Dunia Keris Tulisan ini artinya lanjutan dari tulisan sebelumnya. Kerabat perkerisan yg belum sempat membacanya dapat baca lebih dahuludisiniagar lebih mudah memahami apa yg akan saya ulas kali ini. Aika kepada tulisan sebelumnya perihal bagaimana cara kita mengenal jasmani & rohani. Sebagai terusan belum lengkap kiranya jikalau kita belum dapat mengakses perasaan hati. Perasaan hati yg mana yg kita akses, yakni perasaan hati yg orisinal, bukan palsu. Apakah terdapat kepalsuan hati? Ada. Tapi ini jikalau kita tidak melalui akses pertama & akses ke 2, yakni mencicipi badan kita sendiri & mencicipi paras atau rupa kita sendiri.
Apakah itu dapat terjadi? Sebenarnya tidak akan pernah terjadi jikalau telah melalui akses pertama & akses ke 2. Karena badan kita artinya benda yg paling jujur. Dia sedia & tidak akan pernah ingkar atas perintah batin kita. Kita ajak makan tubuh melakukannya, kita ajak berjalan tubuh melakukannya, kita ajak tidur tubuhpun akan turut serta. Inilah kejujuran. Begitu juga menggunakan paras, kemanapun kita menghadap, itulah paras kita yg orisinal. Baik menghadap pejabat bahkan menghadap Tuhan Sang Pencipta sekalipun itulah paras kita.
Jadi batinlah yg dapat dusta jikalau tidak biasa diakses menggunakan benda yg jujur mirip badan atau jasmani serta paras kita itu. Jadi kepalsuan perasaan hati dapat saja terjadi jikalau tidak biasa & tidak pernah mengakses ke 2 benda yg paling jujur kepada tubuh kita itu, yakni badan jasmani & paras kita. Saya tidak minta pembenaran kepada hipotesa saya kepada narasi diatas? Silahkan kerabat perkerisan jabarkan sendiri pertanyaan saya ini.Selanjutnya, dimanakah perasaan hati yg orisinal itu dapat didapat? Setelah kerabat perkerisan melalui dua langkah akses diatas, menggunakan mudah kita akan melalui metode lanjutan ini.
Terdapat perbedaan yg mendasar antara faktor melihat menggunakan mencicipi. Kita tidak pernah dapat melihat tubuh kita menggunakan mata jahir kita. Kita juga tidak dapat melihat paras kita secara konkret. Tapi kita telah sempurna dapat mencicipi keduanya.Didalam cara ini, faktor melihat bukan berarti melihat menggunakan mata biasa. Tapi melihat menggunakan pandangan batin. Artinya melihat yg implisit, bukan yg tersurat. Atau melihat makna bukan melihat benda yg berwujud. Atau melihat isi, bukan melihat kulit luarnya.
Begitulah letaknya perbedaan antara melihat & mencicipi. Orang lain hanya dapat melihat kita dari luarnya saja. Mereka dapat melihat seluruh tubuh & paras kita. Tapi mereka tidak mungkin mencicipi keberadaan tubuh & paras kita.Maka dari itu faktor mencicipi ini bersipat langsung & lebih misteri. Hanya kita sendiri yg dapat mengetahui misteri di balik tubuh & paras kita itu. Sebab diri kita yg lahir hanya bergantung kepada diri kita yg batin. Diri kita yg batin itulah makna diri yangkita sebenarnya. Semua potensi kita berawal dari diri kita yg batin. Karena sesungguhnya diri kita yg lahir tidak sanggup menciptakan apapun tanpa kekuatan diri kita yg batin.
Oleh karena itu kemampuan buat mengenal & menguasai diri anda yg batin sangat menentukan buat mengeksploitasi seluruh potensi & kekuatan menjadi pembeda abadi anda menggunakan orang lainnya. Untuk sementara sekian dulu. mohon maaf jikalau banyak kekurangan. Maturnuwun