Selanjutnya pemahaman ini akan menghantarkan kita akan struktur bangun, keadaan & bagaimana alam semesta ini diikat & dibuat oleh & beserta suatu tenaga yang tak tertandingi. Energi yang mengikat keadaan alam semesta merupakan tenaga feminin bukan tenaga maskulin. Energi kelembutan yang mengikat & mempersatukan materi-materi yang keras, sehingga dikatakan langit didirikan tanpa tiang. Maka aneka macam kita dapati penisbatan pada Dia akan selalu menggunakan kata yang bermakna feminin. Lihatlah tafsir & makna kata penyebutan Dia dalam literatur atau tafsir lainnya. Bukan pria bukan wanita. Namun kita paham dimanakah muara kata feminins ini. Di alam nyata kata feminin didekatkan beserta sosok wanita, sebab para wanitalah yang paling mendekati apa yang dimaksud beserta feminin tersebut.
Kelembutan, afeksi, perhatian, ikut merasakan, akan selalu didekatkan kepada kata feminin. Ternyata tenaga inilah yang mensifati alam semesta. manifestasi berasal tenaga ini merupakan pada sosok seorang wanita. Disnilah yang ingin sedikit kita telisik & pertegas, betapa Gusti Allah mentipkan sifati kepada wanita bumi.
Semakin berfokus, konsekuensinya tulisannya semakin panjang & saya berterima kasih sekali seandainya panjenengan semua membacanya sampai tuntas. Baiklah, marilah kita mulai pada awal mula penciptaan manusia. Pada awal kisah penciptaan Adam, disana Gusti Allah berfirman akan menciptakan khalifah dimuka bumi. Kemudian diciptakan seorang tokoh yang kemudian kita kenal sebagai Adam. Sosok tokoh yang luar biasa yang akan menjadi pemimpin mayapada ini nyatanya memiliki kelemahan yaitu beliau tidak sanggup berada dalam suasana kesepian & kesendirian. Marilah kita lihat skenario disini. Manusia perkasa yang sanggup menaklukan mayapada tunduk kepada kesepian hati, yaitu rahsa yang sulit dimengerti. Kebutuhan rahsa untuk disayangi, untuk dikasihi, telah meliputi. Lelaki yang konon katanya akan menjadi pemimpin alam semesta, nyatanya telah kalah oleh 'kesepian hati'. Inilah pesan yang tersirat pertama, merupakan hukum alam yang dilupakan & dinafikan oleh anak keturunan Adam.
Sejatinya, lelaki sesungguhnya lemah. Dia tidak sanggup mengatasi 'kesepian hati'nya sendiri. Kekerasan & kelemahan hati berpadu menjadi fenomena 'paradoks' pada diri lelaki. Setelah Adam menyadari keadaan dirinya yang tidak mungkin sanggup menahan rahsa ini, diapun memohon kepada Tuhannya. (Sesungguhnya Tuhan sudah paham & mengerti keadaan ini, memang sudah dalam skenario Tuhan adanya). karena permohonan Adam maka Tuhan menciptakan teman yang kita kenal sebagai Hawa. Hawa ini memeiliki sifat yang telah disinggung dimuka sebagai sifat feminin. Mulai berasal sinilah babak baru dimulai. Adam mendapatkan teman yang bisa menggembirakan hatinya. Kesepian hatinya telah diisi oleh 'afeksi' Hawa.
Kita lanjutkan pada hukum kedua, Hawa memiliki kekuatan afeksi yang mampu menaklukan Adam. Sehingga Adam bertekuk lutut terhadap Hawa. Inilah hukum alam yang tidak bisa dibantah, yang berlaku berasal dahulu sampai kini. Sehingga Adam pun rela melakukan apa saja, sehingga Adam pun rela diperlakukan apa saja, bahkan diperintah apa saja juga mau. demi menuruti cita-cita hati kekasih hatinya ini. Luar umumnya, bahkan dirinya berani mengabaikan perintah Tuhannya sendiri. Hukum alam ini akan terus berlaku sampai di jaman terkini. Inilah hukum kedua yang akan saya pertegas disini.
Tidak ada satu lelakipun yang sanggup menolak perintah wanita !
