Gua yg terletak di desa Rengel, Kec. Rengel, Kab. Tuban ini memiliki pesona alam yg indah. Bebatuan yg terbentuk secara alami mampu mengundang decak kagum kita. Sementara itu jembatan kecil yg berfungsi sebagai penghubung antara wilayah barat dan timur gua, membuat puas menjelajahi panorama gua dengan mata telanjang. Yang lebih menarik lagi, kebebasan mandi di peredaran air yg menghubungkan gua dengan sungai.
Hanya saja , menurut seorang petugas yg berjaga disana, terdapat beberapa pantangan yg sudah turun temurun harus dipatuhi. Yang sempurna untuk menjaga kelestariannya maka dilarang keras ganggu apa saja yg terdapat di dalam dan luar gua. Selain itu, tidak boleh mengambil dan makan ikan Bader yg terdapat di gua. Begitupun pada beberapa hewan yg lain mirip kelelawar dan bulus putih (sejenis kura-kura).
Cerita menarik yg melatarblakangi keberadaan gua Ngerong ini menurut penduduk setempat yg sempat penulis temui, cerita yg berkembang berasal mulut ke mulut keberadaan gua Ngerong ini, dulu merupakan hanya sebongkah batu besar yg terletak ditengah hutan belantara. Kemudian muncul ular besar yg konon bertapa berpuluh tahun lamanya. Nah, ular tersebut diyakini masyarakat Desa rengel sebagai jelmaan orang yg sedang lelaku mencari ilmu. Hanya saja, ketika penulis mencoba pertanyakan siapa orang tersebut, mereka tidak tahu.
Tempat ular tersebut bertapa tersebutlah yg tiba-tiba terbuka sebagai pintu masuk ke dalam gua, mirip yg kita lihat sekarang ini. dengan meninggalkan bekas yg menempel di dinding bagian atas. Jelas terlihat bentuk badan ular yg melingkar.
Berkaitan dengan cerita tersebut, mambawa keyakinan masyarakat akan keangkeran Gua Ngerong. Seperti halnya dengan keberadaan ikan Bader Bang. Disebut demikian karena pada bagian ekor dan matanya berwarna merah. Dan uniknya, jumlahnya bisa berubah-rubah. Kadangkala mencapai ribuan dan pada saat yg lain jumlahnya hanya Cuma beberapa ekor saja.
Bagi masyarakat lebih kurang, meeskipun muncul banyak ikan bader, kalaupun akan ditangkap sangat mudah, namun mereka tak akan berani mengambil. Apalagi untuk dimakan, karena pernah terjadi kejadian aneh imbas perbuatan ceroboh yg dilakukan seorang warga terhadap ikan tersebut. Ketika menangkap ikan dan dibawa pulang untuk dijadikan lauk makan. Tidak berlangsung lama setelah memakan ikan, tiba-tiba muncul bencana petaka hingga mencabut nyawanya. Orang tersebut meninggal dengan perut mengembang!
Selain dengan keberadaan ikan bader bang dan kelelawar terdapat juga beberapa bulus putih. Bulus ini akan muncul pada hari-hari tertentu. Biasanya di malam jumat pahing. Anehnya, kalau di panggil juru kunci gua akan muncul berasal dalam air. Hanya saja semenjak kematian si Bejo (nama satu bulus) yg menjadi pimpinan mati tahun 2001 silam untuk memanggil buluis-bulus itu sulit dilakukan.
Puncak berasal keramaian di Goa Ngerong ini sendiri jatuh pada bulan suro pada penanggalan Jawa pada hari Minggu Kliwon, dimana pada hari tersebut diadakan tirakatan akbar dan di ramaikan dengan hiburan wayang kulit. Dan lakon yg dimainkan pada pagelaran wayang tersebut sempurna mengambil lakon yg berkaitan dengan nama kera, semisal. Hanoman, Sugriwa, Subali. Maka berasal itu di lokasi Goa Ngerong ini terdapat sebuah patung Hanoman.
Lokasi obyek wisata Goa Ngerong ini terletak persis dipinggir jalan poros yg menghubungkan Rengel dan Bojonegoro. Akhir istilah daripada penasaran silahkan langsung menuju lokasimatur suwun,,,