Kota Gresik, Jawa Timur adalah salah satu kota industrialisasi pada Indonesia & Jawa Timur pada khususnya. Namun pada balik seluruh itu masyarakat kota Gresik maupun lekat & kental menggunakan perbedaan makna religi. Selain sebab eksistensi dua makam anggota Wali Songo yaitu, Syekh Maulana Malik Ibrahim & Sunan Giri, pada kota industri ini maupun masih timbul dua makam saudagar wanita penyebar kepercayaan. Kedua makam tadi adalah makam Siti Fatimah binti Maimun yang dikenal menggunakan nama lain Dewi Retno Swari atau makam Kubur Panjang. Satu blog lainnya adalah Makam Nyai Ageng Pinatih.
Kedua wanita yang makamnya tak pernah sepi pengunjung ini, semasa hidupnya memang dikenal sebagai wanita yang ikut berperan dalam penyebaran kepercayaan khususnya pada daerah Gresik. Selain sebagai penyebar kepercayaan, keduanya dikenal sebagai saudagar perdagangan yang kredibel & melalui aktivitas berdagang itulah keduanya maupun menyebarkan kepercayaan Islam.
Kedua wanita yang makamnya tak pernah sepi pengunjung ini, semasa hidupnya memang dikenal sebagai wanita yang ikut berperan dalam penyebaran kepercayaan khususnya pada daerah Gresik. Selain sebagai penyebar kepercayaan, keduanya dikenal sebagai saudagar perdagangan yang kredibel & melalui aktivitas berdagang itulah keduanya maupun menyebarkan kepercayaan Islam. Maka, tak salah rupanya andai saja wanita ini dianggap-sebut wanita paling kaya kala itu.
Siti fatimah putri pasangan maimun yang berasal menurut Iran & Dewi Aminah yang berasal menurut Aceh. Siti fatimah yang pada tanah Jawa dikenal menggunakan sebutan Dewi Retno Swari, dilahirkan pada tahun 1064 Masehi.
Ketika menginjak usia remaja, dia telah memiliki kepandaian berdagang & dikenal sebagai saudagar wanita terkaya kala itu mengikuti jejak perjalanan ayah & ibunya ke tanah Jawa. Mereka bertiga medaratkan perahu mereka pada daerah desa Leran kecamatan Manyar, sekitar 10 kilometer arah barat kota Gresik menggunakan melewati jalur pantura.
Dikisahkan, waktu itu siti fatimah yang memiliki kepandaian sebagai saudagar mulailah melakukan perdagangan barang-barang sampai sampai ke daerah pusat kerajaan majapahit yang waktu itu konon pada perintah sang Prabu Brawijaya. Sambil berdagang, Siti fatimah maupun menyebarkan kepercayaan Islam. Seperti yang diceritakan H. Hasyim Ali juru kunci makam panjang.
Kurang lebih setahun Siti Fatimah berdagang pada pusat kerajaan Majapahit & akhirnya balik ke Leran. Namun malang, sekembalinya Siti Fatimah menurut berdagang tadi berbarengan menggunakan musibah pagebluk pada desa Leran. Banyak yang meninggal yang akan terjadi pagebkuk tadi, termasuk yang akhirnya menjadi korban meninggal adalah Siti Fatimah menggunakan dua belas pengikut setianya.
Prabu Brawijaya yang konon mendengar isu tentang kematian saudagar wanita & pengikutnya itu, kemudian membangunkan bangunan cungkup berbentuk candi. Meski telah mengalami perbaikan & renovasi, blog berbentuk candi itu permanen terawat baik sampai kini.
Dalam cungkup yang pada dalamnya masih timbul makam Nyai Fatimah menggunakan pengikutnya yang berjumlah empat orang yaitu puti Kamboja, Kuching, Keling & Seruni. Kerabat & pengikut lainnya yang berjumlah tujuh orang pria, makamnya masih timbul pada luar cungkup.
Yang menarik menurut bangunan cungkup berbentuk candi pada desa Leran Gresik ini, merupakan blog tertua pada Gresik sebab keberadaannya telah berdiri lebih awal sebelum masa penyebaran & pengembangan kepercayaan islam yang dilakukan sang Syekh Maulana Malik Ibrahim & Sunan Giri yang dikenal sebagai figur yang disegani pada antara para Wali Sanga itu.
Akhir istilah nisbi sekian dulu catatan kecil menurut wisata religi kali ini, semoga menambah wawasan buat kita seluruh. Amiin. maturnuwun