Terjadilah perintah pertama yang dilakukan WANITA kepada sang KHALIFAH. Kita tahu bagaimana keimanan Adam. Kita tahu bagaimana cerdasnya Adam. Kita tahu bagaimana seluruh makhluk di alam semesta ini telah tunduk dibawah perintah Adam. Seluruh makhluk di alam semesta termasuk malaikat sujud kepada Adam. namun sekarang apa yang terjadi, Adam hanyalah seorang pesuruh saja bagi wanita. Begitu kuatnya pengaruh tenaga afeksi sehingga Adam seorang lelaki yang sangat digdaya & perkasa, harus menuruti perintahnya. Jika seseorang sudah mampu menguasai hati orang lain, menuruti keinginannya, maka orang tersebut akan sama saja dibawah perintah dirinya. Jika beliau merupakan seorang raja, bagaimanakah kejadiannya ?Sungguh akan dahsat sekali. Hukum alam telah ditetapkan. Bahwa wanitalah pemegang Wahyu Cakraningkarta kekuasaan alam semesta. Sebab pada diri wanita mengalir potensi afeksi Tuhan, yang dimaksudkan untuk diturunkan kepada anak-anak manusia berikutnya.
Sayang seandainya para wanita tidak menyadari potensi ini. Perhatikanlah saja bagaimana Kisah Ken Arok & Ken Dedes, Kisah Yulius Cesar & Cleopatra, & lain sebagainya. Menarik kita kaji lainnya, Soeharto beserta Ibu Tien, Soekarno beserta Ibu Inggit. Masih banyak yang bisa kita telusuri. Marilah kita jernih menyikapi keadaan ini. Jika kita susuri , lebih jauh lagi, Nampak sekali sebuah skenario peradaban manusia dimana disana peradaban dibangun lewat tangan-tangan mungil wanita. Wanitalah sesungguhnya skenario peradaban anak manusia. Wanita melalui tangan lelaki telah memerintah mayapada. Sentuhan kasih sayangnya lah yang sanggup meluluhkan besi terkeras sekalipun.Tidak ada satupun lelaki perkasa yang bisa tampil dimuka mayapada tanpa didampingi wanita perkasa dibelakangnya. Sejarah lainnya juga mencatat bagaimana Tuhan menyelamatkan nabi Musa. Melalui tangan mungil wanita istri Firaun maka selamatlah Nabi Musa , justru diasuh oleh raja sendiri. Kesadaran murni diselamtakan lagi-lagi oleh wanita. Inilah hukum alam. Inilah hukum paradoks yang acapkali luput berasal kajian kita.
Bertelekan pada teks di atas, menghantarkan satu simbolisasi pada kita semua, (yaitu) sebuah makna yang ingin disampaikan berasal sebuah kisah. Berdasarkan simbolisasi ini tersirat liputan, skenario Tuhan. Wanita yang terlihat lemah lembut, justru menyimpan potensi luar biasa, yang akan menentukan arah peradaban mayapada. Kebalikannya lelaki yang perkasa nyatanya akan selalu dibawah perintah wanita. Jika kita cermati simbolisasi kisah Adam & Hawa akan nampak sekali rangkainnya. Menjadi pertanyaan, mengapakah Hawa tidak memetik sendiri butir kuldi yang diinginkannya ? Mengapa harus meminta donasi Adam ? Disinilah kita harus jernih menangkap pesan-pesan Tuhan yang berlaku di alam semesta ini. Pelaku utama peradaban merupakan wanita, suka atau tidak skenario-Nya sudah dikisahkan kepada kita semua. Saya curiga sangat sedikit wanita yang mengetahui ini. Ingatlah kisah Ken Dedes, Kisah Ibu Tien Soeharto, & banyak lagi kisah-kisah lainnya, yang merupakan kisah semisal beserta itu semua. Maka sungguh terberkatilah para wanita yang mengetahui potensi kekuatan dirinya itu. Dan beserta kekuatannya itu beliau mampu mempergunakannya bagi kemaslahatan peradaban manusia, terpujilah namanya di seantero jagad raya.
