Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Tulisan ini sebenarnya adalah goresan pena lama aku kepada kompasiana yang aku posting kepada 19 Januari 2013 dan lumayan poly pembacanya. Hingga aku reposting kepada perkerisan ini telah dibaca 60.283 pemirsa.
Dalam reposting sebelumnya sedikit telah kita membincang wacana indera keenam atau sixth sense, sampeyan dapat baca kepada Ulasan Singkat Padat Tentang Indera Keenam. Nah, kepada goresan pena ini aku ajak sampeyan untuk menelisiknya lebih mendalam lagi.
Baik, secara awam setiap manusia semenjak ia lahir telah dibekali indera keenam tanpa kecuali. Siapapun orangnya, nir peduli kepercayaan apapun, bahkan yang tidak beragama sekalipun. Sayangnya, seiring perjalanan kehidupan acapkali mematikan kemampuan bawaan ini. Mematikan dalam hal ini bisa maupun diartikan bersama mangkat suri. Tapi jangan risi, bersama poly sekali cara kita tetap bisa mengasah dan menghidupkannya pergi kemampuan indera keenam yang mangkat suri ini.
Sayangnya, kepada goresan pena kali ini aku nir hendak membahas wacana cara membangkitkan pergi indera keenam yang sedang mangkat suri tersebut, tapi lebih kepada mengajak sampeyan untuk menegenali bahwasanya setiap kita mempunyai indera keenam. Untuk mempersingkat waktu, kita pribadi ke topik utamanya. Tanda-tandanya aku rangkum dibawah ini
Pertama adalah kita penah mengalami mimpi yang kemudian sebagai kenyataan, mimpi tersebut sebenarnya adalah pandangan kita masa yang belum terjadi. Indera keenam kita yang mungkin kalah bersama nafsu duniawi, hanya bisa memperingatkan kita melalui otak dan mewujudkan peringatan tersebut lewat mimpi.
Kedua, pernah mencicipi terdapat sesuatu kepada dekat kita padahal waktu itu kita sendiri, itu mengambarkan waktu itu kita memang nir sendiri, sebenarnya terdapat makhluk lain yang mungkin lebih berdasarkan satu, berada kepada dekat kita. Mereka sebenarnya ingin bertutur sapa bersama kita, akan tetapi kebanyakan berdasarkan mereka justru mempermainkan perasaan kita. Hingga kita jadi merinding. Nah merinding itu sebenarnya adalah wujud berdasarkan proteksi alamiah kita melalui aura yang mengusir tamu yang tidak diundang tadi, semakin besar keberanian kita, maka semakin bertenaga aura kita mengusir mereka, dan rasa merinding tadi pun semakin menghilang.
Ketiga, kepada keadaan tertentu kita merasa terdapat seseorang/sesuatu yang memperhatikan kita. biasanya kepada kasus ini selesainya ditengok, nir terdapat siapapun. Lantas ini apa? Inilah mengambarkan bahwa kita sebenarnya sedang diperhatikan oleh sesuatu, mungkin sanak keluarga yang telah tiada, tetangga kita berdasarkan alam lain, ataupun para pengelana yang sedang singgah kepada dekat kita. Bisa maupun santet atau sebangsanya yang memang kepada kirim untuk kita dan lain sebaginya
Keempat, Dejavu. Artinya seolah-olah pernah mengalami sesuatu moment padahal moment tersebut baru terjadi sekali itu. Yang satu ini sebenarnya adalah bakat istimewa. Beberapa kali aku mengalami hal ini. Awalnya aku nir percaya, akan tetapi selesainya aku mengalami hal luar biasa yang maaf, cukuplah aku yang mengetahuinya, akhirnya aku sebagai luluh dan konfiden bahwa dejavu adalah indera keenam.
Meski dalam sebuah literatur yang pernah aku baca para hali neurologi mengatakan bahwa dejavu adalah kelainan otak yang berpotensi sebagai tanda-tanda kanker, akan tetapi, ilmu pengetahuan nir bisa disejajarkan bersama ilmu jiwa, manakala kalau iptek mengatakan dejavu adalah kelainan otak yang sebagi berpetensi sebagai tanda-tanda kanker dan lain sebagainya..
Ilmu jiwa mengatakan dejavu adalah bagian berdasarkan visi supranatural yang bocor, yang seharusnya nir keluarnamun terpaksa keluar oleh kekuatan bawaan seseorang, yang menciptakan sebuah perasaan yang nir asing lagi bagi kita.
Padahal, senyatanya kita baru mengalami sekali itu. Perasaan tersebut berasal berdasarkan pandangan kita sendiri. sebenarnya peringatan akan tibanya hari itu (dikala dejavu kita rasakan) telah tertangkap oleh indera keenam, indera tersebut sebenarnya mencoba untuk menginformasikan kepada kita, akan tetapi gagal.
