Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Parangtritis. Iya bener, pantai ini adalah salah satu destinasi wisata andalan Jogjakarta. Bahkan saking terkenalnya, Knda belum ke Jogja jikalau belum menyinggahi Malioboro, keraton, & tentu saja Parangtritis ini. Tiga nama yang merujuk dalam satu kawasan yang identik bersama Jogjakarta. Disamping karena estetika pantai & deburan ombaknya, nilai jual Parangtritis berdasarkan sisi artinya mitos yang menyungkupinya. Parangtritis & legenda Nyi Roro Kidul memang nir terpisahkan, mereka ada satu kesatuan, nir dapat kita pisahkan.
Siapa yang nir kenal bersama nama Nyi Roro Kidul. Saya rasa hampir semua kenal, terlebih bagi masyarakat Jawa yang ada di pesisir laut selatan. Dalam satu legenda yang beekembang di tatar Sunda, sosok Nyi Roro Kidul artinya salah satu putri berdasarkan Prabu Siliwangi yang jelek rupa karena suatu penyakit. Karena putus hasrat Nyi Rori Kidul bunuh diri bersama terjun ke pantai selatan yang sekarang dikenal bersama Pelabuhan Ratu. Konon sesudah terjun ke laut, Nyi Roro Kidul berubah menjadi putri cantik & menjadi penguasa pantau selatan & lantas menjadi sebuah mitos yang melegenda hingga dikala ini.
Lain lubuk lain ikannya, begitulan bunyi pepatah yang familiar ditelinga kita. Pun halnya mitos yang akrab ditelinga kita berdasarkan bumi para nata Mataram, Jogjakarta ini. Parangtritis dalam mitos yang ada ditengah masyarakat Jawa diyakini sebagai gerbang menuju istana gaib Nyi Roro Kidul manakala Sultan Agung mengadakan pertemuan bersama sosok yang melegenda ini.
Namun, dalam kesempatan ini aku nir akan membahas tentang legenda pertemuan Sultan Agung bersama Nyi Roro Kidul. Tapi berdasarkan mitos yang lain, yang tak kalah bersama mitos yang melegenda tadi. Iya, mitos tentang pengunjung dilarang berpakaian hijau & kalapnya wisatawan dikala berenang di pantai Parangtritis.
Sejatinya, sekarang ini sudah banyak dibuka pantai-pantai baru yang tak kalah menariknya di Jogjakarta ini, sebutlah misalnya pantai Indrayanti di Gunung Kidul. Namun lagi-lagi, pantai Parantritis & Parangkusumo lah yang paling fenomenal. Baik berdasarkan segi pengunjung maupun fenomena mitos yang menyunkupinya. Berbagai embargo-embargo ikut membuat rasa kepenasaran pengunjung untuk menjejakinya. Seperti embargo mengenakan pakaian hijau yang sudah aku narasikan di atas. Meski banyak sekali kisah tragis wisatawan terseret yang kerap diartikan penguasa laut selatan minta tumbal tidaklah menyurutkan wisatawan untuk datang.
Raden Pabelan : Ketampanan Membawa Petaka
Pertanyaannya, benarkah fenomena terseretnya pengunjung ke tengah laut selatan karena ulah Nyi Roro Kidul yang minta tumbal?
Nah, dalam kesempatan ini aku akan mencoba mengangkatnya fenomena ini dalam kacamata yang lebih rasionalitas. Dari literasi yang aku dapatkan, penyebab utama sejumlah wisatawan di pantai Parangtritis artinya pengaruh RIP CURRENT yang bersama kecepatan mencapai 80 km/jam, arus balik itu nir hanya bertenaga. Tapi juga sangat mematikan.
Lantas, apa rip current tadi? Dari literasi yang aku dapatkan. Rip current artinya peredaran air gelombang datang yang membentur pantai & balik ke laut. Arus ini dapat menjadi sangat bertenaga karena adalah akumulasi berdasarkan dua atau lebih gelombang datang. Kerabat perkerisan dapat bayangkan kekuatan seret arus balik yang beberapa kali lebih bertenaga berdasarkan terpaan ombak datang.
Dan yang lebih nggegirisi lagi, arus balik atau rip current ini terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus balik ini juga bukan hanya berlangsung di satu kawasan, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai bersama arah datangnya ombak yang mneyesuaiakan bersama arah embusan angin berdasarkan laut ke darat.
Dalam banyak kasus yang terjadi, korban yang terseret arus balik karena berada terlalu jauh berdasarkan bibir pantai. Manakala korban diterjang arus balik, posisinya akan gampang labil karena kakinya nir memijak pantai bersama bertenaga. Karena terseret tiba-tiba & nir dapat berpegangan dalam apapun, akibatnya korban biasanya cepat panik, & karam karena kelelahan.
Penjelasan logis inilah yang sangat minim kita dapatkan di Parangtritis ini. Akibatnya, kita lebih sering mengaitkan peritiwa hilangnya korban di Parangtritis & Parangkusumo bersama hal-hal yang berbau mistis.
Kemudian, bagaimana mengantisipasi dikala kedapatan arus balik menimpa kita?
Sangat dianjurkan kita tenang dikala terseret arus, akbar kemungkinan kita akan balik ke permukaan. Alasannya artinya, karena arus berputar di dasar laut sehingga materi di bawah dapat naik lagi. Nah, sesudah mengapung, kita dapat berenang ke tepi laut. Setidak-tidaknya, kita mempunyai kesempatan untuk melambaikan tangan untuk berteriak minta tolong.
Masih dalam literasi yang aku baca, berdasarkan kasus hilangnya korban sangat dimungkinkan korban dikala terseret arus balik justru melawannya. Akibatnya, jutru berdasarkan kasus mirip inilah malah korban urung mengapung. Sebaliknya, korban akan semakin jauh terseret arus bawag laut & dapat tersangkut karang atau masuk dalam patahan yang berjarak sekitar satu kilometer berdasarkan bibir pantai.
Mau tahu berapa kedalamnya patahan di Parangtritis? Ratusan meter kawan, konsekuensinya manakala korban sudah tersangku disana, akan semakin sulit berkecimpung karena bercampur bersama aneka materi padat yang terkandung dalam arus.
Korban akan diperlakukan sama mirip material, yakni diendapkan. Biasanya, korban baru dapat balik terangkat ke permukaan jikalau ada arus lain yang mengangkat sendimen berdasarkan dasar laut. Dan hal ini biasanya butuh waktu usang.
Dipenghujung tulisan ini, mengulang apa yang sudah aku ketegahkan di atas. Saat mengalami kejadian rip current atau terperangkap dalam arus seret ke tengah laut. Hal pertama yang harus kita lakukan artinya jangan mencoba untuk berenang melawan arus. Berusahalah tenang untuk sebentar mengikuti arus.
Saat dirasa arus seret berada di luar penghalang, atau kecepatan arus melambat & kita merasa sedikit bebas berdasarkan pergerakan air yang cepat, berenanglah ke sisi kiri atau kanan, menghindari konsentrasi rip current. Baru kemudian balik ke arah pantai mengkuti gelombang menuju pantai. Sementara demikian dulu yang dapat bagikan kali ini. Semoga tulisan singkat ini berguna bagi kerabat perkerisan sekalian. Jika tulisan ini berguna, monggo dibagikan dalam teman atau kolega yang lain. akhir istilah, sekian dulu, matur nuwun & sampai jumpa dalam tulisan selanjutnya.