Wanita memiliki kekuatan yang tidak bisa ditandingi oleh lelaki, yaitu kekuatan afeksi. Dimana potensi ini sesungguhnya merupakan potensi milik Tuhan yang memang atas kehendak-Nya, dialirkan & diajarkan melalui tangan-tangan wanita. Menjaadikan wanita digdaya dalam segala keadaan. Wanita akan nampak lebih perkasa saat mana tidak ada pasangannya. Lain halnya beserta lelaki, yang pasti akan merana seandainya tidak ada pasangannya. Inilah merupakan sebuah kekautan kelembutan yang luar biasa. Anugerah Tuhan kepada sosok wanita. Lemah namun sesungguhnya memeiliki potensi yang mampu menjungkir balikan mayapada. Tidakkah wanita merasa senang beserta penghormatan setinggi itu berasal Tuhannya. Dia wanita yang dipercayakan Tuhan untuk mengajarkan hakekat 'afeksi' Nya. Menjadi perantara Tuhan, supaya manusia paham betapa kekuatan 'afeksi' merupakan kekuatan yang membangun alam semesta ini. Ditangan wanitalah jatuh bangunnya mayapada ini. Maka kita dengar ada suatu riwayat yang menyatakan bahwa hancurnya peradaban suatu bangsa mampu dipandang berasal para wanitanya. Ketika para wanita gagal mengemban misi sucinya mengajarkan afeksi maka para lelaki akan menghancurkan apa saja. Bahkan menghancurkan dirinya sendiri.
Itulah mengapa perlu untuk kita ingat bagaimana simbol kisah Adam pada mula penciptaan. Dengan mengetahui ini, bukankah menjadi aneh seandainya wanita justru merasa dibawah lelaki. Saya rasa hal itu karena disebabkan wanita tidak mengetahui potensi dirinya saja. Dia ingin menjadi seperti lelaki. "Jika wanita ingin menjadi seperti lelaki maka beliau pasti tidak akan mampu mengalahkan lelaki. Jadilah wanita seutuhnya maka beserta itu beliau akan mampu mengalahkan lelaki terkuat manapun, atau bahkan beliau itu seorang raja perkasa sekalipun".
Maka, "Jangankan mayapada, bahkan surga pun di bawah telapak kaki wanita". Mengapakah hanya sedikit wanita yang mengetahui betapa luar biasa dirinya? Disinilah kuncinya mengapa Islam sangat memuliakan para wanitanya & menjaga mereka beserta sangat santun, melalui serangkaian syariat yang kadang masih sulit dipahami oleh wanita itu sendiri, sebab keadaannya memang paradoks. Disinilah mungkin kaitannya, mengapa dalam kisah spiritual selalu menyoal bidadari (RATU). Bidadari merupakan symbol afeksi keliru sedikit saja mereka mengajarkan itu, hancurlah peradaban. Kebalikannya manakala para wanita mampu menyadari potensi dirinya, & beserta potensinya ini berusaha untuk bangkit membangun peradaban. Maka yakinlah kejayaan bangsa tersebut sudah didepan mata.Kekuatan peradaban ada pada kekuatan 'afeksi' para wanita bangsa itu. Semoga !!
Saya rasa ulasan ini sudah terlalu panjang & semoga ini menjadi awal baru bagi saya pribadi untuk dijadikan kajian pembuka rangkain selanjutnya. Menjadi bahan pemikiran kita nantinya dalam melihat segala sesuatu berasal sudut yang tak biasa dalam memahami skenario Tuhan. Setiap diri nantinya akan dalam peruntukan masing-masing, setiap diri manusia unik & luar biasa sekali, dalam dimensi yang memang disiapkan untuk dirinya. Kita tidak perlu menjadi orang lain untuk menajdi sukses, sebab itu akan menjadikan diri kita KW2, jadilah diri sendiri sebagaimana yang Tuhan inginkan, maka kita akan menjadi KW1 dalam dimensi kita sendiri. Kita hanya perlu teladan 'META' bagi jiwa kita. Sekali lagi, saya ucapkan selamat untuk kerabat perkerisan yang terlahir sebagai Wanita, peradaban mayapada terletak di tangan panjenengan-panjenengan. Sebab Tuhan telah menitipkan tenaga 'afeksi' kepada kalian supaya diturunkan kepada generasi penerus. Kepada 'anak-anak kesadaran'. Sekian dulu & semoga ada manfaatnya. Maturnuwun
Dirangkai dalam aksara di Pajimatan Imogiri warsa kaping 12