Sehingga dikala kita sungguh mengalami hal tersebut, perasaan akan visi tadi meluap-luap hingga kita merasa mengalami suatu kejadian 2 kali. Kesimpulannya, dejavu berati kehendak bebas sang idera keenam untuk menetukan pilihannya, ia nir mau kepada kontrol oleh aturan alam, dan ia menunggu sang pemilik untuk melatih dan membabaskannya berdasarkan tabir belenggu.
Kelima, dikala kita memperhatikan sesuatu tanpa berkedip, kita akan menangkap cahaya yang menyelimuti benda tersebut, akan tetapi selesainya diamati pergi, cahaya tadipun lenyap. Untuk sekedar diketahui bahwa cahaya yang menyelimuti benda padat dalam pandangan kita tersebut adalah aura/prana yang menyelimuti benda itu.
Keenam, pernah melihat sekelebat bayangan, begitu nyata, akan tetapi selesainya disadari, ternyata nir terdapat apapun disekita kita. Saya rasa kepada bagain ini bukan karena diakibatkan ilusi optik atau gangguan mata yang diakibatkan kepada posisi tubuh terhhadap letak pandangan, akan tetapi sekelebat bayangan tadi memanglah tetangga kita yang sedang numpang lewat, kalau psampeyan adalah keliru satu pemilik indera keenam yang mumpuni, sampeyan niscaya tau maksud aku, dan sampeyan pun niscaya maupun memahami, terkadang kamar kita adalah jalan pintas atau jalur masuk ke tempat tinggal mereka, dan terkadang dan kebanyakan sampeyan niscaya kesal, andai saja kamar mandi atau toilet kita dijadikan dapur oleh mereka.
Munculnya sekelebat bayangan tadi sebenarnya adalah visi kita yang berasal berdasarkan celah yang dimiliki oleh tabir penghalang berdasarkan indera keenam. Karena kepada dikala pikiran kita kosong, asa akan nafsu dan keduniawian pun ikut kosong, sebagai akibatnya tabir yang menyelimuti indera tersebut maupun sedikit memiliki celah, contoh kecilnya, dikala kita nonton tv, dan kurang asik bersama acaranya, dikala melamun, dikala murung, dikala bosan dan lain-lain, sekelebat bayangan itu tidak akan terdapat kalau pikiran kita nir dalam keadaan misalnya yang aku sebutkan tadi.
Ketujuh, waktu kita kepada sebuah kesempatan pernah pertama kali bertemu bersama seseorang, kita mencicipi ketidaksukaan/kecocokan yang bersahabat, meskipun kit belum mengenal orang itu. Hal ini ditimbulkan karena danya alarm tidak terlihat berdasarkan indera keenam.
Aura yang kita miliki akan meyatu bersama aura orang yang betemu bersama kita, disaat penyatuan aura tersebut, kalau bisa melihat, akan terjadi relasi, kalau kita memiliki kecocokan, maka rona aura tersebut akan berubah dan melebur sebagai akibatnya terdapat kesan yang hangat dan nyaman misalnya terasa sangat bersahabat, dan kalau kebalikannya, maka akan terjadi tolak-menolak layaknya medan magnet hingga kita mersakan gerah dan kurang nyaman. Jadi, kalau sampeyan merasa nir suka bersama orang yang belum kita kenal, maka bisa jadi orang tersebut maupun mencicipi hal yang sama, hal ini bisa sebagai bahan pertimbangan kita bahan pertimbangan untuk mencari pasangan hayati atau rekan bisnis.
Kedelapan, pernah mengalami mangkat suri. Fenomena mangkat suru sebenarnya adalah aksi gagal jantung sementara, karena kondisi tertentu, jantung yang tadinya berhenti sejenak akhirnya bisa berdetak pergi, tanggal berdasarkan unsur ilmiah, mangkat suri adalah anugrah serta keajaiban. Pengalaman ini aku tulis kepada perkerisan ini. Baca selengkapnya kepada Pengalaman Separuh Mati.
Kesembilan, merakan akan kehadirab seseorang atau sesuatu apdahalbelum terdapat tanda fisik akan kedatangan tersebut.
Yang terakhir, meski sebenarnya masih terdapat tanda-tanda yang lainnya, misalnya pandangan-pandangan kita wacana sebuah kejadian disertai rasa pening, keyakinan yang teramat bertenaga wacana siap pencuri barang yang hilang, keyakinan bertenaga wacana letak pososo suatu benda yang bahkan kita nir tau benda apa yang terdapat kepada situ
Nah, kalau nir kita mencicipi satupun berdasarkan kriteria diatas, berati indera keenam kita sungguh tertutup oleh urusan duniawi, mugkin maupun problem keyakinan kita, atau faham idealis yang kita anut. Ruginya, karena kita kehilangan keliru satu berdasarkan hak milik kita tersebut. Nuwun.