Dunia Keris – Selamat datang kerabat perkerisan. Memang, demam batu yg menjangkit penghuni negeri ini sudah berlalu. Namun, jikalau kita telisik lebih jauh, ternyata para pecinta batu-batu mulia sudah terdapat sejak jaman dahulu kala. Kembali lagi tentang demam batu aji yg pernah menjangkit tersebut. Umumnya, dalam hal ini orang yg belum mendapatkan imunisasi, manakala terserang demam yg satu ini tidak sedikit yg memercayai bahwa dibalik estetika corak serta mempunyai motif yg unik terdapat tuah magis disebalik itu.
Namun dalam goresan pena kali ini, aku tidak ingin membicang tentang demam batu aji tersebut lebih jauh. Toh semua sudah berlalu. Meski dalam sentra-sentra batu permata tidak kehilangan pamornya, lantaran pecinta batu permata ini tampaknya tidak tergerus waktu.
Kisanak tentu tidak asing dengan satu kata vital yg aku pakai dalam tajug di atas, terlebih sampeyan adalah penggemar batuan tulen. Ya, Mirah atau Ruby. Tentu pula kisanak tahu, bahwa si Mirah atau Ruby ini adalah batu yg paling dihargai dalam mayapada perbatuan. Tidak terdapat batuan atau permata lain yg lebih mulia menurut si Mirah.
Dalam poly sekali literasi, si Mirah ini adalah menjadi perlambang gairah serta asmara. Batu Mirah pula adalah simbol keberanian serta keteguhan hati, senada dengan penampakan wujudnya yg misalnya bara barah itu. Tidak hanya berhenti sampai di sini, bagi yg mempercayainya, rupanya si Mirah ini memiliki kelebihan lain disamping estetika yg tampak sang mata.
Pada masa lalu batu Ruby atau Mirah ini diyakini menjadi alternatif menjadi penawar racun, menghindarkan orang menurut wabah penyakit, untuk terhindar menurut duka, serta beberapa manfaat lain. Bahkan sebagian orang konfiden bahwa si Mirah dapat digunakan menjadi perantara akan virtual yg diinginkan, meramal atau mendapatkan keberuntungan dalam spekulasi usaha atau mendapatkan cinta seseorang. Maka tidak mengherankan jikalau kemudian berakibat batu jenis ini harganya mencengangkan.
Ruby di Indonesia seringkali pula dikenal menjadi batu Mirah Delima. Kualitas terbaik menurut batu yg seringkali dijuluki pigeon blood-red ini ditemukan di Mogok Valley, Myanmar. Kawasan itu memang telah berabad-abad lamanya dikenal orang menjadi wilayah penghasil Ruby dengan kualitas tinggi. Batu Ruby berwarna merah darah yg ditemukan di wilayah itu sangat memukau sampai menjadi incaran para kolektor batu permata. Karenanya, terdapat julukan pigeon blood-red untuk menandai kualitas warna merah batu Ruby menurut Mogok Valley yg sangat digemari poly orang tersebut.
Ruby adalah varietas paling berharga menurut grup batu korundum. Seperti batu permata merah lainnya dia pula dikenal menjadi carbunculus yg berarti batu bara mini atau bara barah. Ruby adalah satu diantara empat batu permata utama selain Berlian [diamond], Safir, serta Zamrud. Golongan trah korondum ini golongan 9 dalam skala Mohs. Batu dalam trah inilah yg paling keras di mayapada.
Ruby serta Safir hakekatnya masih saudara sekandung menurut keluarga mineral korondum atau corundum. Corundum sendiri berasal menurut kata indian kuno corund yg dapat diartikan mineral atau permata. Batu permata biasanya dievaluasi dengan 4 C, Clear (jelas atau bening), Colour (warna nisbi), Carat (berukuran nisbi), Crystal (kristal). Nah, jikalau empat komponen tersebut terpenuhi sang batuan jenis Ruby serta Safir harganya dapat lebih mahal daripada berlian.
Balik lagi tentang saudara sekandung, antara Ruby serta Safir. Yang terlahir dengan warna merah, baik yg relatif coklat maupun keunguan, inilah yg dinamakan Ruby atau Mirah. Sementara keluarga trah korondum yg berwarna lain, itulah si Safir.
Kadar transarasi Ruby pula bervariasi, mulai transaparan sampai opak (rubi-daging), dengan strata harga yg bhineka pula. Nah, kalau bicara persoalan harga batu-permata, jenis Ruby inilah salah-satu yg paling mahal harganya didunia. Ruby dalam kelas wahid yg berbobot lebih menurut 10 karat dievaluasi sampai Rp 26.0000,000.00 per karat melebihi harga intan yg setara kualitas serta ukurannya.
Ruby jarang ditemukan sempurna di alam – alasan mengapa poly yg harus melewati heat-treatment untuk mencerahkan warna atau menaikkan kejernihannya. Peningkatan panas yg permanen adalah proses yg stabil. Beberapa Ruby pula memiliki patahan permukaan atau lubang, yg kemudian diisi dengan bahan kaca untuk memperbaiki penampilan mereka.
Isian ini sangat abrasif, dapat pecah, jatuh keluar atau keluar menurut waktu ke waktu jikalau terkena panas. Metode pembersihan yg paling kondusif untuk ruby adalah dengan menggunakan air sabun (atau pelarut komersial ringan) serta kuas.
Faktor yg paling vital untuk dipertimbangkan ketika membeli si Mirah ini adalah warna. Si Mirah ini hadir dalam poly sekali warna mulai menurut ungu serta merah kebiruan sampai oranye-merah. Seperti safir, terdapat pula Ruby atau si Mirah transparan yg dapat menampilkan enam-titik bintang jikalau potongan batunya dibuat halus.
Akhirnya, kita sampai dalam penghujung goresan pena ini. Ternyata dibalik kemilau yg dibalut mitos tuas mistis si Mirah atau Ruby ini, satu hal yg absolut adalah harganya yg mahal. Tentu lantaran mahalnya inilah secara tidak tertentu manakala menggunakan perhiasan yg bertatahkan Ruby akan menimbulkan rasa percaya diri akan tumbuh dengan sendirinya. Sementara sekian dulu kisanak, selamat berakhir pekan serta sampai jumpa dalam goresan pena selanjutnya. Nuwun.